Ajari Gue!! My Dosen, And My...

By StorynyaLan

30.1K 3.2K 4.1K

"Jangan menyentuh aku ya? Hmm aku tau, Bapak ini suami aku tapi ingat kalau kita nggak kenal!!" _ _ _ _ _ _ _... More

01. Tidak sengaja
02. Salah Paham
03. Klarifikasi
04. Wedding Day
05. kasih Paham
06. Mampus
07. Lebih Baik Diam
08. Yandere
09. Jangan Mulai
10. Janji
11. Pasar Malam
12. Udah Janji Loh
14. Telat
15. Marah
16. Main Pertama
17. Jabanin
18. Perbaiki atau Akhiri ?
19. Edrean Benar-benar Yandere
20. Rasa Tak Menentu
21. Bertahan sakit! tak bertahan sulit!
22. Keputusan gue!
23. Lah Kok Kayak Gini?
24. Biarkanlah bahagia
25. Amarah Edrean
26. Serius Freya pergi?
27. Lah kok gini??

13. Kok Cem Sih?

810 116 88
By StorynyaLan

Sabarkan hati hamba ya Allah, punya laki Dosen itu harus siap jiwa ke binian.

Tapi dia siapa gue coba? Sampai-sampai gue cemburu kayak gini?

Cie yang mulai tanda-tanda, khmm nih. Hehehehe.

"Pak, ada waktu nggak? Kencan bareng ya? Eh, maksudnya kenalan lebih jauh." Ucap Mahasiswi centil.

Woy, bininya sedang ada disampingnya loh. Kok gue nyamuk sih!

"Boleh" Pak Edrean tersenyum manis.

Astaghfirullah, ya Allah lebih baik ribut daripada akur yang hanya bisa memberikan luka.

"Pak Edrean kapan bisanya?" tanya Mahasiswi itu.

"Dua puluh empat jam selalu bisa" jawab Pak Edrean yang membuat jiwa kebinian gue ingin menoyor kepalanya.

"Sabar Frey, sabar. Ingat papais di rumah!" gumam gue berusaha bersabar.

"Oke Pak, kalau begitu sekarang bisa nggak, setelah pulang kuliah?" sambunya lagi manis.

"Bisa" jawab enteng Pak Edrean.

Woy, gue pulangnya kayak gimana? Ya Allah, gue juga harus mencari laki lain nih kalau dia punya cewek lain.

Mahasiswi itu tersenyum sangat manis. "Terimakasih, Pak" Mahasiswi itu berpamitan pakai bahasa isyarat.

"Dasar Tante ketemu Om langsung akur!" sindir gue malas.

"Cie yang cemburu lakinya ditempel sama cewek lain. Mangkanya kasih haknya sebelum usia suami kamu belum nambah!" ucap Pak Rafandra seraya pergi meninggalkan gue.

"Anjim, babiz, sentan," jarit gue tertekan.

Gue melanjutkan perjalanan menuju ruangan gue. "dua puluh tujuh tahun kalau menunggu 2 tahun berarti usia Mas Edrean dua puluh sembilan tahun? What? Apakah bisa muasin gue? Nafasnya berakhir! Gue jadi janda dong?" ucap gue dalam hati. "Kalau jadi janda berarti gue bisa menikmati masa muda gue dong?" lanjut gue dalam hati sambil melukis senyum bahagia.

Seketika pikiran gue buyar dengan usia gue yang masih muda atau tua sih. "Jadi usia gue dua puluh empat tahun dong? Kenapa nggak gue kuliahnya pas ngeberojol sih. Biar jadi pengusahawan termuda diusia dini!"

━─━────༺༻────━─━

Suara nyamuk kayak gimana sih? Bukannya pulang kuliah langsung kerumah ini malah jadi babu Tuan Edrean.

"Bawa!" perintah Mahasiswi itu.

"Ini juga!" sambung Pak Edrean yang harus gue panggil Mas karena bukan area kampus.

"Woy, enak banget lo berdua jadi majikan!" gue melempar semuanya yang ada di tangan gue, nggak termasuk barang bawaan gue.

"Eh, lo!" Mahasiswi itu menyorot tajam.

"Eh, lo juga!" gue nggak kalah dari dia. "Gue itu bukan ART lo. Ingat itu!" gue pergi meninggalkan mereka dengan santai.

Eh, tapi kayaknya nggak jadi deh soalnya gue takut Mas Edrean ketempelan setan.

"Gue harus balik lagi walaupun harus jadi nyamuk, asalkan laki gue nggak berpaling. Bagaimanapun dia juga laki gue, bukan laki tetangga gue." Ucap gue seraya berjalan.

Setibanya di tempat, gue bingung mau nyari Mas Edrean kemana. "Bukannya tadi disini ya?" gue menggaruk kepala yang nggak gatal sih. "Jangan-jangan dia setannya Mas Edrean dan ceweknya juga!" pikiran gue melantur.

━─━────༺༻────━─━

Gue capek selama 2 jam harus mencari Mas Edrean mengelilingi tempat belanja yang sayangnya nihil. Daripada mencari lebih baik gue pulang aja, lebih baik dan lebih bagus kan?

"Mas?" panggil gue membuka pintu kamar. Gue melihat ke sekeliling.

Gue berjalan menuju kamar mandi. "Mas?" gue melihat isi dari kamar mandi yang kosong tak berpenghuni.

"Gue harus cari kemana?" ucap gue kesalnya segudang seraya menghubungi Mas Edrean.

Gue mendingan rebahan daripada nggak jelas kayak gini. Masa bodo mau kecangkol cewek yang lain juga, yang penting gue bahagia.

Nggak lama tangan yang kekar memeluk gue dengan sangat manja.

"Tolong...!" teriak gue yang langsung di bekap oleh Mas Edrean.

"Ini laki lo, Frey!" decak sebal Mas Edrean.

Gue langsung menggigit tangannya dan langsung menghempaskannya.

"Sakit, sayang" Mas Edrean merintih kesakitan.

"BODO...!" jawab gue ketus.

Hening!

Gue rasanya butuh oksigen walaupun jangkrik, tapi pelukan Mas Edrean yang membuat gue sesak.

"Mas tadi habis dimana?" tanya gue memecahkan keheningan yang terjadi.

"Ngamar dulu, main skidipapap terus pulang!" jawab halu Mas Edrean.

"Kok sebentar?" tanya gue lagi yang membuat Mas Edrean kesal.

"Lanjutinnya, sama Adek" Mas Edrean tersenyum mesum.

Gue berdecak ogah, buat apa gue jadi pelampiasan dia sesaat, lebih baik gue tidur.

"Cepetan Mas jawab, Mas tadi kemana? Aku nyariin Mas loh selama dua jam. Tapi nggak ketemu-temu!" ucap gue kesal bin malas.

"Pas Adek keluar, Mas juga keluar. Mas kira adek belum jauh, setelah Mas liat sepanjang jalan, Adek nggak ada. Ya, sudah lebih baik Mas kerumah orang tua Mas dulu sebelum pulang. Eh, setelah di rumah, malah Adrean nyuruh bantuin ngerjain tugasnya." Penjelas Mas Edrean yang membuat gue mencibirnya dalam hati.

"Oh" jawab gue singkat.

Mas Edrean mengeluarkan sesuatu di saku celananya. "Nih," Mas Edrean mengasihkan bungkus nasi.

"Aku udah makan" jawab gue menolak.

"Buka aja" Mas Edrean menatap gue serius.

Gue membukanya dengan pelan-pelan dan ternyata? Waw bagus banget.

"Kok diperaktekin" gue cemberut.

"Kenapa Mas selalu salah sih di mata Adek!" Mas Edrean berdecak sebal.

Gue menatapnya nggak ngerti, maksudnya apa?

"Giliran Mas bungkusnya pakai pelastik, katanya nggak sekalian aja pake kertas nasi dan sekarang pakai kertas nasi, Adek bilangnya kok dipraktekin. Mau Adek itu apaan? Mas pusing kalau lama kelaan kamu kayak gini. Banyak maunya!" ucap Mas Edrean menahan marahnya.

Gue memeluknya dengan manja walaupun nggak sudi sih. "Maaf bukan kayak gitu, hm aku mau yang romantis bisakan?" gue tersenyum manis.

"Yaudah, Adek sukakan kalungnya?" tanya Mas Edrean pasrah.

"Bagus tapi nggak sekalian?" gue terkekeh karena wajah Mas Edrean mulai horor. "Nggak sekalian dipasangin?" gue berkilah daripada urusannya panjang.

Mas Edrean memakaikannya dengan romanstis seperti yang gue mau.

"Ternyata Yandere bisa kiyut juga ya?" tanya gue yang membuat Mas Edrean menahan tawa.

Mas Edrean memeluk gue dengan manja sambil merabah? Skip aja ya? Yang pasti tuh tangan gue pukul karena nakal.


-ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈



Dari atas sampai bawah pasti kalian geregetan ya sama Ayang doi dari Imam sekaligus Dosen dunia-akhirat gue. Hahahaha, bukan maksud gue bikin lo gedeg tapi emang gue niat bikin lo naik tensi dulu.

Btw CAST-Nya di part selanjutnya ya?  Maaf banget ini mah, dari awal yang bilangnya PEMUDA ITU sampai sekarang masih saja membuat kalian penasaran.

Cie ngambek .... Yowis ajolah, gue mah ngalah ae. Maaf ya jika dibawa suasan dalam cerita gue.

Oh iya, kalian mau tahukan? Apa yang Mas Edrean berikan ke gue tadi? Hayo, ada yang sudah menebak-nebaknya nggak? Hmmm, apaan hayo?

Tuh yang diatas, gue sudah mengasih tahu ke lu. Walaupun cara memberinya nggak romantis sih, tapi ini pemberian yang bener-bener kiyut.

Kata-kata buat Mas Edrean 'MAU LAGI BOLEH NGGAK?' hmmm, 'ADA CINCINNYA JUGA NGGAK?' keknya gue matre deh?! Hiks  ... hiks  ...

ˋˏ✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 109K 71
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
1.8M 133K 86
Namanya Aqilah, gadis biasa-biasa saja yang tiba-tiba menjadi Antagonis dalam novel. Mengetahui dirinya menjadi antagonis, bukannya bersiap dan memb...
2.4M 236K 75
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
244K 18.6K 46
Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghancurkan rumah tangga orang lain adalah sua...