20. Rasa Tak Menentu

646 90 45
                                    

"Tapi Ayah!" rengek gue membantah.

"Nggak ada tapi-tapian! Ingat Frey, inikan yang kamu mau di hari kejadian itu? Jadi kamu harus memperbaiki semuanya! Lagi pula suami kamu itu benar, karena kamu yang salah!" nasehat Ayah yang nggak adil bagi gue sebagai seorang anaknya.

"Ayah, jangan kayak gitu sama anak sendiri!" Mama membela gue.

Tangan Ayah mengisyaratkan kepada Mama supaya tidak ikut campur dengan urusan rumah tangga gue.

Gue mau ngomong, tiba-tiba seseorang memeluk gue dari belakang. Hembusan nafasnya terasa di pundak gue, yang membuat gue seketika merasa tenang. Tangan yang kekar begitu erat memeluk gue sampai-sampai orang tua gue tersenyum.

"Maaf?" ucap orang itu di belakang gue.

Gue hanya berusaha menenangkan diri gue. "Mas," gue memejamkan mata dengan kuat supaya tidak nangis.

Mas Edrean langsung membalikan tubuh gue ke hadapannya dan dengan cepat memeluk gue lagi.

"Hukum aku, Frey!" Mas Edrean merengek dan pasrah.

Air mata yang tak kuat gue tahan, akhirnya kini terjun bebas membasahi wajah gue. Mas Edrean menghapus air mata gue dengan perasaan kasih dan sayang.

"Jangan nangis ya? Aku mohon!" Mas Edrean menenangkan gue.

Gue memeluk Mas Edrean dengan sangat-sangat aneh. Mungkin gue mencintainya atau ?

"Sudah Frey, sudah" Mas Edrean menenangkan gue sampai tenang.

"Frey, disini ada suami kamu. Sebaiknya kamu ungkapkan semuanya dari yang kamu mau, sampai dari apa yang kamu tidak mau." Kata Ayah.

Ambil nafas dalam-dalam dan buang, gue berusaha tenang dan tenang. Dan gue siap untuk berterus terang.

"Mas," gue tertunduk. "Aku ingin hari-hari kita bahagia. Disaat aku ingin memperbaiki semuanya, kenapa Mas kayak aku! Tadi, soal jendela rumah aku pecahin .... "

Mas Edrean langsung menyuruh gue untuk tidak melanjutkannya. "Usst.... Jangan di pikirkan tentang jendela rumah. Emang aku yang salah, karena telah mengunci kamu dari dalam dan membuat kamu telat ke kampus. Setibanya kamu di kampus, malah ketinggalan mata pelajaran yang akan kamu pelajari. Maafkan aku ya?" Mas Edrean meluk gue dan jawaban gue yaitu menganggukan kepala.

━─━────༺༻────━─━

Permasalahan gue dengan Mas Edrean berakhir, karena Ayah memberikan nasehat yang positif buat rumah tangga gue.

Sekarang gue dan Mas Edrean kembali lagi ke kampus. Sepanjang perjalanan hanya suara musik di dalam mobil Mas Edrean, yang memecahkan keheningan.

Gue harap Mas Edrean paham tapi kayaknya, Mas Edrean pura-pura paham atau cuman bersandiwarah? Gue bingung. Intinya jangan sampai bertengkar lagi.

Setibanya di kampus, gue menatap Mas Edrean datar tapi Mas Edrean tidak menatap gue. Mas Edrean keluar dari dalam mobil dan meninggalkan gue, yang masih di dalam mobilnya.

Gue menutup mata sambil menyandarkan diri gue supaya tenang. "Kenapa kayak gini lagi?"

"Kayak gini lagi?" Mas Edrean mengangkat sebelah alisnya. Gue langsung menoleh ke arah kiri gue, yang nggak lain pintu mobil. "Maksudnya?" sambung Mas Edrean.

Gue dengan cepat mengedip-ngedipkan mata, sedangkan Mas Edrean terkekeh kecil.

"Silahkan, Ratu ku yang tersayang" Mas Edrean bertingkah laku layaknya seorang? Entahlah, seorang Raja atau seorang Prajurit atau seorang Pengawal. Hahahaha, intinya kiyut banget.

Pipi gue merona di saat Mas Edrean memperlakukan gue kayak gini. Antara lebay dan kiyut sih, karena masa iya gue keluar dari mobil di perlakukan kayak gitu.

Gue keluar dari mobil secara perlahan-lahan, tiba-tiba. "Freya...!" teriak Ririn memanggil.

Gue terkejut dan gue tersandung. Untung aja Mas Edrean langsung menangkap tubuh gue, kalau nggak auto sakit dan auto malu.

Mata gue tidak bisa teralihkan, tatapannya bener-bener nyata, pipi gue langsung merona, detak jantung gue tidak bisa dikendalikan, dan nafas gue sama Mas Edrean bersatu.

Cukup lama adegan yang nggak sengaja itu, sampai-sampai Ririn terperangah dan mati gue, selain Ririn yang melihatnya, ternyata tukang ghibah ada di tempat.

"Eh, liatin apa?" tepuk Mesha di pundak Ririn, karena tidak ada sautan dari Ririn. Mesha mengikuti arah pandangan Ririn, yang terhenti di gue dan Mas Edrean eh maksudnya Pak Edrean.

Mesha nggak nyangka dengan apa yang dilihatnya, sampai-sampai Mesha akan membuat perhitungan.

Mas Edrean tersenyum dan gue kembali ke adaan semula.

"Hati-hati mangkanya, sayang" ucap Mas Edrean yang membuat mereka semakin penasaran.

━─━────༺༻────━─━

Di dalam kelas, benar saja kalau Mesha menggibah tentang gue. Padahal di depan ada Dosen dan siap-siap aja untuk di hukum.

Buku tebal siap meluncur ke meja Mesha yang di belakang Ririn.

Bruk...!

"Mampus!" gumam gue bahagia.

"Cepat maju!" perintah Pak Dosen Samuel.

Mesha dengan perasaan kesal langsung maju. "Maaf, Pak" Mesha tertunduk.

"Maaf-maaf kamu itu ya!" Pak Dosen Samuel bernada tinggi. "Cepat bersihkan toilet sampai jam pulang!" lanjut Pak Dosen Samuel, yang membuat gue bahagia.

Mesha keluar dari kelas, sedangkan yang lain lanjut belajar sampai jam pulang tiba.

━─━────༺༻────━─━

Sore ku cerah, ku gendong tas selempang ku, di hati, hahahaha.

"Eh, ada Kakak Ipar" ucap Adrean dan langsung gue bekap.

"Mulut lo, Kak!" kesel gue ditahan.

"Lepas Frey ...!" Adrean mengibaskan tangan gue.

Kenapa gue jadi bingung ya? Bilang ke Adrean, Kakak atau nama atau Adik? Sungguh dunia penuh sekali drama kehidupan.

"Sakit, anak babi!" gue menendang kaki Adrean.

"Mulut lo, Dek!" Adrean kesal.

Gue mengakhiri perdebatan gue dengan Adrean. "Eh btw, adik ipar gue atau Kakting gue. Liat Kakak Dosen lo nggak?" tanya gue yang di acuhkan. "Emang lo makan hati jadi orang itu!" gue menendang kaki Adrean dan pergi begitu saja untuk mencari Dosen gue, yang nggak tau kemana perginya.

"Seandainya Frey .... Lo tau dulu, sebelum menikah dengan Abang gue!" ucap Adrean yang membuat dadanya sakit.

━─━────༺༻────━─━

Wah 😲 maksud dari Adrean itu apa? Jangan-jangan 🤭 ada yang sepaham nggak maksud dari Adrean itu apa? Yang tau komen aja ya 😎

' ' '

Aku mau nanya nih 😁 kalian setuju nggak jika Freya dan Edrean. Aku cantumin akun Instagram-Nya? Gimana ada yang setuju nggak buat AJARI GUE, MY DOSEN AND MY IMAM. Jika tokohnya yang tadi diatas mencantumkan akunnya? 😂

Ajari Gue!! My Dosen, And My Imam (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang