Claire [COMPLETED]

By yeaaudry

353K 65.6K 17.7K

Sejak bertemu dengan dia, hidup Claire menjadi tidak tenang karena terus diganggu. Dan parahnya tidak ada yan... More

Claire'01
Claire'02
Claire'03
Claire'04
Claire'05
Claire'06
Claire'07
Claire'08
Claire'09
Claire'11
Claire'12
Claire'13
Claire'14
Claire'15
Claire'16
Claire'17
Claire'18
Claire'19
Claire'20
Claire'21
Claire'22
Claire'23
Claire'24
Claire'25
Claire'26
Claire'27
Claire'28
Claire'29
Claire'30
Claire'31
Claire'32
Claire'33
Claire'34
Claire'35
CERITA BARU!

Claire'10

8.8K 1.8K 289
By yeaaudry

"Akhir-akhir ini kamu sibuk banget kayaknya, Ai."

"Gue lagi sibuk bantu orang, lumayan dapet pahala, selama ini kan dosa mulu yang gue dapet." Balas Claire dengan tatapan lurus pada ponselnya dan Zea tertawa mendengar ucapan Claire.

"Bantu siapa emang?"

"Nolan."

"Nolan? Kayaknya kamu pernah nanya aku soal dia? Iya, 'kan?"

Claire mengangguk, "Nolan yang anak kelas dua belas."

"Bantu soal apa?"

"Minta maaf, gue kurang ngerti sih gimana maksudnya tapi dia cuma minta gue untuk temenin dia doang." Kata Claire sedikit berbohong karena tidak mungkin ia menceritakan semuanya, cukup kepada Celine saja.

"Kalian emang temenan?"

Claire menggeleng, "sekedar kenal."

"Tapi aneh juga ya dia minta bantuan kamu padahal kalian cuma sekedar kenal."

Claire mengangguk, "seenggaknya ntar gue bakal dapet pahala."

-Claire-

Claire menemui Nolan di gudang sekolah karena sebelumnya ada yang menyuruh Claire untuk datang ke sana, bukan Nolan, Claire tidak tahu siapa.

Claire menutup pintu gudang dan berjalan mendekati Nolan yang sedang berdiri di depan jendela, "apaan?"

Nolan menoleh, "gue diminta untuk ngulang dari awal."

"Hah?!" Claire berjalan cepat mendekati Nolan.

"Lo tenang aja, gue udah minta maaf sama mereka yang ada di sekolah ini. Ntar pulang sekolah kita temuin Roy."

Claire menghela napas seraya duduk di kursi, "semoga pahala gue besar abis bantu lo."

"Lo gak ke mana-mana kan pulang sekolah nanti?"

Claire sedikit menatap sinis Nolan, "bukannya karena lo gue gak akan bisa ke mana-mana?"

Nolan duduk ditepi meja, "sorry kalo lo ngerasa gue ini beban."

"Lo emang beban, tapi... Oke lah."

Nolan tertawa kecil dan Claire sempat menatapnya sejenak, "gue bakal kasih lo hadiah kalo semuanya selesai."

"Gue gak bakal sebut gue mau apa, terserah lo mau kasih gue apa yang jelas gue harus suka sama hadiah yang lo kasih." 

"Itu gampang."

"Wow! Mulai keliatan kalo lo playboy."

"Gue cuma bilang itu gampang, gue punya kakak jadi gue bisa tau apa yang cewek butuhin."

Siku Claire bertumpu pada meja yang ada di sebelahnya dan menopang sisi kepalanya, "tapi lo playboy?"

"Gue gak ngerasa playboy."

"Berapa mantan lo? Kalo lo bad boy udah pasti playboy." Claire mengerutkan dahi dan tertawa karena Nolan diam cukup lama, "banyak? Udah jelas kalo lo itu playboy."

"Dan lo playgirl?"

"Lo tau nama gue waktu lo masih jadi arwah tapi lo gak tau gue gimana?"

Nolan mengangkat kedua bahunya.

Claire beralih menopang dagunya, "gak ada yang berani deketin gue karena gue cewek yang kasar tapi kalo gue deketin duluan gak ada yang nolak." Claire yang menatap ke arah pintu gudang beralih menatap Nolan yang ada di sebelahnya, "lo mau tau gue tipe yang gimana?"

Nolan menaikkan satu alisnya.

"Gue tipe yang harus di deketin duluan dan si cowok harus tahan banting sama gue."

"Lo mau tau lo cocoknya sama siapa?" Tanya Nolan dan kini gantian Claire yang menaikkan satu alisnya.

"Good boy." Kata Nolan dan Claire memutar kedua bola matanya.

Claire menyilangkan kedua kakinya dan menyentuh bagian ujung sandaran kursi yang ia duduki lalu sedikit memajukan tubuhnya, "gue lebih suka bad boy."

"Impressive!" Balas Nolan membuat Claire tertawa.

-Claire-

Claire tidak henti-hentinya menoleh ke kanan dan kiri menatap orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Ada yang duduk diam dan tenang, ada yang mengoceh atau meracau tidak jelas, bahkan ada yang berteriak.

"Kita di suruh tunggu di sana." Nolan menunjuk sebuah ruangan yang ukurannya tidak terlalu besar dan lebar.

Claire dan Nolan duduk bersebelahan sambil menunggu Roy dibawa ke hadapan mereka, lebih tepatnya Nolan yang akan meminta maaf secara langsung pada Roy.

Melihat Roy sudah datang dengan ditemani oleh dua orang perawat, Claire dan Nolan berdiri di mana Nolan tampak sedikit gelisah dan khawatir jika Roy tidak mau memaafkannya.

"Roy, gue Nolan." Ucap Nolan membuat Roy yang terus menunduk mulai mengangkat kepalanya dan menatap
Nolan.

Nolan tersenyum, "gue ke sini mau minta maaf."

Claire menatap Roy yang terus memperhatikan Nolan dengan tatapan yang sulit diartikan dan itu berhasil membuat Claire sedikit takut.

"HARUS MATI!" Tiba-tiba Roy berteriak dan melalukan penyerangan pada Nolan dengan cara mencekik leher Nolan menggunakan kedua tangan. Karena begitu tiba-tiba, Nolan terkejut hingga terjatuh ke lantai dan dua perawat langsung bergerak menarik Roy.

Claire juga bergerak membantuk Nolan dan untung saja Roy dapat dijauhkan dari Nolan dengan dua orang perawat laki-laki ikut turun tangan.

Nolan terbatuk-batuk sambil memegangi leher dan seluruh wajahnya berubah merah, Roy juga sudah dibawa pergi untuk ditenangkan oleh perawat.

Claire membantu Nolan berdiri, "lo sabar dikit sih seharusnya."

Seorang perawat yang tadi membawa Roy datang menghampiri Claire dan Nolan, "selain jenguk apa ada hal lain yang mau kalian lakuin?"

"Kita cuma mau jenguk, ya mau ajak Roy ngomong juga. Waktu itu saya pernah ke sini tapi Roy keliatan biasa aja, gak sampe emosi kayak tadi." Kata Claire.

"Roy sudah mulai sembuh, sudah mulai tahu sama orang-orang yang dia kenal." Perawat itu beralih menatap Nolan, "mungkin kamu pernah lakuin hal yang kurang pantas untuk Roy sampai Roy bisa semarah itu?"

Nolan mengangguk seraya mengatur deru napasnya, "saya harus ngomong sama Roy."

"Mungkin lain kali kalian ke sini lagi."

"Iya, makasih." Claire tersenyum dan langsung membawa Nolan keluar.

-Claire-

"Kapan-kapan kita ke sana lagi."

"Kapan-kapan?" Beo Nolan dengan ekspresi kesal.

Claire meletak minuman yang ia beli di atas pembatas rooftop di mana mereka sedang berada di rooftop perusahaan Justin, "ya udah, besok."

Nolan menghela napas kasar sambil memperhatikan apapun yang ada di depannya.

"Ribet ya, tapi makasih lho karena lo gue jadi mikir-mikir sebelum mau usilin apalagi jahat sama orang lain. Ya, gue gak jahat sih, gue jahat kalo ada yang jahat duluan sama gue."

"Kayaknya gue harus siap mati." Nolan duduk di lantai rooftop dan Claire mengikuti dengan memindahkan minuman yang sudah ia beli di depan mereka.

"Optimis dong, lo pasti bisa." Kata Claire sambil memakan burger.

"Lo yang buat gue sadar?" Nolan menoleh pada Claire.

Claire berhenti mengunyah membuat pipinya menggembung lalu menatap Nolan, "gue?"

"Kata nyokap gue lo dateng ke rumah sakit, jenguk gue, gak lama lo di dalem gue sadar tapi kenapa lo langsung pulang?"

Claire kembali mengunyah dan menelan habis makanan yang ada di dalam mulutnya, "gue gak ngerasa bikin lo sadar, kali aja emang udah waktunya, 'kan?"

"Nyokap gue mau ketemu sama lo."

Claire membulatkan mata.

"Bisa? Katanya mau ngomong makasih karena menurut dia gue sadar karena lo."

"Gimana ya, udah gue bilang gue gak ngerasa bikin lo sadar, tapi kalo emang nyokap lo mau ketemu gak masalah sih."

"Terus kenapa tadi lo kaget?"

"Gak papa, refleks aja gitu."

Nolan tersenyum, "lo emang belajar bela diri?"

Claire mengangguk, "gue anak tunggal. Bokap sama nyokap gue kasih pilihan, dikawal bodyguard apa belajar bela diri? Lebih bagus gue belajar bela diri dong. Walaupun kadang gue masih dikawal tapi untuk dihari tertentu aja."

"Bokap nyokap lo emang gak mau punya anak lagi?"

"Karena nyokap gue gak bisa hamil lagi, rahimnya diangkat abis ngelahirin gue."

Nolan menghela napas, "gue makin yakin untuk gak punya anak kalo gue nikah nanti."

Claire ikut menghela napas, "kenapa ya laki-laki pada lebay? Iya sih tau takut bininya kenapa-napa, tapi pertanyaan gue, emang semuanya bakal sama?"

"Nyokap gue hampir meninggal karena ngelahirin gue, kakak sepupu gue meninggal abis ngelahirin anaknya, temen nyokap gue juga meninggal abis lahiran. It was so horrible."

"Kalo bini lo mau anak? Lo tetep gak mau? Yakin gue bakal cekcok terus lo."

"Lagian, gue gak siap kalo anak gue nurun sifat gue."

"Tapi sumpah, lo gak keliatan bad boy sih."

"Karena gue lagi ada masalah gini. Gue terus mikir gimana caranya gue gak mati."

"Lo broken home?" Tanya Claire membuat Nolan sedikit terkejut lalu menggeleng.

"Broken home apaan, keluarga gue baik-baik aja, harmonis. Kalo lo mau tau gue kenapa bisa nakal ya karena temen-temen gue, temen-temen SMP, pengaruh dari mereka."

"Lo emang keturunan bule?"

Wajah Claire yang mengarah ke depan menoleh pada Nolan lalu menunjuk wajahnya, "menurut lo?"

Nolan memperhatikan wajah Claire, mulai dari alis hingga bibir gadis itu.

"Lama bener liatin bibir gue."

Nolan yang sempat tertegun langsung tersadar lalu tertawa kecil, "yang bule siapa? Bokap apa nyokap lo?"

"Bokap gue."

Nolan mengangguk kecil lalu berdiri, "makasih untuk hari ini. Kurang lebih empat hari lagi, semoga lo masih mau nemenin gue."

"Awas aja kalo hadiah gue gak setimpal sama apa yang gue lakuin."

"Tenang, gue cabut." Nolan balik badan dan melangkah meninggalkan rooftop dengan Claire yang terus memperhatikan Nolan.

Claire

Qotd: menurut kalian adakah percikan rasa suka di antara Claire, Nolan?

Tunggu kelanjutannya!👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 1.2M 60
"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalami kejadian yang menurutnya tidak masuk a...
883K 53.4K 56
Setelah menerima banyak luka dikehidupan sebelum nya, Fairy yang meninggal karena kecelakaan, kembali mengulang waktu menjadi Fairy gadis kecil berus...
2.8M 266K 78
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
334K 51.1K 51
Silakan baca cerita 'Young Mother' lebih dulu. Claire terpaksa menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya, Nolan. Claire pergi ke Amerika untuk...