Mirror ( Haikyuu fanfiction)

By Rieyutsuki

206K 26.6K 5.1K

"Kupikir, aku bisa bertahan sendirian. Tapi, ternyata untuk sekarang, aku belum sanggup untuk berpisah dengan... More

Pengantar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Note
29
30
31
32
Note
Love Ties. Hinata Shoyo
Love Ties. Yamaguchi Tadashi
Love Ties. Tsukishima Kei
Love Ties. Ennoshita Chikara
Love Ties. Nishinoya Yuu
Love Ties. Sugawara Koushi
Love Ties. Sawamura Daichi
Love Ties. Azumane Asahi
Love Ties. Kunimi Akira
Love Ties. Kindaichi Yuutaro
Love Ties. Oikawa Tooru
Love Ties. Iwaizumi Hajime
Love Ties. Goshiki Tsutomu
Love Ties. Shirabu Kenjiro
Love Ties. Ushijima Wakatoshi
Love Ties. Tendou Satori
Love Ties. Semi Eita
Love Ties. Akaashi Keiji
Love Ties. Bokuto Koutaro
Love Ties. Haiba Lev
Love Ties. Kozume Kenma
Love Ties. Yaku Morisuke
Love Ties. Kuroo Tetsuro
Love Ties. Miya Atsumu
Love Ties. Miya Osamu
Love Ties. Kita Shinsuke
Love Ties. Sakusa Kiyoomi
Love Ties. Hoshiumi Korai
Love Ties. Suna Rintarou
Special Ending 1, Kageyama Tobio

Special Ending 2

1.5K 112 9
By Rieyutsuki

#Miyagi
#Rumah Keluarga Kageyama
#Ruang tengah

Seluruh anggota keluarga berkumpul dan menatap ke arah (name) dengan ekspresi yang bermacam-macam. Ya.. bagaimana tidak? soalnya, balik-balik dari Perancis, (name) ditemani oleh pemuda bule. Ditambah.. 7 hari sebelum pulang, (name) memberitahukan satu berita besar yang membuat gempar satu keluarga. Tapi.. ya.. sekarang bule itu sudah tidak di rumah keluarga Kageyama. Ia cari hotel terdekat untuk tempat menginap selama beberapa hari ke depan. 

(name) masih diam dan meminum tehnya. Ya.. sebenarnya ia tengah pening memikirkan masalah ini. Apalagi melihat reaksi dari seluruh anggota keluarganya, dan sifat pantang menyerah dari pemuda bule kenalannya itu.

"(name).. katanya.. siapa nama pemuda tadi?" Miwa, senyum

"Theo, Theodore Baudelaire." (name)

"Sou kaa... Lalu.. Dia siapamu? hmm...?" Miwa, senyum

"Temen satu kampus, dan sekarang jadi temen satu kantor." (name)

"Ah.. sou.. lalu dia tadi di ruang tamu, ngobrol sama otou-san, dan okaa-san bahas apaan ya..? Mungkin aku salah dengar? mungkin aku salah paham karena aksen bahasa jepangnya berbeda dari orang Jepang tulen" Miwa, senyum

Kedua orang tua di keluarga Kageyama ini pun saling pandang dan menatap khawatir ke arah (name). Sementara Tobio masih menampilkan ekspresi datar. Begitu juga dengan suami Miwa. (name) menghela nafas panjang.

"Dia.. ingin melamarku" (name)

"Aku tidak percaya. Dia pasti bohong." Tobio

"Tobio-kun.." suami Miwa, sweatdrop

"Sou da.. nee. ha ha ha.. Kau pasti cuma bercanda kan?" Miwa. menatap serius (name)

"Sayangnya.. Theo dan keluarganya sudah sangat serius nee-san" (name)

"Nak.. Okaa-san bener-bener ngga paham" Ibu Kageyama

"Ini semua.. terlalu mendadak untuk kami. Bisakah kau menjelaskan detail kronologinya? Otou-san juga masih gagal paham" Ayah Kageyama

"(name)... kau tau? aku dan suamiku pening saat mencoba mencerna semua kabar darimu itu. Padahal aku baru saja merasa senang karena acara lamaran Tobio. Bukannya apa-apa tapi ini berita yang sangat mendadak" Miwa

"Kau juga tak pernah mengatakan apapun soal ini padaku." Tobio

"Minna.. aku juga sebenarnya masih sangat shock dan tidak menyangkanya. Aku sendiri bingung dengan masalah ini. Aku memang tidak pernah kepikiran bakal jadi seperti ini. Niatku ke Perancis saat itu pun buat kuliah terus kerja. Sungguh.. aku sama sekali ngga kepikiran soal cinta-cintaan." (name)

"Oke oke.. semuanya.. jangan terburu-buru dulu dan mari kita dengarkan cerita (name) dari awal" Ayah Kageyama

-------------

*

*

*

*

*

*

-------------

#Di sisi lain
#Sebuah hotel

Seorang pemuda bule nampak sangat menikmati waktu sorenya di balkon. Ia baru saja selesai menelfon keluarganya untuk memberi kabar. Ya.. dia adalah Theodore Baudelaire. pemuda yang baru saja membuat gempar dan pening 1 keluarga Kageyama.

"Honey.. (name).." Theo

"Sepertinya aku terlalu mendadak ya? dia keliatan sangat kebingungan.  Ha ha.. tak apa lah.. aku bersedia kok untuk menunggu dulu." Theo

Theo kemudian teringat saat-saat dimana ia pertama kali mengenal (name). Di saat ia mengikuti salah satu kelas yang sama dengan (name).  Saat itu, di mata Theo, (name) adalah seorang gadis yang sangat keren dan cerdas. Ya.. soalnya dia memiliki pembawaan presentasi yang sangat mudah dipahami. (name) pun juga seorang mahasiswi yang aktif bertanya di kelas, dan hobi bolak balik ke perpus di sela waktu menunggu jam kuliah. (name) juga tergabung di dalam salah satu organisasi kemahasiswaan, dan termasuk anggota aktif juga.

Karena (name) sangat menarik, Theo pun mulai berkenalan dengan (name).  Berbagai hal pun dilakukan Theo agar bisa menjadi akrab dengan (name), dan akhirnya keduanya menjadi teman dekat dengan vibes yang sangat positif. Semasa kuliah, keduanya pun sering tergabung dalam tim, untuk mengikuti beberapa kejuaraan. Dan ya.. mereka sering menang.

"He he.. setelah mengenal (name) lebih dekat, lama-lama aku jadi cinta kan.. Ah.. kami juga dapat tempat kerja yang sama setelah lulus kuliah." Theo, senyum

Yaah.. karena mendapat kerja di tempat yang sama, dan sudah saling kenal sejak masih kuliah, Theo pun senang-senang saja. Begitu juga dengan (name). Dan ya.. karena sering ketemuan dan berinteraksi tiap hari, rasa suka Theo pada (name) pun semakin besar. Theo pun langsung mengatakan hal itu pada keluarga besarnya, dan respon mereka adalah sangat sangat senang. Soalnya.. di keluarga besarnya itu, Theo dianggap pemuda yang aneh karena cenderung workaholic, perfectsionist dan gapeduli sial asmara. Jadi, saat Theo mulai peduli soal asmara, Keluarga besarnya mendukung penuh 100% hingga lolos jadi suami istri. Setelah mendapat dukungan penuh itu, Theo kemudian mengajak (name) ke rumah keluarganya. Ya untuk dikenalkan. Tentu saja, melihat tingkah laku (name) secara langsung, semua langsung suka.

"Yah.. aku rasa aku memang terlalu terburu-buru ya.." Theo

Kemudian, tepat seminggu yang lalu,  Theo yang dibantu oleh keluarga besarnya, melamar (name) di apartemennya. Dan ya.. (name) sangat shock dan kebingungan. Saat itupun, ia tak langsung menjawab lamaran Theo. Namun, Theo tidak sedih. Ia justru menawarkan sebuah solusi pada (name), yakni, pulang ke Jepang dulu, dan membicarakan masalah ini dengan keluarga Kageyama. Yah.. soalnya kalau keluarga Baudelaire, semua sudah setuju 100% jika (name) menjadi anggota baru mereka.

"Baiklah.. aku akan menunggu kabar dari (name) dulu." Theo.
---------

*

*

*

---------

#Petang
#hotel
#Kamar tempat menginap Theo

"Oh.. honey.. nii-san.. kalian datang" Theo

(name) hanya tersenyum menanggapi sambutan Theo itu. Sementara Tobio langsung badmood dan kesal.

"Silahkan masuk dulu" Theo

(name) dan Tobio langsung saja masuk dan duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar. Theo kemudian berniat memesan minuman melalui telefon hotel. Tapi (name) mengatakan tidak perlu, karena ia tak akan lama. Theo kemudian ikut duduk di dekat (name) dan Tobio.

"Jadi.. Theo.." (name), meremat jemari tangan.

"Sou ka?.. Baiklah." Theo

"Eh? aku belum mengatakan apa-apa loh?" (name). sweatdrop. Tobio natap datar ke arah Theo.

"Melihat reaksimu, aku sudah paham kok honey.. Kau.. pasti masih bimbang kan? Tapi.. Meski begitu aku tak akan mau mundur. Izinkan aku untuk beradaptasi dulu dengan keluargamu, dan berkenalan ulang denganmu." Theo. senyum pd

"Tapi Theo.. jika-" (name)

"Tidak apa. Jangan khawatirkan aku. Apapun keputusanmu nanti, itu adalah kebebasanmu. Jadi aku ingin mencoba peruntunganku dulu. Bagaimana kalau selama 3 bulan? Ide bagus kan? nii-san" Theo, menoleh ke arah Tobio.

"Yah.. itu sih keputusan (name). Tapi, aku mau memperingatkanmu. Jawaban (name) setelah 3 bulan nanti bisa saja membuatmu kecewa. Apa kau masih mau lanjut? lalu.. jangan panggil aku nii-san!" Tobio, ekspresi kesal.

"Haik." Theo senyum lebar.

"(name).. bisakah kita segera pulang? aku sebel niih" Tobio.

"Tobio-nii.. haah.. baiklah Theo, jika kau masih bersikeras ingin mencoba. Aku menerima tawaran itu. 3 bulan. Kau akan berinteraksi penuh denganku dan keluargaku. Lalu.. kita lihat akan jadi seperti apa nanti." (name)

"Baik.. honey.." Theo

*

*

*

Setelah kesepakatan itu dibuat, Theo diizinkan keluarga Kageyama untuk tinggal di sana. Ia pun melakukan banyak hal bersama kedua orang tua (name). Bantu-bantu ngurus rumah, bantu-bantu ngurus kerjaan, jalan-jalan dan menyapa penduduk sekitar, dan lain-lain. Theo juga bantu-bantu kerjaan Miwa dan keluarga barunya. Juga berinteraksi dengan Tobio. Pokoknya, semua orang dalam keluarga Kageyama Theo dekati.

Vibes positif yang terpancar dari Theo pun lama-lama membuat nyaman seluruh anggota keluarga Kageyama. Bahkan Tobio, yang awalnya paling benci dengan Theo pun mulai luluh setelah tau kalau Theo juga pinter main voli. Dan ya.. keraguan yang dirasakan satu keluarga ini pun perlahan memudar. Semua, kecuali (name), sudah sepakat, akan menerima Theo sebagai anggota keluarga yang baru jika (name) ingin.

-----------

*

*

*

-

----------

#3 bulan kemudian
#Rumah keluarga Kageyama
#Acara makan malam spesial

Hari ini, adalah hari penentuan. Seluruh anggota keluarga berkumpul untuk acara makan malam spesial. Dan setelah acara makan-makan itu, (name) mengajak Theo ke taman sebelah rumah.

"Malam yang indah ya.. honey.. semua bintangnya terlihat sangat jelas. " Theo

"Iyaa." (name)

".."

".."

"Theo.." (name)

"I.. iyaa?" Theo

"Apa kau gugup?" (name), menoleh ke arah Theo yang sibuk meremat jemari tangannya.

"Y.. yaah.. ngga terlalu sih" Theo menyembunyikan tangannya ke belakang. blushing.

"Maaf ya.. karena aku sudah banyak merepotkanmu." (name).

"Ah.. tidak kok. Aku sudah bilang kan.. kalau itu kemauanku sendiri.. aku juga paham kok kalau kau masih sangat shock waktu itu, aku juga paham kok kalau kau masih perlu waktu untuk berfikir lagi. Ya.. karena kau adalah gadis keren yang kukenal. Gadis yang sama sepertiku.. " Theo

"Begitukah, Jadi Theo.." (name)

".."

Sejenak suasana hening. Angin malam berhembus pelan, dan menggerakkan ranting ranting pohon di sekitar. Dan.. ya.. Theo sudah semakin deg-degan.

"Gomen.." (name)

Theo langsung membeku.

"Gomen, karena menyusahkanmu selama ini. Lalu.. maaf karena aku masih sangat labil begini, dan tidak paham tentang perasaanku sendiri. Dan kau tau.. Sekarang aku sudah yakin." (name)

"Aku bersedia. Aku menerima lamaranmu" (name), blushing

Theo menatap tak percaya pada (name). Ya.. ia memang sangat percaya diri jika (name) tak akan menolaknya tapi, setelah mendengar langsung jawaban dari mulut (name), ia benar-benar merasa sangat terharu. Theo langsung mengusap pelan wajahnya.

"Oh my god.. honey.. arrgh.. yes.. yes.. yes.." gumam Theo

"Haah.. hiks.. Aku tidak menangis lo yaaa..." Theo. mengusap kasar wajahnya dan menatap (name)

"Uhmm.. aku tau" (name), tersenyum, dan menggenggam kedua tangan Theo

"You know? sebenarnya aku ingin sekali memelukmu. Tapi, begini dulu saja tidak apa." Theo mencium tangan kanan (name), kemudian memakaikan cincin.

"Baiklah.. Aku janji akan membuatmu bahagia. Terima kasih karena sudah memberiku kesempatan." Theo, menggenggam erat tangan (name) seraya tersenyum lebar.

-------------

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

-------------

#5 tahun kemudian
#Tokyo
#Bandara

Tobio tengah duduk di ruang tunggu bandara bersama kedua orang tua, istri, dan kedua putra putrinya. Mereka semua berniat menjemput (name) berserta keluarga barunya. Ya.. soalnya sejak 5 tahun lalu, setelah menikah, (name) belum pernah kembali ke Jepang sekalipun. Dan sebagai gantinya, keluarga Kageyama-lah yang pergi ke Perancis. Ya.. soalnya (name) sangat sibuk, apalagi setelah melahirkan 2 putra kembarnya. Jadi, Theo dan (name) memutuskan akan berkunjung ke Jepang saat kedua putranya agak lebih besar saja sekalian.

"Papa.. kapan aunty akan datang?" Shouhei, putra pertama Tobio, digendong Tobio.

"Mama.. obaa-chan.. aku kepengen ketemu sama Rey-kun sama Rikki" Shiori putri Tobio, di gendong ibu Kageyama

"Sabarlah.. sebentar lagi pasti sampai kok.." Yuna, istri Tobio, mengelus kepala putrinya.

"Sou-da... mungkin sebentar lagi mereka akan datang. Nanti kalau udah ketemu jangan nakal sama Rey dan Rikki lo ya.." Tobio

"Uhm!" Shouhei, Shiori

Tak lama kemudian, handphone Tobio berdering. Ia pun segera mengambilnya dari saku celananya.

"Papa? Daree?" Shouhei

"aunty da yo" Tobio senyum.

"Yey! aunty! papa aku mau turun" Shouhei,

"Baa-chan aku juga mau turun" Shiori

Tobio segera menurunkan putranya dan mengangkat telefon dari (name). Ia pun segera memberi instruksi dimana ia dan rombongan tengah menunggu.

Tak lama kemudian, Theo (name) dan kedua putranya datang. Semua pun langsung menyambut mereka.

"Aunty !! uncle !!" sorak kedua putra putri Tobio seraya berlari ke arah (name) yang menarik koper, dan Theo yang menggendong kedua putranya

"Uwah... konnichiwa.. Shou-kun.. Shio-chan." (name).

"Ha ha ha.. Konnichiwa.. " Shohei, Shiori, seraya membungkukkan badan.

"Oh.. Shou-kun, Shiori-chan.. kalian sudah besar rupanya." Theo

"Haik. Shiori 4 tahun" Shiori,mengacungkan tangan

"Boku mou, boku mou! Shouhei juga 4 tahun" Shouhei

Kedua bocah itu lalu sejenak terdiam saat melihat 2 bocah laki-laki bule yang berada di gendongan Theo.

"Okey.. boys.. ayoo kita kenalan sama kakak-kakak ini. What should we say to them?" Theo, menurunkan kedua putranya.

"Hello.." ujar kedua putra Theo itu, seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman

"Uwaah! hello.. hello.. i am Shiori, Shiori nee" Shiori menyalami salah satu dari si kembar.

"Hello. Shouhei desu." Shouhei menyalami si kembar yang lain.

Theo, (name) dan Tobio pun tersenyum. Yuna, dan kedua orang tua Kageyama pun langsung ikut nimbrung dan menyapa.

"Uwah.. kawaii nee.. Oh iya.. ini mana yang Reynard, mana yang Richard?" ayah Kageyama.

Kedua putra kembar (name) pun saling pandang dan melepas salaman dengan putra putri Tobio. Setelah itu mereka kompak mengangkat sebelah tangan masing masing

"Rey" Reynard, mengangkat tangan kanan

"Rikki" Richard, mengangkat tangan kiri

"Sou kaa.. Rikki!!" Shiori, memeluk Richard, dan nguyel uyel pipinya. Sementara, Shohei langsung menggandeng tangan Reynard.

"Wah.. hisashiburi, (name)-chan.. kau terlihat lebih cantik deh. Kedua putra kalian juga menggemaskan" Yuna

"Ah.. nee-san. iyaa.. terima kasih. Shou-kun dan Shio-chan juga bersemangat sekali" (name)

"(name).." ibu Kageyama

"Okaa-san." (name) langsung memeluk ibunya.

"Akhirnya kau bisa pulang kemari setelah sekian lama. Oh iya si kembar usianya sekarang berapa? kok udah pinter banget" ibu Kageyama

"Mereka 3 tahun kaa-san." (name)

Yah.. kedua keluarga itupun kemudian saling melepas rindu satu sama lain melalui obrolan ringan. Setelah itu semua bergegas menuju mobil untuk pergi ke rumah Tobio.

---------THE END---------

Continue Reading

You'll Also Like

208K 9.1K 75
A fire incident at his(Kim Jae-soo) husband's home while he (Baek Ji-Hu )was away made Kim Jae-soo return to his third year of university (he was reb...
30.4K 2K 63
Ghar se thay chale Toh yeh baat ho gayi 🎢🎢 Nazarein aise jo takra gayiiiii Ke hume aashiqui aa gayi 🎢🎢 Collection of Short Stories......
131K 2.2K 27
αžšαžΏαž„αž˜αž½αž™αž“αŸαŸ‡αž‡αžΆαž”αŸ’αžšαž—αŸαž‘ BL s*x αž…αž„αŸ‹αž’αžΆαž“αž€αŸαž’αžΆαž“αž…αž»αŸ‡αžαŸ‚αž”αžΎαž”αŸ‰αŸ‡αž–αžΆαž›αŸ‹αž’αžΆαžšαž˜αŸ’αž˜αžŽαŸαž€αž»αŸ†αž”αž“αŸ’αž‘αŸ„αžŸαž’αŸ’αž“αž€αžŸαžšαžŸαŸαžšαž²αŸ’αž™αžŸαŸ„αŸ‡αž αžΎαž™αž€αŸ’αž“αž»αž„αž“αŸαŸ‡αž€αŸαž˜αžΆαž“αž–αžΆαž€αŸ’αž™αž˜αž·αž“αžŸαžšαž˜αŸ’αž™αž…αŸ’αžšαžΎαž“αžŠαŸ‚αž›πŸ€πŸ”ž Taekook all story 🀯 ___...
4.6K 440 8
"Walau lo besok lupa dan anggep gue strangers gue gapapa sumpah demi alex gue gapapa. I love you, Kang Dagyeom"