Descendant (Sad Story Vkook)...

By elmi_wirastiti30

136K 10.1K 1.8K

"Hyung kenapa kau membenciku? Sebesar itukah kau membenciku? Hingga kau ingin membunuhku dengan teman kesayan... More

PROLOG
Beginning (Part 1)
Hyung (Part 2)
Tears and Smile (Chapter 3)
Tears (Part 4)
Loyalty (Part 5)
Enemy (Part 6)
Look Me Hyung (part 7)
Fire (Part 8)
Second (Part 9)
Limitless (Part 10)
perhatian ini penting (30/11/2017) 😭😭😭😭
Waiting For Secret (Part 11)
A Secret, Believe? (Part 12)
I Don't Know (part 13)
When You Meet Dark? (14)
Analogi (15)
Break Dawn (16)
Love Yourself, Please (chapter 17)
Blood on Fight (Part 18)
Drag Me Down (Part 19)
Revenge (20)
Sweet Psychopat (21)
Magic Door (22)
So my Lie (23)
I want all of these ends (24)
Adventure Time (25)
when fate says now (26)
the heirs (27)
the enemy is real and God is just (28)
Celebration pending (29)
Do You Want? (30)
When You Look Me (31)
Extradionary (32)
I hate this day (33)
When Did You Come? (34)
nightmare (35)
The Legend (36)
core (37)
Good Liar (38)
Omelas (39)
Save (40)
Bad Dream (42)
Promosi anak baru ✓
When These Eyes are Swollen (43)
time to start (44)
Rival (45)
mysterious (46)
I am weak (47)
deadly explosion (48)
Breaking Dawn (49)
Not Today (50)
Angry Mom (51)
Inheritance and Will (52)
Kim Taehyung (53)
Latitude (54)
Last Wait (55) [END]✓

half destroyed (41)

494 54 1
By elmi_wirastiti30

"Kadang aku bersikap seperti berandal dan aku tidak pernah menyadarinya."

(Author **** POV)

Jungkook mencoba menghubungi seseorang, setidaknya sang ayah harus mengangkat panggilannya. Dia melihat kenyataan sekarang, banyak anak yang miskin juga menjadi gelandangan. Tanah mereka digunakan untuk membangun usaha.

Bukankah ini kesalahan yang besar? Sementara sang ayah tidak pernah berkata apapun soal perkara ini. Kenyataan mengerikan di matanya, siapa duga akan terjadi kematian besar seperti tragedi dan bencana. Jungkook tidak ingin jadi orang jahat secara langsung. Dia akhirnya memutuskan untuk pulang, kepulangannya menanyakan keseriusan ayahnya. Kini Hoseok melihat yang muda tengah memasukkan semua barang ke dalam tas.

"Jungkook apakah kau mau pulang sekarang. Kenapa tidak besok saja, kita belum memesan tiket." Ucapnya dengan pandangan bingung. Sebenarnya dia punya tugas khusus untuk menahan Jungkook agar tetap disini. Bukan hanya Jungkook saja tapi Taehyung juga. Masuk dalam kategori musuh yang di lindungi sebenarnya bukan kamus si pengawal tampan itu.

Jungkook mencoba menahan diri agar tidak marah, terlihat bagaimana dia menggerakkan giginya kesal. "Kalau begitu pesan tiketnya." Tak mampu berbohong dengan perasaan. Yang tua sudah menerka dengan tabiat nya sekarang. Tanpa mau menolong Jungkook untuk memasukkan semua benda itu. Kemelut lahir hingga seseorang dari kejauhan saja melihat betapa gusarnya dia.

"Kau hendak pergi? Apakah kau tidak suka jika berada di sini lebih lama cucuku." Suara serak dengan ucapan pelan. Seorang kakek datang bersama pemuda yang kini seperti penjaganya. Taehyung melihat ada yang salah, tidak semestinya dia pergi dengan cepat. Tak ada hak untuk dia memikirkan hal itu, apalagi Jungkook hanya adik beda ibu. Tangan keriput sang kakek meminta agar Taehyung mendekat ke arahnya.

"Kenapa kakek menghalanginya, padahal kita tahu bahwa ini semua karena kesalahan ayahnya." Taehyung mencoba untuk membujuk yang lebih tua. Dia tidak suka jika kakeknya selalu memikirkan hal tak penting, saat ini pria tua itu tersenyum sembari menggeleng pelan. "Jangan berkata seperti itu. Bukankah ayahnya adalah ayahmu juga. Sebaiknya kau ikut denganku Jungkook. Ayo temani kakek sekarang." Dia melambaikan tangan. Berharap bahwa Jungkook mau, meski Taehyung tidak suka tetap saja dia mendesah pelan.

"Kesini atau aku hajar kau." Ancamnya pada yang muda. Entah apa yang ada di pikirannya Jungkook malah mematung disana seperti orang bego. Hosoek mengepal tangan akibat perkataan tak sopan itu, sadar diri juga dia hanya orang asing. Jungkook tanpa di ancam pun akan mau melakukannya, dia hanya berfikir. Pria itu meminta dengan tiba-tiba seolah dia ada maksud terselubung. "Baiklah kakek. Hanya saja jangan membahas soal ayah jika memang maksud kakek mengajakku saja." Mengusap lengannya pelan.

Taehyung seperti kesal dengan kaki melangkah keras dalam setiap tapakan di lantai kayu. "Taehyung jangan lakukan apapun. Kakek mohon. Tetaplah disini bersama Hoseok." Ini perintah, entah kenapa atau perasaan saja sikap dan ucapan kakeknya seperti ibunya. Apakah mungkin pengaruh dari keturunan antara ayah dan anak.

Taehyung tidak terlalu banyak memiliki kosa kata untuk mengeluh. Meski dia tidak minat untuk melakukannya, tetap saja ini perintah. Dia melihat malas pengawal itu, mimpi buruk apa dia. Sekarang ini Jungkook diam melewatinya, membuat semua terdiam seribu bahasa. Hoseok memberinya salah satu alat penyadap suara. Akan tetapi bocah itu malas melepaskannya hingga membuat pengawal itu diam tanpa suara.

"Kau bodoh. Bagaimana rasanya sakit hati. Hahahaha... Kau ingin melindungi adikmu, padahal ini desa terpencil. Sungguh malang nasibmu." Tertawa dalam hati. Melihat bagaimana sosok bagaikan matahari di siram oleh air mendung. Di sisi lain Hoseok tidak masalah dengan sikap itu, dia tidak memaksakan kehendak. Lebih baik dia mengambil keranjang besar berisi baju kotor itu dibandingkan mengurus hal tak penting. "Kau tahu? Ada kalanya kesempatan menjadi seorang kakak tidak pernah di rasakan orang lain. Kau tahu istilah anak tunggal? Mereka yang tunggal ingin punya saudara. Malang sekali, aku merasa kau cukup kesepian."

Hoseok mengejek. Tidak tahu bahwa lirikan mata seperti elang menerjang dari punggung belakangnya. Ini bukan kiasan, melainkan ungkapan kejujuran. Hoseok merasa diam-diam Taehyung seperti peduli tapi enggan, memperhatikan Jungkook dengan wajah tampan tapi bodoh. Dia juga seorang kakak untuk sekarang dan seterusnya, satu kali menjadi anak tunggal.

Taehyung merasa bodoh dalam sekejap, di satu ruangan sekarang. Menatap punggung itu semakin nyalang bukan berarti dia pria tanpa senjata. Dia ahli dan bertarung dan melemahkan lawan, untuk membuat lawannya bungkam saja dia mampu.

"Kalau begitu kau menggunakan bekas. Bukankah Jungkook itu bekas? Bekas adikku, aku memberikan sumbangan untuk mu dan kau menerimanya. Apakah aku benar?"

Hoseok paling tidak suka jika ada menjelekkan nama adiknya. Satu tatapan nyalang penuh kemarahan ada disana. Dia tidak mampu melihat Taehyung berdiri lebih lama disana. Untuk itu dia menjatuhkan keranjang kotor itu secara sengaja. "Baiklah. Aku memang mendapatkan apa yang kau punya. Aku tidak merebut hal itu semua. Lagi pula, aku tidak pernah menyesal. Untuk apa? Aku hanya terlalu bahagia mendapatkan sumbangan kau berikan. Katakan saja kau iri." Ingin menjadi pemenang.

Taehyung mencekik leher itu tapi seseorang menahan perutnya dengan pisau dapur disana. Hoseok bisa saja membunuh seseorang dan itu manusia di depannya. Anggap saja dia seperti psikopat sekarang. Taehyung menunduk sebentar dan melihat bajingan tengik di depannya bermain-main.

"Owh... Sepertinya aku mendapatkan lawan yang kuat. Aku tidak akan mengampuni dirimu, ah... Ya aku akan membunuhmu juga hahahaha!" Taehyung menampilkan gigi putihnya. Wajah penuh ambisi dan Hoseok suka akan hal itu. Selama ini dia menunggu jiwa seseorang murka untuk menikmati permainan nya. "Kau tahu? Aku menunggu seperti ini. Berdua dan menghabisi mu. Kau penjahat dan aku tahu kalau kau pasti akan membunuh Jungkook juga tuan besar."

Percaya diri sekali. Taehyung ingin membuang perasaan loyalitas dari namja di depannya.

"Dunia ini tak sempit. Ada begitu banyak tak kau tahu. Kalau kau berfikir aku buruk, kau salah. Kau hanya belum sadar. Ayahku dia bukan orang baik! Aku tahu siapa dia, meski aku sudah mengatakannya tapi aku tahu kau saja tidak akan percaya."

Melepaskan cengkraman tangan itu, tapi dia sudah membuat wajah pengawal di depannya terasa sakit.

"Selamat kau sudah mendapatkan list kedua. Aku akan menjadikanmu target setelah pembunuh muda itu."

Memilih masuk ke dalam kamar, dia ingin beristirahat. Mencari tempat nyenyak untuk tidur. Terlalu banyak beban pikiran di dalam otaknya, dia ingin menyakiti dan membunuh seseorang agar puas.

"Bajingan." Umpat seseorang dari belakang. Menendang pisau tepat di samping kakinya. Tak ada yang lebih baik selain mengumpat di tengah keheningan ini.

Ponselnya bergetar di dalam saku. Ada yang masuk dan itu panggilan dari Jimin. Sesuatu buruk pasti telah terjadi.

.

Yoongi kembali pulang dengan wajah beringas, bukan karena dia sedang mengalami masalah ekonomi. Melainkan Wonwoo, yang dia tarik kuat kerah belakangnya sampai pemuda itu terjungkal. Membuat beberapa barang dari tangannya jatuh, menjadi pertunjukan bagi lainnya.

Dia merasa jijik pada seorang pengkhianat yang masih saja berada di dalam lingkungan nya. Bekerja di sini dalam waktu lama membuat dia hafal hampir seluruh ruangan disini. Satu lemari jatuh saat punggung itu menubruknya, berserakan segala dara dan berkas. Begitu juga satu komputer yang masih menyala layarnya. Pengawas wanita di dalam ruangan itu sampai bangun terkejut karenanya.

"Apa yang kalian lakukan?! Ketua kenapa kau memukulnya." Gadis itu mencoba untuk membantu. Menatap namja sipit itu. Rasanya menakutkan saat seseorang seperti kerasukan datang tiba-tiba dan membuat kekacauan. "Minggir! Jangan menyentuh kunyuk sialan itu. Dia pengkhianat! Membuat keonaran dan perang dalam keluarga besar. Kau Jung Tae berikan borgol itu padaku!" Bentaknya keras.

Pria si pemilik nama sedikit bergetar dengan wajah takut. Kaku dimana kedua kaki itu melangkah mundur beberapa langkah saja dan berdiri dekat laci. "Ta-tapi dia kan teman kita." Sepertinya dia salah bicara. Membuat Yoongi dongkol dan melempar satu gelas itu hampir mengenai tubuh seseorang. Yoongi merasa kecewa dengan anak buahnya yang kurang peka atau bodoh.

Ini sebabnya kenapa dia tidak suka ada orang baru yang masuk dalam daftarnya. "Cepat ambilkan! Aku bisa saja menembak kepalamu sebelum dia!"

Tidak mau mengambil resiko dari macan kumbang membuat dia langsung mengambil borgol dari laci dengan cepat. Saking gugupnya dia bahkan melempar benda itu sampai membentur lantai. Yoongi merasa bahwa tindakan anak muda disana kurang ajar, selama ini dia bekerja sudah dilatih mental.

Wonwoo mencoba untuk memberontak. Akan tetap kaki seseorang menginjak dan membuat pipi itu menyentuh lantai dengan keras.

"Lepaskan aku bajingan!"

Teriaknya, diantara wajah masam Yoongi. Selama ini dia adalah ketua dan seorang pemuda yang di hormati dalam kawasan ini. Tapi semua itu menjadi sirna dalam sekejap ketika dia memegang tanggung jawab untuk menangani ini semua. "Karena kau kita semua menjadi bahaya. Lihat sekarang di luar, akibat perbuatan mu masyarakat di sekitar rumah ini mati. Apakah tuan mu menggunakan racun!" Umpatnya, sementara Yoongi sama sekali tidak mau terima jika akhirnya penjahat seperti dia hidup.

Akan lebih baik jika Wonwoo di daur ulang. Bukankah lebih menyenangkan? Dia saja ingin memeras darah dari tubuhnya sampai habis.

"Mual, aku mual karena mu. Apa yang kau katakan tidak masuk akal tuan sok pintar. Sialan, lepaskan aku!" Dia menoleh ke belakang. Sama sekali tidak dipedulikan oleh Yoongi. Bahkan dalam satu kepalan tangan saja leher belakangnya terasa sangat menyakitkan. "Yang aku tahu kalau selama ini aku mencoba untuk melupakan masalah ini. Aku mengawasinya!" Masa bodoh dengan manusiawi. Tangan itu makin lama makin kuat menekan dan membuat Jimin datang dengan nafas tersenggal.

"Suga lepaskan dia!" Saking paniknya dia langsung gamblang memanggil panggilan resmi itu. Membuat namja sipit itu menoleh ke sana, di depan Jimin yang menelan ludah kesusahan.

"Kenapa kau malah membuat semua berantakan. Apakah kau tidak tahu kalau di luar sana sedang kisruh!" Ucapnya keras sementara para pengawal lain langsung keluar begitu saja ketika Jimin memberikan info seperti itu. Yoongi memasang borgol itu tanpa mau memberikan kuncinya, dalam satu tendangan keras tanpa peduli mengaduh sakit seseorang.

Jimin melihat seorang Yoongi yang beringas tanpa tahu apapun. Kenyataanya adalah dia melihat Wonwoo membuang ludah dengan separuh wajah menahan sakit.

"Sebenarnya kenapa ini. Astaga Suga kau membuat semua orang menjadi ikut gila." Beruntung sekali Jimin sudah tidak menggantikan dia lagi. Sebenarnya rasanya tidak mampu jika dia dihadapkan pada masalah besar. Konflik dan mengatur segalanya bukan image dalam dirinya.

Dibukanya pintu dorm itu, membuat cahaya matahari masuk. Betapa terkejutnya dia saat melihat begitu banyak mayat bergelimpangan dan beberapa orang menangis. Ada kabar bahwa mereka keracunan nasi gratis yang sengaja dibagikan oleh orang asing. Hal itu membuat gempar sebagian pelosok negeri, Yoongi dan lainnya tidak tahu hal ini.

Tapi Wonwoo disana tertawa keras sampai membuat semua orang disana menjadi jijik mendengarnya.

"Tanggungan mu, kau tahu. Aku tidak akan mudah mengalahkan kau. Tapi tuan besar sesungguhnya sudah melakukannya. Lihatlah, ini seperti kiamat nyata di depanmu HAHAHAHA!" Dia gila dengan sombongnya. Membuat seorang pria mendengus sebal ketika masuk dengan tongkat bisbol di tangannya. Begitu keras dia memukul sampai ada luka disana, Wonwoo memejamkan mata tak sadarkan diri dengan kacamata miliknya yang lepas.

Ada jejak darah dekat sana. Minseok adalah pelaku kekerasan yang membuat semua terkejut setengah mati. Begitu mereka terbengong suara ambulance membuat semua menjadi pecah. Banyak orang diangkut dan pasti ada kabar rumah sakit penuh.

"Nyalakan televisi kalian." Perintahnya sembari membuang tongkat itu asal. Apakah dia begitu peduli dengan lainnya? Dia rasa tidak salah saat melakukan hal gila. Lalu dengan mudahnya berita acara tampil di depan mereka. Yoongi memperhatikan luar tapi kedua telinga masih mendengar. Ada nama racun sianida yang terdeteksi. Rupanya disini kedap suara sampai tidak asa seorang pun tahu bahwa ada ambulance yang datang.

"Bisa dilihat bahwa seseorang membuat kawasan kita menjadi sepi. Ada yang sengaja membuat porak-poranda. Kalian harus menjaga tempat ini juga wilayah ini, aku sudah meminta bantuan polisi dan mereka akan bekerja sama dengan kalian." Membuang data dari tangannya di atas meja kerja Yoongi. Melihat mata itu seperti memberi kode untuk membuat semua siap.

Bahkan dia mendapatkan foto lain dari mendiang istrinya. Apakah ini sebuah kebetulan? Sementara dia menunjukkan segalanya jika ada banyak cukup bukti. Dia merasa bahwa konflik saudara ini menjadi besar sampai anak cucu.

"Yoongi katakan pada Hoseok untuk mencegah Jungkook pulang. Dia alasan kenapa semua dilakukan sampai seperti ini. Tidak mungkin baginya melawan Taehyung.

Kedua tangan menahan tubuhnya di atas meja. Tatapan menjadi lebih serius sekarang. Apalagi saat melihat berita disana kabar korban meninggal berjumlah 30 orang. "Jika Jungkook kembali apa yang akan terjadi tuan?" Yoongi sebenarnya yakin kalau Hoseok tahu ini juga dia tidak akan membiarkan tuan muda kembali.

Seorang ayah mengambil file data itu. Dia mengusap dagu dengan mata terpejam sebentar seperti berat mengatakan sesuatu.

"Nana bilang padaku kalau ada yang ingin membunuh kakeknya Taehyung. Nana curiga kalau ini adalah teror selanjutnya. Kita akan berperang besok siang dan siapkan senjata juga mental kalian!"

Ini seperti perang yang akan membuat beberapa orang terbunuh. Jika boleh, Jimin membantu bagian depan. Tapi keadaan dirinya masih belum baik dan Yoongi akan memberikan tantangan mudah untuknya. Ini bukan dirinya sampai di rasa diberikan rasa kasihan.

"Juga, jangan sakiti anakku Kim Taehyung. Karena dia sebenarnya adalah pewaris terbesar setelah adiknya. Tapi jangan katakan pada siapapun, anak pertamaku sedang di kendalikan dan aku ingin dia masuk dalam kendaliku. Mati atau tidak yang pasti, bawa anakku ke hadapanku jika dia ingin menyakiti adiknya."

Terdengar mengerikan dengan siluet mata.

Ayah tanpa perasaan.

........

T

BC....

Chapter ini termasuk santai menurutku. Semoga hari kalian menyenangkan.

Jangan lupa untuk beri dukungan dan komentar, tetap semangat dimanapun berada ❤️

Gomawo and saranghae ❤️

#ell

15/03/2021

Continue Reading

You'll Also Like

172K 8.4K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
71.1K 7.5K 35
[COMPLETED] Dia seperti malaikat maut yang siap menjemputku kapan saja. Kill me? Tidak!! Kaulah yang akan kubunuh terlebih dahulu. ******* Cast: Jung...
51.1K 7.7K 28
[SELESAI] Radio itu memutarkan sebuah lagu untukku, lalu-- membuat jiwaku menghilang .. GENRE SHOUNEN AI BUKAN YAOI. FANTASI
51.8K 6.4K 29
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...