[3] Ramadhan'21 : Kampung Dur...

By arskjtn

1.8K 363 30

Ramadhan Series 2021 : NCT, SVT, GOLCHA, DRIPPIN Sesuai namanya, kampung ini isinya duda-duda keren. Dari bay... More

Pidato Selamat Datang
Duren Baru
Rapat FKD
Persiapan FKD
FKD #1
Pagi di Kampung Duren
Mari Membuat Cupcake!
Gara-gara Matematika
Tragedi Sandal
Masih Sandal
Menjelang FKD Terakhir
FKD #2
Kue Lebaran
Aya dan J bersaudara
Jalan-jalan Pagi
Mudik Time
Malam Raya
Kemarin

Setengah Hari

79 19 0
By arskjtn

Chenle duduk di samping Yangyang yang tengah rebahan di lantai depan TV. Pecinya yang miring membuat Chenle berkali-kali membenarkan letak peci tersebut. Semakin lama semakin menganggu hingga akhirnya ia lempar peci itu ke sembarang arah.

Tangan mungilnya bergerak memainkan rambut kakaknya. Sesekali ia melongok wajah Yangyang yang tampak pucat.

"Mas Ayang ndak apa?"

"Ndak... apa-apa."

Bocah berumur 3 tahun itu kini memegang dahi sang kakak. Tidak panas. Kemudian beralih ke hidung. Masih napas. Lalu ia tempelkan telinga ke perut.

Kukuruyuk.

Tanpa sepatah kata, Chenle bangkit kemudian berjalan ke kamar sang ayah yang tengah bersiap-siap ke musholla.

"Ayah."

"Iya, Lele laper?"

"Mas Ayang."

"Mas kenapa?"

"Mas Ayang pelutnya bunyi kukuluyuk. Telus lemes banget. Cekalang lagi bobo di cana," Chenle menyeret tangan Kun, "ayo ke cana, Mas Ayang kacihan."

Kembalinya mereka ke ruang keluarga, Kun menutup mulut menahan tawa.

"Kalo laper Ayah masakin sekarang, masih ada waktu nih sebelum adzan Dzuhur."

Yangyang menggeleng lemah, "Ndak, Yah. Ayang... kuat."

"Puasa setengah hari juga nggak apa-apa, Mas. Kan masih latihan."

"Mau ngalahin Ecan. Ecan kemalin katanya puasa. Tapi cuma setengah hali. Hali ini Ayang mau puasa sehali penuh."

"Beneran kuat ke mushola?"

Yangyang mencoba bangkit. Ia terduduk sambil memakai kembali pecinya. Ketika berdiri, ia terhuyung dan hampir menabrak sofa.

Kun mulai khawatir, "Serius? Ayah masakin telor dadar sekarang ya? Apa mie goreng?"

Gluk.

Mie goreng.

Wah pasti enak rasanya di makan sambil minum es jeruk. Bayangan itu susah payah dihilangkan Yangyang dengan menggelengkan kepala kuat-kuat. Membuatnya terjatuh ke lantai karena pusing.

"Ayah masakin sekarang!"

"Ndak usah, Yah. Ayang kuat!"

Dengan raut muka was-was, Kun menatap Yangyang yang berjalan ke luar rumah sambil sesekali menabrak tembok. Chenle cengo. Matanya menatap sang kakak dan sang ayah bergantian.

Sambil menggandeng tangan Chenle, Kun menyusul Yangyang ke depan.

Yangyang selesai wudhu, ia pakai pecinya lagi kemudian menatap sang ayah dengan wajah lebih segar dari pada sebelumnya.

"Ayah, Adek, ayo ke mushola."

Yangyang berjalan lebih dulu. Sambil mengunci pintu, Kun bertanya-tanya mengapa anak sulungnya itu tampak lebih hidup setelah wudhu.

Ia menatap kran air lamat-lamat. Tidak mungkin apa yang ia pikirkan benar-benar terjadi.

Sementara itu, Yangyang berjalan sambil mengelus lehernya. "Ah, segel."

=======

Sholat Dzuhur sudah selesai. Para kaum Adam berbondong-bondong keluar dari mushola. Rasanya ingin cepat-cepat ngadem di rumah karena pendingin di mushola sedang rusak.

"Huah panasnya!" Hao memakai sarungnya sebagai kipas. Angin sepoi-sepoi dari gerakan sarung itu membuat wajah Hao tampak lebih damai.

"Habis ini Ayah mau ke sawah lagi. Kamu ikut ndak?" Tanya Jun.

"Ndak. Hao mau main ke rumah Deka aja."

"Inget kata Ayah, jangan mau diajarin lagu aneh-aneh sama anaknya Om Ochi."

"Siap!"

"MAS AYANG!"

Semuanya menoleh ke sumber suara. Hao bisa melihat Chenle tengah berlari memutari kakaknya yang terkapar di lantai depan mushola. Kun menepuk-nepuk pipi anaknya, Yangyang bergumam menyahuti.

Vernon yang baru keluar dari mushola ikut berjongkok di samping Kun. Disusul Seungkwan di sampingnya. Semua orang tiba-tiba mengerubungi mereka.

Vernon meletakkan satu jarinya di lubang hidung Yangyang, sama seperti yang dilakukan Chenle.

"Masih napas, aman."

"Sekarang nggak napas," Seungkwan menutup hidung Yangyang dengan tangannya.

Hoshi langsung menyambar Seungkwan dan menyeretnya ke rumah. "Ngawur kamu, itu anak orang bukan boneka santet. Ayo pulang, kita main santet di rumah aja."

Vernon menarik-narik sarung Daddy-nya. "Dad, kasihan."

"Pak, saya telponin dokter aja gimana?" Tawar Joshua.

Kun masih menepuk-nepuk pipi Yangyang. "Nggak perlu, Pak. Yangyang nggak sakit kok."

"Tapi sampai pingsan begitu lho, Pak," sahut Jun.

Kun mengangkat sarungnya lebih tinggi. Ia kalungkan sajadah ke leher. "Saya titip Yangyang. Tolong dijaga sampai saya balik lagi," Kun berlari ke rumahnya dengan kecepatan cahaya.

Chenle yang masih berlari kebingungan langsung duduk diam setelah ditawari permen kaki oleh Sungchan.

"Makacih, Uchan."

Sungchan mengangguk, "Aku minta jempolnya."

Selagi Kun tengah melakukan sesuatu di rumahnya, bapak-bapak yang lain meminggirkan Yangyang ke tempat yang lebih teduh. Bocah itu benar-benar kehabisan tenaga. Anak-anak kecil lainnya ikut mengerubungi.

"Ecan, kamu apain Ayang?"

"Kok aku?"

"Jangan belantem, ini di mushola."

"Mau Talo bawain bantal dali lumah?"

"Posenya Ayang kelen, pengen Nana foto."

"Uncong! Sini cepet!"

"Magel, Bominn."

Setelah menunggu sekian purnama, akhirnya Kun datang bersama dengan bau-bau harum sesuatu. Mata Yangyang terbuka lebar. Wajah pucatnya tampak lebih cerah setelah mencium bau itu. Bahkan ia sanggup duduk tanpa dibantu.

Sepiring mie goreng dan segelas jus jeruk dingin disajikan di hadapan Yangyang. Semua orang di situ langsung melongo.

"Astaghfirullah, Yangyang! Kirain kamu kenapa Le Le. Ternyata laper. Bilang dong kalo laper, nanti Cak masakin mie goreng spesial," seru Yuta.

"Dah bubar-bubar. Itu Yangyang mending dibawa pulang, Pak," kata Daeyeol.

Dino menarik baju koko sang ayah. Firasat Seungcheol langsung tidak enak.

"Jangan lagi."

"Mau mie goreng, Yah."

"Haduh," Seungcheol menepuk dahi.

"Renjun, ayo pulang."

"Sebental! Njun mau mukul Ecan! Ayang begitu pasti gala-gala Ecan!"

Winwin berusaha menyeret anaknya. Tapi bocah 4 tahun itu masih berusaha mengejar Haechan yang memasang wajah menyebalkan.

Haechan sendiri berusaha melompat dari gendongan Mingyu karena masih ingin menjahili Renjun. Mingyu yang semakin kesal langsung menepuk keras pantat adiknya.

"Huwaa! Bapak, bokongku dipukul Mas Item! Huwaa."

"Nggak diem nggak boleh masuk rumah," ancam Mingyu.

"Hayo nanti malem bobo sendirian depan rumah," kata Hendery

"Ditemenin pocong tuing-tuing, hihihihi," tambah Jangjun.

"BAPAKK!!"

"AWAS KAMU ECAN!" teriak Renjun dari rumahnya.

"NDAK TAKUT WLE!"

Jihoon menghela napas. Padahal pintu rumahnya sudah ditutup, tapi suara teriakan dua bocah itu masih dengan lancar merusak gendang telinganya.

"Ji, Bapak mau nganter pesenan kursi. Ikut nggak?"

"Ikut, Pak. Tapi di dalem mobil aja ya? Uji mau tidur tapi kalo di rumah nggak akan bisa."

Wonwoo memasang telinganya baik-baik. Suara tangisan Renjun dan Haechan terdengar bersahutan. Padahal jarak rumah Johnny cukup jauh dari rumah mereka, tapi suara tangisan Haechan terdengar sangat jelas.

"Bapak juga nggak akan bisa tidur kalo rame kayak gini. Dah yok berangkat, sekalian cari makan buat buka puasa."

Mobil pickup milik Wonwoo keluar dari halaman, berpapasan dengan mobil pickup milik Sungyoon.

"Mau nganter kursi-kursi ke mana, Pak?" Tanya Sungyoon.

"Ke kecamatan sebelah, Pak. Ada sekolah yang baru dibuka."

"Wah, hati-hati, Pak."

"Pak Sungyoon mau ke toko."

"Mau nganter pesenan juga."

"Mari, Pak."

"Ya, mari."

Siang hari yang sangat sibuk... dan sangat heboh.

Kembali lagi ke rumah si bocah 4 tahun yang berusaha puasa penuh namun berakhir setengah hari.

Yangyang cengengesan, kepalanya dia letakkan di meja makan. Setelah menghabiskan sepiring mie goreng, rasanya dunia menjadi lebih berwarna.

"Lain kali kalau nggak kuat jangan dipaksa," Kun mulai ceramah, "kita itu puasa bukan buat saingan begini, Nak. Niatmu aja sudah salah, makanya jadi nggak lancar puasanya. Niatkan semuanya hanya untuk Allah. Kita ibadah itu untuk mendapat ridho Allah. Betul tidak?"

"Betul, Yah."

"Besok puasa lagi nggak?"

"Setengah hali aja hehehe."


=======

Next update : Kamis

Continue Reading

You'll Also Like

25.7K 2.3K 15
[𝗧𝗿𝗲𝗮𝘀𝘂𝗿𝗲 𝖿𝖾𝖺𝗍. 𝗡𝗖𝗧] "𝖪𝖺𝗅𝗈 𝗀𝗎𝖾 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴 𝗈𝗅𝗂𝗆𝗉𝗂𝖺𝖽𝖾 𝗌𝖺𝗂𝗇𝗌 𝗄𝖺𝗅𝗂 𝗂𝗇𝗂, 𝗄𝖺𝗅𝗂𝖺𝗇 𝗌𝖾𝗆𝗎𝖺 𝖻𝖾𝗅𝗂𝗂𝗇...
222K 33.3K 60
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
124K 9.8K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
452K 45.6K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...