SEANNA [ON GOING]

By Jenamoonlight_

4.7K 2.5K 798

WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA✅ Cinta tahu kapan ia jatuh berlabuh, berlabuh kepada seseorang yang baru bertemu... More

PENGANTAR..
PROLOG..
Chapter 1 - Seanna
Chapter 2 - Mr.Russel
Chapter 3 - Bad Day
Chapter 4 - Mysterious Women
Chapter 5 - Lonely
Chapter 6 - Again
Chapter 7 - With Him
Chapter 8 - If Only
Chapter 9 - About Her
Chapter 10 - What Secret?
Chapter 12 - What's the matter
Chapter 13 - Stupid Man¿
Chapter 14 - One Day
Chapter 15 - Married?
Chapter 16 - BRIAN
Chapter 17 - Jealous ?
Chapter 18 - Get it
Chapter 19 - My Happiness
Chapter 20 - Fear (1)

Chapter 11 - Tonight

128 100 26
By Jenamoonlight_

"Melupakan masa lalu bukan berarti kau tidak tahu diri atas semua yang terjadi, tapi begitulah jalannya. Kau harus melupakan semuanya agar bisa fokus pada masa depanmu sendiri."

-Mark

Happy Reading


****

"APA, IBUMU MENEMUIMU" pekik Rachel pada Sea yang tepat di hadapannya. Para pegawai lain melirik mereka kebingungan, tapi Rachel malah acuh, terserah pikirnya.

"Jangan terlalu berisik" kata Sea, suara Rachel benar-benar memenuhi isi ruangan tadi, terdengar berlebihan. Tapi bagi Rachel reaksi yang ia berikan adalah reaksi yang benar-benar mewakili dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Jadi bagaimana, apa Ayahmu tahu?" Desak Rachel dengan nada khawatir.

Sea menghela nafas. "Ayahku akhir-akhir ini sering keluar kota mengurus bisnis barunya, jadi mungkin saja ia tidak tahu" jawab Sea.

"Bukannya Ayahmu punya mata-mata untuk mengawasimu, oh astaga Ibumu mengambil tindakan terlalu mainstream" kata Rachel tak percaya.

Sea mengangguk lemah. "Setelah ini aku pasti akan di marahi habis-habisan olehnya. Tapi tidak apa, jangan khawatir kau mengenalku bukan?"

Rachel hanya ikut tersenyum melihat ketenangan Sea padahal ia juga tahu kekhawatiran yang di rasakan Sea saat ini.

"Apa kau sudah berbaikan dengan Mr. Vincent?" Tanya Rachel yang membuat Sea menoleh seketika padanya.

"Sudah, walaupun ia tetap saja mengomeliku" Jawab Sea dengan nada memelas.

"Biarkan saja dia, pulang kantor aku ingin ke Apartmu. Aku sangat suntuk di rumah."

"Apa perlu kita pulang bersama?"

Rachel menggeleng. "Tidak, aku akan menyusul ketika selesai bertemu Jhosua" jawab Rachel yang di balas tatapan geli Sea.

"Wow! kalian rajin bertemu. Seharusnya sudah memikirkan untuk menikah."

"Kau iri bukan? maka dari itu cepatlah cari pendamping biar aku dan Jhosua cepat menikah" ejek Rachel, Sea menonjok lengan Rachel dan mereka tertawa kecil bersama.

"Baiklah, terserah dirimu saja. Jangan salahkan aku jika kalian akan lama ke jenjang itu." ucap Sea.

"Dasar gila, sudahlah! Kau memang lebih cocok sendiri" balas Rachel malas.

****

Menjelang sore Rachel pergi duluan meninggalkan Sea yang masih berada di kantor, Sea berjalan menyusuri beberapa ruangan untuk menuju basement. Hari ini juga cukup melelahkan, karna harus ada kasus baru yang harus Sea urus.

Untungnya kali ini Vincent tidak ikut campur lagi seperti kemarin, Sea cukup lega dan senang karna pekerjaannya utuh kembali seperti semula. Tanpa di bantu siapa pun, Sea tidak menepik bahwa Vincent cukup membantu, tapi kali ini ia harus benar-benar membuktikan ia bisa tanpa campur tangan orang lain.

"Apa Anda pulang sendirian?" Tanya salah satu OB yang lewat dengan membawa ember dan Pel lantai.

"Iya, ada apa memangnya?" Sea bertanya balik.

"Saya pikir dengan teman Anda Rachel" Jawab OB itu dengan sopan, Sea hanya tersenyum lalu membungkukkan badan dan masuk ke dalam mobilnya.

Sea mengenal OB tadi, itu adalah pekerja yang sudah lama sekali bekerja di kantor mereka. Apalagi OB tadi mengenal Sea dan Rachel, Rachel pun senang jika bertemu dengan OB yang sudah cukup tua tadi.

Mobil Sea berlalu begitu saja, keluar dari area Basement dengan kelajuan standar, Sea memperhatikan cuaca hari ini. Sepertinya akan turun hujan, langit mendung dan angin juga bertiup cukup kencang. Dan seperti biasa warga sekitar tidak akan lupa membawa payung.

Ponsel Sea berdering, disana nomor yang tidak Ketahui lagi. Sea melempar ponselnya di kursi sebelah mengabaikan panggilan itu, pikirnya paling juga Mark si pria bodoh itu. Tapi sekali lagi ponselnya berdering, dengan berat hati dan pertimbangan yang cukup lama akhirnya ia mengangkatnya juga.

"Why? Aku sedang menyetir, Stupid." Kata Sea ketus.

"Apa begitu caramu bicara dengan orang tua?" Kata orang di seberang sana, Sea bergeming! suara itu sangat ia kenal. Suara yang ia tunggu-tunggu sejak kemarin, karna ia tahu hal itu akan terjadi ketika Ibunya menemui dirinya. Yah, Simon Johnson Ayahnya.

"Kenapa tiba-tiba menelefonku?" tanya Sea dan memberhentikan Mobilnya.

"Apa kau tidak tahu kesalahanmu?" Simon bertanya balik, Sea memutar kedua bola matanya.

"Jika kau menelefonku hanya untuk memarahiku, aku pikir tidak ada yang perlu di bicarakan lagi" Kata Sea acuh.

"Semakin tinggi pangkatmu, semakin tinggi juga sifat sombongmu" ujar Simon ketus.

Sea yang mendengar itu merasakan sakit di dadanya. Apakah awal pembicaraan harus seperti ini, apa salah ia menemui orang tuanya?

"Apa hakmu mengataiku sombong, jangan memancingku untuk menyakiti hatimu" Sea dengan santai mengatakan itu walaupun sebenarnya ia sedang menahan amarah.

"Jangan mendekati Ibu ataupun Adik-adikmu. Biarkan mereka hidup tenang!"

Sea meneteskan air mata, lagi dan lagi. Seperti benda tajam yang menusuk tepat di dada, itu tak berdarah tapi sangat sakit sekali.

"Baiklah aku mengerti" Sea mematikan Ponselnya begitu saja, dan membuangnya ke jok belakang. Ia benar-benar merasa di rendahkan oleh orang tuanya sendiri.

Ia kembali melajukan mobilnya, ia tidak peduli lagi betapa ramainya kendaraan yang berlalu lalang. Sesekali ia menyalip mobil yang ada di depannya. Dan mengklakson mobil yang menghalangi jalannya.

Merasa di anak Tiri kan itulah yang tengah dirasakan oleh Sea, sejak dulu ia tidak mendapat perhatian lebih dari Ayahnya. Ia tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari seorang Ayah, ia merasa terbuang ketika harus merasakan tinggal terpisah dari kedua orang tuanya.

Hari sudah mulai gelap, Sea singgah di sebuah jembatan yang sepi. Untuk sejenak ia ingin menenangkan hati dan pikirannya, sudah terlalu sakit untuknya mendengar kata-kata yang tak seharusnya ia dengar. Ia cukup sadar diri bahwa keberadaannya membahayakan orang banyak, ia juga tidak bisa mengelak jika yang Ayahnya katakan benar.

"AAAAAAAAA! KENAPA HARUS AKU? KENAPA?" Pekik Sea dengan isak tangisnya.

"Sedang apa kau di sini?" Tanya Seseorang yang tidak lain adalah Mark. Sea menghela nafas sepertinya ia sudah sangat mengenali suara Mark.

Sea menoleh. "Kau lagi! kau lagi!" Kata Sea sambil mengusap kasar air matanya. "Bukan urusanmu," hardik Sea

"Sebagai warga yang baik, saya memastikan bahwa kau tidak melakukan bunuh diri di sini" Kata Mark sambil melangkah mendekati Sea. "Untuk apa kau bunuh diri di tempat ini, di sini sangat sepi tidak akan ada yang tahu jika kau mati". Sea yang tidak berniat seperti itu, menendang kaki Mark.

"Oh damn it, kau gila!" Pekik Mark yang meringis kesakitan.

"Jangan sok tahu!" ucap Sea ketus.

"Kau terlalu naif untuk menyembunyikan semuanya" ujar Mark Santai.

Sea memicingkan mata. "Apa maksudmu, jangan sok tahu tentang hidupku. Pergilah! aku malas melihat wajahmu" kata Sea.

"Kau orang bodoh yang tidak bisa menyembunyikan apapun, jangan menyimpannya sendiri"

"Ck, tahu apa kau tentangku?" Tanya Sea.

Mark menatap lurus ke depan. "Mungkin saya tidak tahu banyak tentangmu, tapi ada baiknya jika ada yang menganjal di hatimu keluarkanlah semua. Entah masa lalumu yang belum bisa kau terima, mungkin dari sini kau bisa menerimanya."

Jelas Mark panjang lebar. Sea hanya menatap tak mengatakan apapun.

"Berdamai dengan masa lalu adalah kunci menuju masa depanmu. Jika masa lalu terus menghantui dirimu, bagaimana bisa kau fokus dengan masa depan!"

Sea yang sedari tadi memperhatikan Mark bercerita, ia diam seribu bahasa ia bingung harus bagaimana. Sedangkan masa lalu itu sedang ia cari, sedang ia cari tahu apa yang terjadi dengannya. Dan jelas Mark benar, Sea terlalu fokus pada Masa lalu yang seharusnya tak lagi ia pikirkan.

"Jangan kau pikir perkataanmu bisa meluluhkan hatiku" kata Sea akhirnya.

Mark melirik Sea dengan tatapan datar. "Apa kau pikir saya mengatakan tadi untuk meluluhkan hatimu?Tidak! saya hanya sedikit memberi saran untukmu yang terlihat tidak punya semangat hidup" tutur Mark.

Sea maju dengan maksud untuk menonjok lengan Mark, tapi Mark cukup gesit untuk menangkap kepalan tangan Sea. Mereka saling bertatapan saat itu, cukup lama dan Mark segera melepaskan genggamannya.

"Jika kau ingin menangis lagi, menangislah!" Kata Mark lalu pergi meninggalkan Sea.

"Hei! dasar gila. Kau pikir kau siapa seenaknya menyuruhku menangis" Sea menjerit ketika melihat Mark berlalu begitu saja.

Ia menangis sejadi-jadinya, bukan karna Mark tapi karna dirinya yang tidak bisa mengendalikan diri. Ia jatuh terduduk di sana, dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya. Sambil memeluk dirinya Sea sesekali menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit.

Tidak apa-apa Sea, kau sudah melakukan yang terbaik. Gumamnya dalam hati.

Tapi tidak berhasil rasa sakit itu sangat nyata ia rasakan, seperti ada benda tumpul yang sedang menggoreskan sesuatu disana.

"Tidak, tidak aku bukan orang jahat," kata Sea dan setelahnya ia jatuh pingsan di jalanan yang cukup sepi malam itu.


****

Tbc.
🍁🍁

Akhirnya setelah berpikir panjang, author bakal double update lagi. Mengingat mulai senin udah mau fokus sama tugas kampus yang ada, tetap ikuti protokol Wp dengan cara menekan bintang dan dont forget for your Comment❤.


March, 2021.
-sofiapark

Continue Reading

You'll Also Like

51.7K 4.1K 17
"aku tau harusnya aku tidak menerimamu sejak awal, yang kulakukan malah semakin membuatmu sakit, jadi kumohon lepaskan aku dan berhentilah bersikap b...
1.1M 110K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
2.3M 170K 32
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
191 112 8
Menikahi gadis pembuat onar? Muhammad Rayyan Alfatir dijodohkan oleh Abinya dengan gadis bernama Nazeelina Amanda Syahara. Rayyan sempat ingin menola...