demon byuntae | jaywon

By bunajaywon_

538K 67.9K 18K

Do not allowed to copy paste my story for any reason! [Summary] "Mari kita buat kesepakatan. Kau boleh meminu... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
🦇 Main Cast 🦇
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
ending saga : demon byuntae.
an epilogue : love wins all.

chapter 4

26.6K 3.6K 542
By bunajaywon_

haii?
sebelum mulai buna mau curhat dikit ya? Jujur buna tau akun ini masih kecil tapi tolong ya.. Buna sakit hati kalo sampe ada yang copast cerita buna tanpa ijin dari buna. Kalo mau remake boleh kok asal ada permisi dulu gak langsung main comot aja. Tolong banget ini mah ya🙏🥺

ok, mungkin itu aja curhatannya buna, langsung aja ya..

warning ⚠ : bahasa sedikit vulgar, harsh word.









**




Jungwon baru saja menapakkan kakinya di apartement miliknya. Baru saja ketika ia hendak melepas sepatunya, Jungwon mendapati sepasang sepatu lain.

"Sial". Batinnya.

Setelahnya Jungwon pun melangkah memasuki bagian dalam apartementnya dengan mengendap-endap seperti seorang pencuri yang takut jika ketahuan.

" Berhenti disana, Yang Jungwon!".

Sebuah suara menginterupsi sontak saja membuatnya tersentak. Jungwon menggigit pipi dalamnya sembari merutuk.

Bisa dia dengar suara langkah kaki yang semakin mendekat kearahnya. Dengan gerakan perlahan, Jungwon pun membalikan badannya. Ia pun tersenyum kikuk begitu mendapati sosok pemuda tinggi yang sudah berdiri tepat dihadapannya.

"Semalam kau pergi kemana? Kenapa baru pulang?".

"A-aku..". Jungwon gelagapan. Ia berusaha keras mencari setidaknya alasan yang bisa ia gunakan. Lagipula mana mungkin kan kalau dia bilang dia habis menginap dirumah Jay?

"Aku... Semalam menginap dirumah temanku, iya. Aku menginap dirumahnya Sunoo!". Alibinya.

"Seingatku Sunoo kan sedang bersama Riki lagipula mereka masih di Jepang dan belum kembali". Tukas Pemuda itu sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

Jungwon menggigit bibir bawahnya. Benar juga, bisa-bisanya dia lupa. Bodoh sekali

" Jadi... Kemana sebenarnya kau pergi?". Ujarnya sembari menatap Jungwon penuh selidik.

"Heeseung hyung! Sudah dong jangan tanya-tanya aku terus seperti ini!". Rengek Jungwon yang benar benar sudah kehilangan kata-kata.

Pemuda bernama Heeseung itu hanya dapat menghela nafasnya. Sedikit informasi saja kalau pemuda Lee ini adalah Manajernya sekaligus merangkap menjadi asisten pribadinya juga.

"Yasudah kalau begitu sebaiknya kau habiskan makan siangmu, aku sempat memasak banyak sekali tadi".

Jungwon refleks mencebikkan bibirnya. "Kau seharusnya tidak usah melakukan semua itu hyung".

"Percuma saja karena aku tak bisa memakannya". Lanjutnya dalam hati.

" Yak, kau mau kemana?". Tanya Jungwon begitu melihat Heeseung yang mengambil mantelnya yang sengaja ia taruh diatas sofa.

"Aku ada urusan sebentar". Jawabnya sembari memakai mantel tebal tersebut yang sangat pas ditubuhnya.

" Sudah dulu ya? Aku akan pergi dan kau, jangan lupa habiskan semua makananmu".

Tanpa menunggu jawaban Jungwon, pemuda itu lantas beranjak pergi meninggalkan apartement.

Jungwon pun membawa langkah kakinya pergi menuju dapur, begitu sampai di meja makan ia mendapati banyak sekali hidangan yang sudah tersaji. Semuanya tampak sangat lezat di matanya. Iya, hanya di matanya saja begitu makanan itu masuk ke tenggorokkannya Jungwon tentu tak bisa menelannya. Ia akan memuntahkan isi perutnya kembali.

"Haishh.. semuanya tampak menyebalkan". Gumamnya sembari mengerucutkan bibirnya.

'Drrt.. Drrt'

Jungwon merasakan ponsel miliknya bergetar. Ia lantas merogoh saku celananya untuk mengambil benda persegi tersebut.

"Park Sunghoon? Tidak biasanya dia menelponku".

Tak ingin membuat si penelpon diseberang sana menunggu terlalu lama, Jungwon segera menggeser ikon hijau tersebut.

"Halo?".

"Apa kau ada didalam? Jika iya, bisa tolong bukakan pintu untukku?".

Seketika Jungwon membulatkan kedua matanya. Tentu saja ia terkejut dengan kedatangan si pemuda Park itu yang tiba-tiba.

Setelahnya Jungwon pun memutus panggilannya dan bergegas menuju pintu.

"Untukmu..". Ucap Jungwon sembari menyodorkan mug berisi coklat panas dengan asapnya yang masih mengepul.

Sunghoon bergeming lantas menerimanya. " Terimakasih".

Omong-omong mereka berdua saat ini tengah berada di balkon apartement sembari menatap keindahan kota Seoul di siang hari yang sedikit dingin.

"Oh ya, Sunghoon..".

"Hm".

Jungwon sedikit tersentak begitu Sunghoon memberikan seluruh atensi padanya.

'Sial! Jangan menatapku begitu'. Rutuknya dalam hati.

Jungwon tampak berdehem sebelum lanjut berucap, "omong-omong tidak biasanya kau datang kemari".

"Apa tak boleh? Ataukah aku mengganggumu?".

"Ah..bukan seperti itu maksudku!". Elaknya dengan cepat sembari menggaruk lehernya yang sama sekali tak gatal.

Tidak tau saja, jika setiap gerak-geriknya itu selalu tak luput dari perhatian si pemuda Park itu.

" Aku hanya ingin memastikan kalau kau baik-baik saja".

Jungwon tampak mengeryitkan keningnya tak mengerti. Memastikannya? Memangnya dirinya kenapa?

Ditengah tenggelam dalam kebingungan, tiba-tiba saja Sunghoon mengikis jarak diantaranya. Jungwon tentu saja tersentak. Refleks, iapun melangkah mundur hingga tubuhnya tersudut dan menubruk dinding dibelakangnya.

"Sunghoon.. kau mau a-apa?". Tanyanya dengan gugup.

Namun pemuda Park itu seolah tak memperdulikan pertanyaannya. Sunghoon semakin mencondongkan wajahnya. Sementara Jungwon hanya dapat menelan salivanya dengan susah payah. Dan yang bisa ia lakukan hanyalah menutup kedua matanya rapat. Ia tak tau sebenarnya apa yang mau pemuda itu lakukan padanya.

Hanya bersisa jarak dua senti lagi, Sunghoon pun terdiam sembari memperhatikan dengan teliti pahatan paras cantik pemuda manis dihadapannya. Namun kemudian ekor matanya menangkap sesuatu.

"Apa ini hickey?".

Seketika Jungwon membuka kedua matanya terkejut dengan refleks juga ia mendorong pemuda Park itu untuk menjauh darinya.

" A-apa?".

"Dilehermu Won, ada bercak merah sedikit keunguan".

Jungwon rasanya ingin membenturkan kepalanya ke dinding dibelakangnya saat itu juga. Satu kata yang mewakili dirinya saat ini adalah Bodoh.

Jungwon menggigit bibir bawahnya. Sekarang dia benar-benar bingung harus menjawab apa?

Shit.

Semua ini gara-gara Jay!

" A-haha ini.. Mmm, aku sempat digigit nyamuk kemarin lalu aku menggaruknya sedikit kasar sampai akhirnya meninggalkan jejak begini". Sahut Jungwon sembari memegangi lehernya.

Kalau boleh jujur, ini adalah alasan yang paling tak masuk akal sekali tapi meski begitu, Jungwon berharap saja Sunghoon mempercayainya.

"Oh.. Begitu".

Jungwon setidaknya sedikit merasa lega karena ternyata Sunghoon benar-benar mempercayainya.

Tapi tak lama kemudian, Ponsel milik Sunghoon berdering. Sebuah panggilan masuk untuknya.

" Aku ingin menjawab telponnya dulu". Ijinnya. Jungwon hanya mengangguk mempersilahkan.

"Halo Sayang?".

Raut wajahnya seketika berubah kesal begitu tau jika si penelpon itu adalah Jake. Tak ingin menjadi nyamuk, Jungwon pun memutuskan untuk masuk.

Lain halnya dengan Sunghoon yang mengulas senyum tipisnya sembari menatap punggung sempit itu yang semakin menjauh dari pandangannya.


















Sementara itu disisi lain....


Jay tampak menyandarkan punggungnya dengan nyaman di kursi kerjanya. Sebenarnya sejak tadi pagi ia sama sekali tak melakukan pekerjaan apapun.

"Tck, kenapa aku malah merindukan vampir kecil itu? Astaga.. Kucing kecil itu benar benar mengganggu pikiranku". Jay berdecak sembari menggigit pipi dalamnya.

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu.

" Masuklah!". Titahnya.

Lantas seorang wanita muda berjalan memasuki ruangan kerja pribadinya.

"Sajangnim, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu".

Jay hanya dapat menganggukkan kepalanya mempersilahkan sang sekretarisnya itu untuk menyuruh orang itu masuk menemuinya.

" Kau?". Ucap Jay begitu ia mendapati sosok pemuda yang tak asing baginya itu kini telah berdiri dihadapannya.

"Aku pasti membuatmu terkejut".

" Ya.. Hanya sedikit. Darimana kau tau kantorku?".

Pemuda itupun tersenyum menyeringai. "Aku bisa tau segala hal dengan mudah, Park Jongseong".

Jay mengulas senyum tipisnya. " Menarik sekali. Lalu apa tujuanmu datang kemari menemuiku?".

"Aku ingin memperingatkanmu untuk menjauhi Yang Jungwon!".

Jay lantas terkekeh mendengarnya. "Kenapa aku harus menuruti perkataanmu? Memangnya kau itu siapa, hah?".

" Aku bahkan bisa melenyapkanmu sekarang juga jika aku mau, makhluk immortal".

Jay sontak mengangkat sebelah alisnya. "Lalu apa bedanya aku denganmu?".

" Tentu saja aku dan dirimu berbeda. Sekalipun aku bukan makhluk mortal sepenuhnya, setidaknya aku jauh lebih baik dibandingkan dirimu".

"Cih, omong kosong". Jay berdecih kesal.

" Maka dari itu sebaiknya ikuti perkataanku kalau kau masih ingin hidup lebih lama didunia ini".

Setelahnya pemuda itupun beranjak pergi meninggalkan Jay yang menahan kesal.


















**




Seharian ini Jungwon merasa tubuh nya benar-benar lemas sekali. Ia heran kenapa dirinya seperti ini karena tidak biasanya.

Tenggorokkannya pun kini terasa begitu kering. Dia haus dan butuh darah untuk ia hisap! Ralat, dia sangat membutuhkan Jay saat ini

"Dimana si brengsek itu?". Jungwon berjalan kaki menapaki trotoar yang tanpak sepi malam ini.

Biasanya hanya dengan memikirkannya saja, sang incubbus biasanya akan muncul.

Tak jauh dari tempat ia berdiri, Jungwon mendapati beberapa orang bertudung hitam tengah mengepung seseorang. Karena rasa penasarannya yang cukup tinggi, iapun dengan bersembunyi dibalik semak belukar memperhatikan apa yang orang orang itu lakukan.

"Lepaskan aku bajingan!".

Tanpa banyak bicara, orang orang bertudung itu lantas mengacungkan belati tajam yang telah di mantrai untuk kemudian ditusukkan pada orang yang tengah tersungkur itu. Setelahnya terdengar teriak keras yang menggema mengusik gendang telinganya.

"Aaaakhhh...!!!".

Lalu salah satu dari orang-orang itu menyiramkan sesuatu dari sebuah guci kecil hingga membuat sang korban kembali meraung merasa terbakar.

Hingga makin lama teriakkan itupun semakin memelan dan menghilang bersamaan dengan tubuh orang itu yang ikut lenyap bagai debu tertiup angin.

Jungwon sontak membulatkan kedua matanya begitu tau jika orang-orang bertudung itu adalah Helsing. Mereka adalah sekelompok pemburu Vampir.

Dengan perlahan iapun melangkah mundur. Bagaimanapun juga ia harus segera kembali ke apartementnya jangan sampai dirinya ikut tertangkap setelah ini.

'Hap'

Seseorang mencengkram kedua bahunya.

Jungwon sontak terbelalak. Bahunya menegang. Apakah ia sudah terlambat untuk menyelamatkan diri? Lalu apakah malam ini juga akan menjadi akhir untuknya?



















***

Hayoloh siapa coba yang sempet ketemu sama Jay? Terus kira-kira Jungwon bakalan selamat atau....?

Continue Reading

You'll Also Like

337K 45.8K 34
jungwon menegaskan kalo dia benci banget sama orang antah berantah yang culik dia dari Panti Asuhan Bunda Bela untuk tiba-tiba dijadiin istri.
74.9K 6.5K 39
Warning ! Gender Switch ... Ayo Sunghoon temani aku menonton konser, aku ingin bertemu suamiku - Choi Beomgyu temui saja nanti dirumah, aku tidak bis...
49.6K 6.2K 17
PSYCHO HaruKyu Ver Kita saling mencintai, Namun juga saling menyakiti~Harukyu Bxb🔻🔺‼️ Start:21-03-2021 End: 06-04-2021
63.7K 7K 28
JENLISA Mengisahkan tentang Lisa seorang CEO dan Jennie si wanita sepesial... " Ne ini rumah ku dan berhenti lah memanggilku dengan sebutan itu" " Ke...