Jayesa

By Kaylasapanaa

911K 101K 55.8K

Cinta mereka di mulai dengan permainan konyol. Saca Cantika, gadis yang tidak pernah menyangka bahwa hatinya... More

1. Terbang dan Jatuh
2. Pesta
3. Aileen dan Jenniya
4. Berjuang
5. Dua orang lagi
6. Kesekian kalinya patah
7. Teman kecil
8. Satu hari untuk lima orang
9. Caca marah
10. Rapuh
11. Putus?
12. Kesekian kalinya
13. Happy birthday
14. Jangan nyerah
15. Takdir dan kebetulan
16. Sesuatu yang berbeda
17. Satu hari bersama keduanya
Indestructible
18. Pangeran dan Tuan Putri
19. jatuh cinta dan sakit hati bersamaan
20. Ice Cream
21. Putus asa
23. Tiga permohonan dari teko Om Jin
24. Rindu atau benci, itu beda tipis
25. Menyelesaikan hal yang tak perlu
26. Merelakan
27. Perasaan memendam

22. Menghilang

12.4K 2.3K 852
By Kaylasapanaa


Komen pake emoji ya. Tim Farrel 💜 tim Jay 💛

Bimbang - Melly Goeslow

"Saat kamu tidak ada pun, begitu sempatnya kamu menyakiti hatiku."

***

Tepat pukul 12 malam gadis berbaju tidur pink itu mengunggah foto bersama lelaki tampan yang ia ambil satu tahun yang lain. Saat lelaki itu berulang tahun yang ke 17.

Dia tersenyum, keadaannya masih sama. Tahun ini ia masih bisa menemani Jay seperti tahun kemarin. Sedihnya, gadis benama Aileen ini tidak tau keberadaan Jay di mana. Di hari ulang tahunnya lelaki itu menghilang.

Padahal banyak sekali cerita yang ingin ia bagi pada lelaki itu, dan hadiah yang ia siapkan dari jauh-jauh hari. Tapi Aileen yakin di mana pun Jay berada, dia pasti ingat Aileen sedang mengucapkan selamat ulang tahun untuknya.

"Selamat ulang tahun, Jay," ujar Aileen sambil meniup lilin yang ia nyalakan. Ini mewakili Jay, Aileen tau betul kalau Jay tak pernah ingat hari ulang tahunnya, kalaupun ingat dia tidak peduli.

"Aku sayang kamu, sampe aku harus pura-pura gak tau kalau kamu mainin banyak cewek di belakang aku," gumam Aileen, rasanya sakit memikirkan ini.

Dia berjalan menyusuri dinding kamarnya, ada beberapa foto dirinya bersama Jay yang tampak bahagia. Perlu diingat, Aileen hanya pura-pura saja, seakan ia tidak tau. Padahal dalam hatinya menangis berteriak.

"Aku gak baik-baik aja, Jay. Ingin rasanya keluar dari circle ini, tapi aku gak mampu," ujar Aileen sembari mengelus foto Jay yang sedang tersenyum lebar ke arah kamera.

"Apa harus aku menyerah? Membiarkan kamu bersenang-senang, ada atau gak ada pun aku, gak berpengaruh buat kamu."

Aileen memejamkan matanya, satu tahun ini ia sudah bertahan pada toxic relationship ini. Apa mungkin ini waktu yang pas untuk melepas semuanya?

"Berat. Aku harus nyerah, demi kebaikan kita," kata Aileen, berat rasanya bila berbicara ini langsung di hadapan Jay. Mungkin ia tak akan mampu bila ada Jay di hadapannya.

Saat gadis itu akan menurunkan figura yang ada foto dirinya dan Jay, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka tanpa diketuk. Itu Mama Aileen.

Gadis itu meliriknya, keningnya bergelombang saat melihat wajah mamanya panik. "Ya, Mam? Kenapa?"

"Urgent, ini tentang Jay. Ayo ikut Mama," ujar Mamanya, di situ Aileen panik dan langsung ikut pergi bersama Mamanya. Perasaannya campur aduk antara sedih dan gelisah. Tapi marah karena Jay selalu penuh kejutan.

***

Pekerjaan Caca di sekolah setiap harinya hanya melamun dan melamun. Semangat belajarnya menurun, bahkan Caca tak asik karena sering melamun dan tak nyambung bila di ajak bicara.

Ini sudah seminggu dari hari ulang tahun Jay, dan seminggu juga Jay menghilang tanpa kabar. Tak ada yang tau keberadaan lelaki itu di mana.

Jay bagaikan di telan bumi tanpa meninggalkan jejak.

"Ra, gimana, nih?" bisik Gaisa, Anara menggeleng tidak tau. Dia bingung dengan cara apalagi menghibur Caca.

"Ca tau gak sih di mall lagi ada diskon gede-gedean," ujar Gaisa heboh. Caca hanya meliriknya sekilas, lalu kembali memandang papan tulis yang isinya sisa materi kemarin.

Seperti ada bagian yang hilang dalam hidupnya, padahal awalnya dia tidak seserius ini.

"Si Jay lagi hibernasi kali ya jadi ustad. Atau lagi di azab karena banyak ceweknya?" celetuk Ringgo yang langsung ditoyor oleh Zigo. Mendengar itu, Caca hanya menghela nafasnya agar terasa lega dan sedikit menghilangkan sesak di dada.

"Ca, jangan didengerin omongan Ringgo, suka ngasal emang," kata Gaisa, dia berusaha membuat Caca agar tak terpengaruh oleh ucapan Ringgo.

Caca tersenyum sambil mengangguk. "Gak papa kok, santai aja. It's okay, guys. Lagian si Jaylani bukan tokoh penting juga di hidup gue."

Bohong. Kalimat itu jelas untuk menutup kesedihannya saja, semua itu tidak benar. Sesama perempuan Gaisa maupun Anara tau kalimat itu tidak dengan kebenarannya, dari sorot matanya saja terlihat jelas Caca merindukan sosok Jay.

"Iya gak penting juga ya, Ca. Lupain deh ayo, atau mau gue cariin pengganti si Jaylani? Culas tuh anak pergi gak bilang-bilang," ujar Aji mengompori, setelahnya lelaki itu mendapatkan jitakan dari semua temannya.

"Lo diem deh," ujar Galang, Aji hanya memperkeruh keadaan saja. Galang juga cukup peka bahwa Caca hanya membodohi dirinya sendiri saja.

Teng! Teng! Teng!

Caca berdiri sambil menggendong tasnya. "Udah bel, kalian mau langsung balik?"

"Kita mau nongkrong di kafe, lo ikut?" tanya Zigo.

Caca menggeleng. "Nggak deh, gue punya janji. Duluan, ya!" Setelah itu Caca pergi meninggalkan ruang kelas. Koridor sangat penuh oleh siswa-siswi yang berdesakan ingin pulang, memang dijam terakhir ini semua angakatan SMA Kencana jam kosong, karena ada rapat guru.

Saat sudah di depan gerbang, Caca berlari menyebrang dan masuk ke dalam mobil hitam yang sudah terparkir di sana.

"Udah sedihnya, mau ice cream?" ujar lelaki yang ada di sampingnya. Caca mengangguk dengan wajah yang masih cemberut.

Farrel mengelus rambut gadis itu, pergerakannya terhenti saat tangan Caca memegang tangannya. Aneh, Caca rasa Farrel sudah jauh dan melebihi batas. Perlakuan ini sungguh berbeda.

"Sorry," Farrel menarik kembali tangannya, suasana menjadi canggung. Padahal dulu Farrel sering mengelus rambut Caca, tapi entah kenapa kali ini rasanya berbeda.

"Jadi, beli ice cream?" tanya Farrel.

Caca mengangguk, pikirannya masih kalut tentang Jay. Berputar mencari kunci dari teka-teki ini, kenapa perginya dia? Sedang apa dia? Semua pertanyaan itu terus menerus datang di kepalanya.

"Udah, Ca. Satu minggu lo murung terus. Lo pernah bilang sama gue, kalo seseorang memutuskan pergi itu artinya lo harus rela melepaskan."

Caca melirik Farrel, dia lupa akan ucapannya. Lagi pula Caca dan Jay awalnya hanya permainan saja, dan mereka tidak serius. Caca hanya objek taruhan saja, tidak lebih. Seharusnya Caca tau kapan pun Jay bisa pergi, dia sudah tau betul bagaimana Jay, tapi entah mengapa dia menolak semua itu. Dia berpikir akan selamanya bersama Jay.

"Sampe, Ca. Yu turun," Farrel membuka seatbelt-nya, lalu tanpa berkata apapun lelaki itu membukakan seatbelt untuk Caca. Gadis itu tertegun, perlakuan Farrel sungguh membuatnya bingung.

Canggung. Buru-buru Caca turun dari mobil, dan memilih masuk ke dalam kedai ice cream itu duluan. Sedangkan Farrel dia tersenyum saat melihat pipi Caca yang bersemu merah.

Farrel menyusul Caca ke dalam, lelaki itu memesan terlebih dahulu dan duduk di bangku samping Caca. Caca melirik Farrel sebentar lalu membuang mukanya ke arah lain, aneh rasanya.

"Lo kenapa sih, Ca? Canggung banget kayaknya?" tanya Farrel.

Caca menggeleng kuat. "Nggak kok! Kata siapa?" ujar Caca tidak santai.

"Tuh, nadanya aja beda. Ada apa sih?" desak Farrel.

"Gara-gara lo bego!" batin Caca.

"Ca ke Korea, yu?" ajak Farrel.

Caca menaikan satu alisnya heran. "Hah, mau ngapain?"

"Bikin seneng lo, mood lo naik kalo bahas tentang dunia per-KPOP-an, kan? Yaudah kita langsung ke negaranya aja, pasti lo suka, kan?"

Caca sedikit mengulum senyumnya, dari dulu Farrel memang tau bagaimana cara membuat Caca senang.

"Nggak sampe ke Korea juga, El."

"Mau kemana dong, gue turutin deh keinginan lo biar senyum lo balik lagi. Gak pantes lo tangisin orang yang gak bisa menghargai hati lo. Masih banyak cowok yang suka sama lo dan ngantri mau jadi pacar lo."

Caca tampak berpikir. "24/7 bareng gue?"

"Pengawal pribadi, nih?"

Caca mengangkat alisnya. "Bisa dibilang begitu."

"Yaudah es creamnya di makan," ujar Farrel saat es cream itu baru saja datang.

"Makasih ya El."

"Sama-sama, Ca."




***

Gimana part ini?

kapalnya Farrel pasti suka nih.

Tebak deh kedepannya hubungan mereka gimana?

instagram
kaylasapana_
wattpadpana



Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 145K 51
Katanya, psikopat bersifat genetik. Katanya, seorang anak yang tumbuh besar dengan orang tua yang memiliki gangguan tersebut berpotensi tumbuh serupa...
310K 19K 67
⚠️ Update Setiap Hari ⚠️ [ Jangan lupa follow sebelum baca! ] --- Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari saha...
3.5M 208K 56
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.7M 88.5K 54
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...