Straight-A Student | ChanBaek

By zerofoue

81.2K 11.2K 1.9K

completed ✅ Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Bonus Chapter: one

1.3K 127 21
By zerofoue


Melanjutkan dan mulai membangun karir bukanlah hal yang mudah bagi Baekhyun. Setelah lulus dan mempertimbangan tawaran yang ia sempat terima untuk bekerja tetap di perusahaan dimana ia magang, Baekhyun mengambil sebuah keputusan besar dimana ia mengajukan surat lamaran pekerjaan ke salah satu perusahaan makanan yang paling terkenal di Korea Selatan. Padahal, kebetulan, Jaemin ternyata memutuskan untuk bekerja di perusahaan dimana Baekhyun magang beberapa bulan lalu.

Dan untungnya, Dewi Fortuna seperti berada di pihaknya karena Baekhyun berhasil diterima dan bahkan memulai pengalaman bekerjanya hari ini. 

Saat melamar bekerja pun, sebenarnya Baekhyun tidak berharap banyak. Namun, tentu saja ia berusaha untuk memberikan yang terbaik. Mungkin perusahaan juga melihat pengalaman Baekhyun yang sampai sekarang menjadi sukarelawaan di salah satu panti asuhan. Walaupun tak rutin, si manis ini masih selalu meluangkan waktunya untuk mampir ke panti asuhan untuk menyajikan makanan dan bertemu dengan anak-anak yang begitu murah hati. Ah, berbicara tentang mereka, itu mengingatkan Baekhyun terhadap keinginannya untuk mengajak Chanyeol. Semoga saja anak-anak itu tidak takut terhadap pembawaan Chanyeol yang cukup kaku dan dingin. Membayangkannya saja Baekhyun sudah merinding. Atau Chanyeol akan berubah menjadi hangat ketika bertemu dengan anak-anak? 

Baekhyun berjalan melewati pembatas lobi dengan lift setelah memindai kartu pengenal dirinya. Masih sembari melihat ke sana kemari karena dirinya masih belum seberapa akrab dengan lingkungan ini. 

Sembari menunggu di belakang sekumpulan karyawan lainnya yang juga lift untuk sampai, ia menyempatkan untuk mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Chanyeol.

yeolda

gue udah di kantor yaa

semangat hari ini yeol

jgn lupa usbnya

hari ini meeting kan?


Baekhyun mulai membangun karirnya dan Chanyeol pun begitu. Hanya saja Chanyeol memfokuskan dirinya pada perusahaan papanya yang akan diwariskan padanya. Jadi tentunya, kekasihnya itu mengemban tanggung jawab besar. Apalagi sisi kompetitif Chanyeol yang terus saja mendorongnya untuk bisa bersinar. Tak lupa juga keinginannya untuk membanggakan orangtuanya. 

Pergerakan orang-orang di depannya menyadarkan Baekhyun dari pikirannya sendiri dan ia pun ikut bergerak untuk masuk ke dalam lift yang terbuka. Setelah memastikan tombol lantai yang ia tuju sudah ditekan, ia kembali menujukan pandangannya pada layar ponselnya.

yeolda

oke

hati2

iya udh masuk tas

iya, gue ikt papa ke kantor 
cbg timur

gue jemput nnti. jam brp?

jam 5 

ke resto aja di samping
kantor ya

mama nitip makanan

tpi kalo gabisa gapapa
ya yeol jangan buruburu

perkiraan beres meeting 
jam 4an

harusnya bisa

 oke! see uu❤️

see u b 😊

Diberi emoticon sederhana seperti itu saja sudah bisa menyunggingkan sebuah senyum bahagia di bibir Baekhyun. Suara asing yang dekat dengan telinganya menyadarkan Baekhyun dari kebahagiaannya sendiri dan sepertinya Baekhyun harus berterima kasih pada orang itu karena sudah membawanya kembali pada realita.

"Hai. Baru ya?" tanya perempuan itu sembari tersenyum manis. Tangannya penuh dengan sebuah gelas kertas yang sepertinya berisi kopi panas. 

Baekhyun mengangguk singkat, mengembalikan senyuman itu dengan senyuman yang tak kalah manisnya juga.

"Salam kenal. Lee Chaewon. Department apa?"

"Ah, product development."

"Oh, Byun Baekhyun? atau Lee Eunbin?" Seniornya yang satu itu menebak-nebak.

"Byun Baekhyun." jawabnya sembari terkekeh. Dalam hati membatin bahwa berarti ada satu lagi karyawan baru yang baru masuk bersamaan dengannya yang bernama... Ah, Baekhyun saja sudah lupa.

"Aku HRD, jadi tau karyawan-karyawan baru." 

Baekhyun membulatkan mulutnya dan mengangguk beberapa kali, menandakan bahwa ia paham. Pandangannya teralihkan ketika lift berbunyi dan Chaewon ternyata akan turun di lantai ini. 

"Duluan ya."

Baekhyun mengangguk. 

"Have a good day, sunbae."

"You too." 

Awal yang baik, setidaknya ada senior yang ramah padanya. 

///

"Good job hari ini, nak." ungkap ayah Chanyeol, dibarengi dengan tepukan di bahunya yang lebar. 

"Tapi sepertinya bahasa kamu harus disederhanakan lagi. Engga semuanya mengerti." kekeh Tuan Park sembari sedikit melirik ke belakangnya dan itu berhasil membuat Chanyeol penasaran. Ketika ia melihat ke arah dimana ayahnya melirik, ia dihadiahi dengan karyawan-karyawan ayahnya yang menggaruk kepala dengan air muka yang mengerut sambil berjalan keluar dari ruang pertemuan. Mungkin kebingungan dengan materi yang Chanyeol sampaikan hari ini. Namun, bagaimana lagi? Banyak yang Chanyeol harus koreksi dari kinerja mereka dan harusnya mereka paham dengan semua terminologi yang disampaikan tanpa harus dijelaskan lagi. Mereka bukan anak kuliah untuk belajar di sini. 

"Harusnya mereka udah paham, pa. Kenapa aku harus sederhanakan? Semua udah cukup sederhana di mata aku."

"Hm, betul." ayah Chanyeol berlagak berpikir, mungkin benar-benar berpikir agar anaknya tidak keras kepala dan bisa sedikit sabar.

"Jadi seorang pemimpin harus merangkul, Yeol. Yang jelas itu. Ya pastinya, harus tegas, bisa koordinasi. Kamu selama ini lihat papa seperti apa, engga jarang marah-marah karena kerjaan engga menemui ekspektasi. Tapi kan papa kerja sama orang? Bukan sama robot? Kalau robot gampang tinggal otak-atik. Kalau orang masa papa bongkar kepalanya?" kekeh Tuan Park.

"Ya sudah, papa pulang dulu. Kamu ke mana habis ini?" 

"Jemput Baekhyun. Hari ini dia mulai kerja." 

"Jadi di Delish?"

Chanyeol mengangguk bangga. Ayahnya juga tersenyum karena jawaban anak lelakinya itu.

"Titip salam ya. Papa mau beli titipan mama dulu."

"Aku aja yang beliin. Papa langsung pulang."

"Bisa habis papa sama mama kamu kalau pulang-pulang belum ada. Sudah, papa aja. Kamu sama Baekhyun santai-santai dulu." 

Setelah Tuan Park sudah selesai merapikan barang-barang yang ia akan bawa, ia segera beranjak dari sana dan berjalan keluar dari ruang meeting.

"Emang nitip apa?" tanya Chanyeol sebelum ayahnya keluar sepenuhnya.

"Jagung!" 

Chanyeol hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ada-ada saja.  Matanya ia alihkan pada jam tangan di pergelangan tangannya dan setelah melihat bahwa jarum jam akan segera menunjuk angka lima, ia segera melangkah. 

///

Chanyeol bisa melihat sosok mungil Baekhyun di dalam restoran cepat saji yang dikelilingi oleh kaca itu. Kepalanya sedang mendongak ke atas. Mungkin sedang memusatkan perhatiannya pada papan menu untuk mencari-cari apa yang menarik perhatiannya. 

Tanpa sadar, bibirnya tertarik ke atas membuat sebuah senyuman manis yang cukup jarang ia tunjukkan.

Oh, lihatlah. Baekhyun dan segala sesuatu yang dilakukannya pada seorang Park Chanyeol.

"Selamat datang." sapa seorang pelayan yang kebetulan sedang membersihkan sebuah meja di dekat pintu masuk.

Chanyeol menganggukan kepalanya singkat sebagai tanda hormat dan langsung berjalan ke arah kasir dimana Baekhyun berada.

"Hai, sayang." ucap lelaki tinggi itu ketika Baekhyun sudah tepat berada di sampingnya. Kekasihnya tampak terkejut, dengan mata bulan sabit yang melebar karena suara Chanyeol yang tiba-tiba menyapa telinganya.

Chanyeol terkekeh pelan dan mengecup dahi Baekhyun.

"Pesan apa?" 

"Just... some stuffs.

Lagi-lagi, Chanyeol tak bisa menahan dirinya untuk tertawa pelan ketika Baekhyun masih saja terlihat terkejut dengan tingkahnya. Astaga, mereka ini sudah lumayan lama bersama, apa Baekhyun masih akan terus seperti ini? Chanyeol bisa makin cinta. Tapi, bukan apa, dari mata Baekhyun, Chanyeol yang menggunakan jas dan sebuah coat panjang merupakan sebuah pemandangan yang menakjubkan.

"Permisi, kak." 

Pelayan yang tadi sempat hilang untuk mengurus pesanan Baekhyun akhirnya kembali. 

"Totalnya jadi 20,000 won. Pembayarannya tunai atau non-tunai?"

Baekhyun langsung saja menyerahkan kartu debit yang ia sedari tadi genggam erat dan segera menyelesaikan proses pembayaran. Sebenarnya, Baekhyun sempat sedikit jengkel karena pelayanan di tempat ini cukup memakan waktunya, tapi setelah melihat Chanyeol, ya, dirinya tiba-tiba lupa.

Setelah menerima pesanannya, Baekhyun dan Chanyeol segera bergegas untuk pergi. Ibunya pun sepertinya sudah menunggu di rumah. 

Tanpa aba-aba, Chanyeol menyelipkan tangannya yang jauh lebih besar dan menautkan jari-jarinya pada milik Baekhyun yang lentik. Baekhyun tersenyum manis pada kekasih tingginya itu, yang juga mengembalikan senyumnya dengan senyuman tipis yang begitu menawan. 

Ya, hari ini dilewati dengan cukup baik. Semangat untuk hari esok!



Continue Reading

You'll Also Like

93.5K 4.7K 107
Banishment is to merciful. Instead a prince is stripped down to a soldier, an easy disposable to be set in the middle of a war. To be treated like a...
193K 6K 39
"When I first met you, you were a complete stranger. But through time, I thought I really started to get to know you. To know the way you react to th...
890K 42.3K 37
Ellie Jenkins is struggling to write a high school TV show, so her boss gives her an ultimatum: go to her ten year reunion or lose her big break fore...
3.6M 127K 43
*WARNING: RATED MATURE DUE TO LANGUAGE/SEXUAL CONTENT. READERS MUST BE 17+* *CANNOT be read without reading prior novels in series* Asher Pryce hides...