[βœ”] Noona, Please Touch Me

By itsmyzhe

178K 4.9K 786

π™’π™–π™§π™£π™žπ™£π™œ : πŸ”ž 360 derajat Eunwoo merubah dirinya menjadi Pria lebih dewasa. Demi mendapatkan Wanita b... More

prolog
BAB 1 - Fist Meet
BAB 2 - 2-4nd Meet
BAB 3 - Eargeness
BAB 4 - Teach Me
BAB 5 -Tedency [17+]
BAB 6 - Shaking [πŸ”ž]
BAB 7- Appetence
BAB 8 - Undecided
BAB 9 - Kind
BAB 10 - Snare
BAB 11 - Distracted
BAB 12 - Cozy [πŸ”ž]
BAB 13 - Both [17+]
BAB 14 - Revealed
BAB 16 - Fact
BAB 17 - Eunwoo [πŸ”ž]
BAB 18 - Mevrouw
BAB 19 - Affray
BAB 20 - Disappear
BAB 21 - You're Mine [END]
Daddy, She's Mine

BAB 15 - Fear

1.3K 116 11
By itsmyzhe

If you touch my mine,
then you will erase it.
I hope you understand what I mean

Noona, Please Touch me

Jiyeon menunda meetingnya bersama Minho, Ia memilih tempat duduk berjauhan dari Eunwoo, Jiyeon kesal dengan Pria itu terlalu pemaksa akhirnya ia menggagalkan meetingnya, membuat Jiyeon mendapat amukan dari Kakak sepupunya. Eunwoo yang menyadari Jiyeon marah padanya Pria itu mendekat untuk duduk di samping Jiyeon yang mendiaminya dari tadi.

"Kau benar-benar marah? Terlalu mencintai Wonwoo?," tanya Eunwoo langsung sambil menatap Jiyeon yang memandang ke arah samping. Eunwoo masih tidak bisa menerima ternyata kekasih Jiyeon adalah sahabatnya sendiri. Amarah Eunwoo memuncak mengingat bagaimana kata-kata Wonwoo yang menceritakan seksnya. Jika ia mengetahui siapa kekasih Wonwoo, ia menarik ucapannya sendiri menyarankan Wonwoo untuk melakukan hubungan lagi.

"Jangan mau kau sentuh lagi dia, kau pasti paham apa yang aku maksud." Jiyeon menoleh menatap Eunwoo yang juga menatapnya salama berapa detik kemudian mulai beranjak dari duduknya.

"Kau mencintaiku, Noona?" tanya Eunwoo menahan pergelangan tangan Jiyeon, wanita itu menoleh dan menunduk.

"Aku mencintai kalian berdua."

"Mencintai kami berdua? Kau masih ingin mempertahankan Wonwoo, oh atau rasa mu ini untuk melampiaskan rasa cintamu terhadap Chanyeol, kau sudah melakukan seks bersama kakak kandungmu benarkah itu, Noona?"

"Eunwoo!" sentak Jiyeon mendelik menatap Eunwoo tajam. Tak suka dengan perkataan asal dari kekasihnya itu. Sedangkan Eunwoo diam memperhatikan, menurutnya Jiyeon tetap akan mempertahankan Wonwoo disisinya, dirinya bisa apa? Jangan gila, ia tidak akan melepaskan Jiyeon begitu saja. Setelah pesona dari wanita 27 tahun ini menjebaknya terlalu dalam.

"Aku tidak akan melepasakanmu," ujar Eunwoo dengan suara tegasnya, menatap penuh keyakinan ke arah Jiyeon, ia berdiri dan merengkuh tubuh Jiyeon kedalam pelukannya.

"Rasa ini terlalu dalam, Noona."

Jiyeon mengangguk mengerti sambil membalas pelukan Eunwoo, tapi dalam hatinya ia memikirkan alasan apa, mengingat kalungnya telah di buang oleh Eunwoo. Mana mungkin Wonwoo mengabaikan kalung yang tak tersemat indah di lehernya. Wonwoo pasti akan langsung menanyakan di mana kalung pemberian Pria itu.

"Maafkan aku, aku tidak bisa melepaskan Wonwoo."

Tangan besar Eunwoo menyentuh wajah Jiyeon, mengelusnya pelan seraya melayangkan senyuman tipis di sudut bibirnya. "Aku izinkan, tapi ...jangan lakukan kontak fisik secara intim, hanya aku yang boleh melakukan itu padamu, aku tak mau kau berjanji, kau pasti paham dan mengerti karena kau sudah dewasa bukan?"

Jiyeon lansung terdiam mendengar penuturan Eunwoo, menatap Eunwoo yang juga tengah menatapnya. Eunwoo berdecak kemudian melayangkan kecupan singkat di bibir Jiyeon. Mustahil bagi Jiyeon tanpa melakukan kontak fisik, karena setiap bertemu dengan Wonwoo mereka melakukan kegiatan rutin mereka saling bercumbu mesra, walau tidak sampai melakukan 'itu', bukankah itu termasuk kontak fisik secara intim.

Seolah paham dengan tatapan yang di layangkan Jiyeon, Eunwoo berbisik semakin membuat Jiyeon pening menghadapi tingkah Eunwoo, "Tidak juga dengan ciuman, bibir ini ...". Eunwoo memberi jarak kemudian menyapu pelan menggunakan jempolnya "Hanya untukku, Noona."

"Baiklah."

"Aku percaya padamu, Jiyeon."

Eunwoo tersenyum tipis melihatnya, mata Eunwoo tak sengaja melihat jam di dinding ruangan kerja Jiyeon, "Kau tidak ingin makan?" tanya Eunwoo.

Jiyeon mengangguk, ia memaksa melepaskan pelukan dari Eunwoo, tentu Eunwoo masih enggan melepas pelukannya. "Berikan aku satu ciuman"

Dan Jiyeon harus mengumpat dalam hati, jika tidak di turuti Eunwoo akan menempel padanya seharian. Jiyeon mendongkak dan meraih tengkuk Eunwoo, Eunwoo tersenyum dan menyambut ciuman Jiyeon.

...

Jiyeon mengikat rambut pendeknya yang mulai memanjang, memakai sarung tangan berwarna hitam seraya mengambil air untuk menyiram tanaman kaktus yang ia beri untuk Wonwoo. Pria itu masih memberishkan diri, karena bosan menunggu lebih baik ia menyiram tiga tanaman kaktus pemberiannya.

Seperti biasa ia hanya menggunakan tanktop dan hotpant pendek, berjongkok tersenyum melihat kaktus hias yang tumbuh baik. Terlihat Wonwoo selalu merawat baik pemberiannya.

"Aku saja, Noona."

Kegiatan Jiyeon berhenti, harum sabun dari tubuh Wonwoo tercium segar. Ia segera melepaskan sarung tangannya lalu beranjak berdiri. Ia gemas melihat rambut Wonwoo yang berantakan. Ia berjinjit untuk membenahi rambut Wonwoo di sana.

Wonwoo melakukan gerakan mengelak sedikit membawa kepalanya kebelakang "Biarkan saja, aku rasa semakin seksi terlihat begini."

"Tidak! aku lebih menyukai Pria rapi, terlihat berkali-kali lebih tampan." Tangan Jiyeon ingin menyentuh lagi. Namun, Wonwoo mengelak dengan cepat Wonwoo mencuri ciuman di wajah Jiyeon.

"Aku merindukanmu."

Ucapan yang tak pernah tertinggal, biasanya jika sudah seperti ini Jiyeon akan memeluk Wonwoo dan memberikan ciumannya, ia ingin menangis saat ini, apa ia tidak boleh untuk mencium Wonwoo?. Benar saja Wonwoo mendekat seraya memiringkan wajahnya untuk mencium bibir ranumnya.

"Aku lelah ... Ahh mau menonton?" Jiyeon menjauhkan diri dari tubuh Wonwoo yang mematung.

Orang bodoh yang tak menyadari perubahan kekasihnya. Mungkin ada masalah, Wonwoo mencoba mengusir pikiran negatif, lebih tepat tak ingin memperburuk suasana.

"Apa yang kau lakukan! Yak... Jeon Wonwoo turunkan aku."

Pria itu dengan gesit membawa Jiyeon dalam gendongan ala bridal stylenm, "Tidak akan! diam saja, Noona." Akhirnya Wonwoo mendudukkan Jiyeon di sofa di ruang tamu, menyalakan televisi lalu berbaring di antara kedua paha Jiyeon.

Jiyeon mengusap rambut Wonwoo penuh sayang, Wonwoo berbaring dan menyenggiring menonton acara yang menampilkan reality show run BTS favorit kekasihnya itu.

"Tidak ada yang kau sembunyikan dariku?"

Wonwoo mengubah posisi dengan memeluk Jiyeon perut Jiyeon erat. Jiyeon segera menjawab tidak ada yang di sembunyikan dari Wonwoo, ia tak ingin Wonwoo terlalu mencurigainya.

"Kalau begitu ..." Wonwoo bergerak bangkit dan mengurung Jiyeon diantara kedua tangannya, "Berciuman denganku." Wonwoo kian mendekat, bibir mereka telah bergesekan tipis. Namun, bell Apartemennya berbunyi, membuat Wonwoo menggeram kesal.

"Dasar penganggu!" geram Wonwoo yang mulai beranjak untuk membukakan pintu Apartemennya.

...

"Siapa ..."

Bitch!

Jiyeon terdiam sempurna saat ia keluar dari kamar Wonwoo untuk mengambil kardigan yang Wonwoo sediakan untuknya jika teman di luar sekolah Wonwoo mengunjungi. Mata hazel dari Pria yang baru saja membuka masker menatap mata Jiyeon dengan tatapan tajam. Membuat Jiyeon mencengkram kuat kardigan, Jiyeon buru-buru memalingkan wajahnya agar tak bertatapan.

"Ternyata Noona kau kekasih sahabat ku ini?" Pria itu terkekeh sambil menepuk dada Wonwoo kuat. Lain hal dengan pendengaran Jiyeon, suara itu terdengar dingin, begitu menggetarkan hati, membuat Jiyeon dilanda kecemasan.

"Kau menganggu kami, Cha Eunwoo! kau curang, kau terlebih dahulu melihat kekasihku, bagaimana? Kau sudah tau bukan siapa yang akan menjadi pemenang?"

Wonwoo beranjak seraya membawa Jiyeon kedepan Jiyeon sambil melingkarkan satu tangannya di pinggang Jiyeon dan memberikan sebuah kecupan singkat di pelipis Jiyeon. Eunwoo tak sedetikpun mengalihkan pandangan akan pergerakan yang di ciptakan Wonwoo.

"Benarkah aku kalah? Aku tidak yakin, aku yang akan menjadi pemenang."

Eunwoo berjalan untuk duduk terlebih dahulu, yang diikuti Wonwoo dan Jiyeon, Jiyeon berhenti dengan alasan untuk membawakan minuman untuk Eunwoo. Niat hati ingin menenangkan pikirannya, suara Eunwoo kembali menghentikan langkahnya.

"Noona, ingin membuatkanku minuman? Ah seperti biasa minuman kesukaanku."

Dengan kebingungan yang melanda, Wonwoo yang baru saja duduk menatap Eunwoo dengan pandangan bingung. Eunwoo masih menatap Jiyeon yang sudah kembali menuju dapur.

"Ada apa dengan tatapanmu? Oh ... aku paham, jangan salah sangka. Aku biasa kerumah Jiyeon bersama Soobin untuk memain game online, green tea buatan Jiyeon aku selalu menyukainya."

Wonwoo pun memutuskan tatapan intimidasinya, ia mengangguk membenarkan perkataan Eunwoo.

"Aku juga, dia selalu membuatkanku, ada apa kau kemari?"

Langkah Jiyeon terhenti di ambang pintu dapur saat melihat interaksi kedua kekasihnya itu tertawa entah apa yang mereka bicarakan. Ia menghembuskan napas, semakin ia gugup semakin Wonwoo menaruh curiga, ia harus tenang saat ini. Ia yakin Eunwoo sengaja, tidak pernah Pria itu datang ke Apartemen Wonwoo seperti malam ini jika bukan untuk mengawasi.

Eunwoo melebarkan senyuman menyadari Jiyeon meletakkan dua green tea hangat, diluar dugaan Eunwoo menarik tangan kanan Jiyeon untuk duduk tepat disamping Eunwoo, tentu Jiyeon ingin memekik sekarang, Eunwoo tidak dapat mengerti situasi, tentu Wonwoo juga kaget atas perlakuan Eunwoo.

"Kalian ingin menjadikan ku obat nyamuk? Noona, kau duduk dulu di sampingku, aku yakin kalian sudah puas dengan acara romantis kalian bukan?."

Pertanyaan penuh tekanan itu membuat Jiyeon tidak nyaman, lain dengan Wonwoo yang merespon dengan kekehan. Ini tidak lucu, jika Wonwoo mengetahui sindiran yang di layangkan Eunwoo untuk menyindir dirinya.

"Kenapa kau tidak mengajak kekasihmu?." Wonwoo mulai menyesap green teanya

"Dia ada sini, untuk apa aku mengajaknya, di pikiranku selalu ada di pikiranku."

Jiyeon menghela napas dan ia menjadi bungkam, ia tak menyangka hubungan bersama Wonwoo dengan cepat terungkap. Membuat Jiyeon kewalahan akan sikap Eunwoo yang menggila. Jiyeon tau setiap untaian kata yang keluar dari bibir Eunwoo adalah sebuah kecemburuan.

"Kapan kau akan pulang?" tanya Jiyeon dengan suara datarnya. Membuat Wonwoo tak enak mendengar penuturan dari Jiyeon.

"Wonwoo aku ingin bertanya, bagaimana jika Jiyeon Noona menjalin hubungan dengan Pria lain, kau akan memutuskannya."

Wonwoo tersenyum lalu berdiri untuk membawa Jiyeon mengambil alih duduk di samping dirinya, karena Wonwoo menyadari Jiyeon yang tak merasa nyaman dari gelagat gerak-gerik tubuh Jiyeon. Lagi, Eunwoo menahan tangan Jiyeon.

"Kau belum menjawabku, apa yang kau akan lakukan?."

Wonwoo menatap tangan Eunwoo yang masih belum juga melepaskan dari pergelangan tangan kekasihnya itu, "Kau ada masalah dengan kekasihmu? Ada apa dengan pertanyaanmu? Bisa kau lepaskan genggamanmu, Cha Eunwoo?" Lama-kelamaan Wonwoo tak suka atas perlakuan Wonwoo pada Jiyeon.

"Eoh ... maaf tangan pacarmu ini sama halusnya dengan kekasihku, bisa kau jawab Jeon Wonwoo pertanyaanku tadi." Suara Eunwoo semakin tegas.

"Aku tidak tau apa masalahmu mempertanyakan ini, jelas aku jawab aku tetap di posisi kekasihku, karena aku akan melamar Jiyeon setelah kita lulus."

Eunwoo sudah sangat menahan amarah sebaik mungkin, seluruh pergerakan yang di suguhkan oleh Wonwoo, membuatnya naik pitam. Terlebih tadi, Wonwoo mencium Jiyeon tepat di hadapannya.

"Tidak ingin menanyakan hal yang sama? Tidak ingin mendengar jawaban dariku, jika kekasihku ketahuan menjalin hubungan dengan Pria lain, walau nyatanya aku yang menjadi sebuah selingkuhan?."

Wonwoo mulai memahami, ia kembali duduk sebelumnya ia berbisik kepada Jiyeon, untuk memaklumi Eunwoo karena dari tangkapannya Eunwoo sedang kacau malam ini. Jiyeon diam dengan kedua tangan mengepal. Setiap penuturan Eunwoo bukanlah di berikan untuk Wonwoo melainkan untuk dirinya, ia menatap kedua Pria itu, bukan salah mereka, ini kesalahannya. Ia tak bisa menyalahkan siapapun disini. Ia memang egois dan maruk, ini lah pilihannya, untuk saat ini hatinya belum menemukan siapa yang benar-benar ia cintai

"Baiklah aku akan bertanya, apa yang akan kau lakukan?."

"Menyentuh milikku maka kau akan mendapatkan balasan, harumnya jelas melekat tanpa harus mengganti harum yang lain, meski harum dari tubuhku tak sebanding harum kekasihnya, aku tetap mempertahankan, sama sepertimu."

Eunwoo menyandarkan tubuh, menyilangkan kaki kanannya di atas kaki kiri kemudian melipat tangan, menatap lurus ke depan memandang Wonwoo. Jelas Wonwoo tak menyadari jawaban itu di tujukan kepadanya.

"Kekasihmu selingkuh?"

Eunwoo terkekeh "Noona, apa kau selingkuh?" Justru Eunwoo membalikkan pertanyaan kepada Jiyeon, yang sangat terkejut atas pertanyaan Eunwoo.

"Astaga Eunwoo! kau menakuti kekasihku, aku paham kau lagi kacau, kau ingin minum?" Tanya Wonwoo mencairkan suasana yang terasa tegang atas semua pertanyaan Eunwoo lebih tepatnya kehadiran Eunwoo.

Eunwoo menggeleng dan tetap dengan pertanyaan yang sama "Noona, apa kau menyelingkuhi sahabatku ini? Pria mana yang beruntung itu, kau tidak ingin memutuskan Wonwoo? Aku rasa Pria itu lebih hebat sehingga kau memilih jalan untuk selingkuh?"

Jelas Wonwoo juga terusik pertanyaan yang sangat sensitif itu, baru saja Wonwoo ingin memperingatkan Eunwoo. Jiyeon terlebih dahulu membuka suara, jelas Wonwoo juga penasaran jawaban apa yang keluar dari mulut Jiyeon.

"Kau ingin menjadi selingkuhan ku Cha Eunwoo?" tanya Jiyeon dengan nada bercanda. Eunwoo mengangguk mereka tertawa, yang benar-benar tertawa hanyalah Wonwoo di sana.

"Aku rasa cukup, aku ingin pulang."

Eunwoo berdiri, ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, mengeluarkan kotak Pink. Eunwoo berjalan kebelakang Jiyeon. Ia mendunduk dan memasangkan kalung yang ia belikan tadi. Tangan Eunwoo dengan sengaja mengelus halus tengkuk Jiyeon, sangat berhati-hari berbisik di telinga Jiyeon.

'Kau ikut aku pulang!'

"Jangan salah paham dulu Wonwoo, aku begini karena, kekasihku tidak menyukai kalung ini, kau tidak keberatan bukan? Aku memberi ini pada Jiyeon Noona?."

Malam ini sukses membuat Jiyeon merasakan electrick shock dari perlakuan Eunwoo. Wonwoo baru tersadar kalung pemberiannya tidak berada pada leher indah Jiyeon.

"Aku juga ingin pulang."

Jiyeon beranjak meninggalkan kedua orang yang terdiam dengan pikirannya masing-masing.

Eunwoo dahulu yang tersadar, ia melayangkan pertanyaan yang membuat Wonwoo mendadak lemas.

"Bagaimana selingkuhan kekasihmu adalah aku? apa yang kau lakukan?"

Delapan detik berlalu mereka saling menatap "Aku bercanda, aku membalikkan ungkapan mu, jangan terlalu kaku Jeon Wonwoo," kekeh Eunwoo yang mendapat lemparan bantal sofa.

"Sudahlah pulang sana, kau sangat menganggu malam ini, aku berdoa hubunganmu dengan kekasihmu membaik."

29-01-2021

To be continue...

Continue Reading

You'll Also Like

4.3K 425 9
menceritakan tentang seorang gadis bernama rosΓ© yang terpaksa menikah dengan lelaki yang tidak dia kenalnya demi melunasi hutang orang tuanya.
307K 30.9K 46
[COMPLETED] [PRIVATED FOR SOME CHAPTERS] "Niel, bisa gak sih, sehari aja lo gak ngendus? Kayak anjing tau gak lo." -Kwon Ji Ahn "Kalo gue kayak anji...
368K 38.6K 60
KARAKTER BUKAN MILIK SAYA PEMILIK ASLI KARAKTER ADALAH MASASHI KISHIMOTO SUMBER GAMBAR: PINTEREST Ringkaaan: Tujuan Naruto hanya ingin membawa Sasuk...
2.5M 122K 55
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _π‡πžπ₯𝐞𝐧𝐚 π€ππžπ₯𝐚𝐒𝐝𝐞