[โœ”] Noona, Please Touch Me

By itsmyzhe

178K 4.9K 786

๐™’๐™–๐™ง๐™ฃ๐™ž๐™ฃ๐™œ : ๐Ÿ”ž 360 derajat Eunwoo merubah dirinya menjadi Pria lebih dewasa. Demi mendapatkan Wanita b... More

prolog
BAB 1 - Fist Meet
BAB 2 - 2-4nd Meet
BAB 3 - Eargeness
BAB 4 - Teach Me
BAB 5 -Tedency [17+]
BAB 6 - Shaking [๐Ÿ”ž]
BAB 7- Appetence
BAB 8 - Undecided
BAB 9 - Kind
BAB 10 - Snare
BAB 11 - Distracted
BAB 12 - Cozy [๐Ÿ”ž]
BAB 13 - Both [17+]
BAB 15 - Fear
BAB 16 - Fact
BAB 17 - Eunwoo [๐Ÿ”ž]
BAB 18 - Mevrouw
BAB 19 - Affray
BAB 20 - Disappear
BAB 21 - You're Mine [END]
Daddy, She's Mine

BAB 14 - Revealed

2.5K 121 11
By itsmyzhe

What Should I Do
When I let you go one footstep further
even if I reach out my hand
When you walk away one footstep further

Noona, Please Touch Me

Kedua insan yang terlelap selama dua jam lalu enggan untuk membuka mata saat ponsel dari salah satunya berdering. Kedua insan yang saling memeluk dengan mata yang terpejam satu sama lain tak ada niat untuk bangun dan memulai aktivitas mereka. Jiyeon mengerjapkan mata Ia bangun lalu secara perlahan memindahkan tangan Eunwoo dari pinggang rampingnya, mereka hanya tidur tanpa melakukan sesuatu. Ia menuruni tempat tidur, dan segera pergi ke kamar mandi guna membersihkan diri.

Beberapa menit Jiyeon telah lengkap dengan pakaian kerjanya dan berjalan ke dapur sambari memakai celemek. Jiyeon mulai mengeledah isi kulkas ia mengambil beberapa roti, sayur, beberapa potong daging, empat butir telur, dua buah apel dan satu kotak susu. Terakhir Jiyeon mengambil satu buah jeruk dan tiga buah blueberry.

Saat ingin memotong sayur tiba-tiba saja tangan Eunwoo melingkar pada pinggangnya, juga ia merasakan beban pada bahunya detik selanjutnya Jiyeon merasakan hembusan hangat menyapa permukaan lehernya.

"Kau sedang apa, Noona?" tanya Eunwoo dengan suara serak khas bangun tidur.

"Membuat sarapan, kau menyukai sayur?" Jiyeon seraya mengelus tangan Eunwoo yang meligkar di pinggangnya. Ia membalikkan tubuhnya dan langsung berhadapan dengan wajah tampan Eunwoo. Wajah bare face Eunwoo tak membuat Pria itu terlihat jelek.

"Aku menyukai apapun yang kau siapkan untukku."

"Kau mandi dulu trus aku antar kau kerumah untuk siap-siap ke sekolah." Jiyeon mengusap rahang Eunwoo lalu mengecupnya di sana membuat Eunwoo tersenyum tipis mendapatkan perlakuan manis dari kekasihnya.

"Tidak ingin mengantarku ke sekolah?"

"Bisa kau rahasiakan hubungan ini?"

Eunwoo menarik pinggang ramping Jiyeon hingga melengkung, "Kenapa? Kau takut mereka menggejekku? Hmm baiklah aku rahasiakan, Noona." Ia mendekatkan wajahnya lalu mencium pipi yang belum tersapu pelembab ataupun foundation sebelum Eunwoo pergi ke kamar mandi.

...

Wonwoo menguap sambil melempar kunci mobil miliknya sembarangan. Jam di kelasnya sudah menunjukkan pukul 6.30 tapi, kelasnya masih sepi hanya beberapa siswa. Dengan langkah gontai Wonwoo menuju keluar untuk pergi ke markasnya setelah melihat tas Eunwoo telah berada di kursinya.

Dan tepat, Pria berwajah tampan itu sedang tersenyum sambil memainkan ponselnya. "Kau ingin mendengar ceritaku?" Eunwoo mendengus mendengar pertanyaan dari Wonwoo barusan, ia terusik karena ia sedang asik melihat pesan-pesan singkat Jiyeon yang menyemangatinya.

"Apa?" jawab Eunwoo malas.

"Aku telah melakukannya, mungkin ini terdengar gila, aku tidak bisa melupakan setiap sentuhan kekasihku, ahhh aku ingin lagi, apa kau begitu juga? aku bermain aman menggunakan pengaman."

Eunwoo terkekeh melihat sahabatnya yang terlihat gila sekarang, sedangkan dirinya sendiri juga merasakan yang sama. Normal bukan? mereka merasakan sesuatu yang membuat mereka lupa akan status mereka masih seorang pelajar.

"Kau tau jawabannya, lain kali kau coba tanpa pengaman." Eunwoo kemudian menghadap Wonwoo tanpa izin dari sang tuan, Eunwoo menyibak kerah seragam sekolahnya.

"Apa yang kau lakukan!" sentak Wonwoo menjauhkan tangan Eunwoo dari kerah bajunya. "Ah memalukan! Tidak sopan sekali kau ini."

"Aku tidak sabar mengetahui kekasihmu, saat kencan bersama bagaimana? Masih ingin bertaruh?" tanya Eunwoo semangat. Pertanyaan itu membuat Wonwoo pun semangat, semangat untuk memamerkan kekasih sempurnanya.

"Minggu ini?" saran Wonwoo setelah melihat pesan Jiyeon, yang mengatakan minggu ini kekasihnya free.

"Aku perlu menanyakan ini pada kekasihku."

Entahlah, kedua Pria itu tampak sangat bersemangat. Mereka ingin tau siapa pemenangnya dan siapa yang menjadi babu diantara mereka. Konyol sekali, membuat kedua Woo ini semakin selaras dengan jalan pikir keduanya. Mereka juga telah membicarakan untuk memperbesar dan membentuk otot-otot mereka yang masih belum terbentuk sempurna.

"Aku menunggu kabar baiknya, kau ingin ikut denganku hari ini? Aku ingin ke mall membelikan kekasihku hadiah kecil, kau tidak ingin membelikan untuk kekasihmu juga?"

Eunwoo tampak berpikir, Tas? Kalung? Cincin? Bunga? Tidak! Ia tidak memiliki uang sebanyak itu. Jika dirinya memiliki uang banyak seperti Wonwoo ataupun S.coups, dirinya tak akan berpikir dua kali untuk memberi hadiah apa, ia akan tinggal membeli apapun yang terlihat cocok untuk Jiyeon.

"Aku yang akan membayar, kau tenang saja."

Tentu Eunwoo menolak penawaran dari Wonwoo, jika Wonwoo yang membayar maka hadiah itu bukan darinya, sama saja Wonwoo yang membelikannya.

"Aku pinjam uang mu dulu, aku tidak ingin kau yang membayarnya lebih baik aku meminjamnya," ujar Eunwoo yang di tanggapi anggukan oleh Wonwoo.

...

09.15

Mereka telah sampai di salah satu high-class mall di Korea Selatan. Wonwoo memarkirkan mobil di bassement dan segera turun dari mobilnya. Wonwoo dan Eunwoo memasuki mall itu dan seketika Eunwoo merasakan matanya fresh melihat barang-barag branded yang terpajang disana.

Mereka berjalan mengelilingi mall tersebut sambil melihat-lihat barang-barang yang pas untuk mejadi hadiah untuk sang kekasih. Eunwoo melihat kalung berbandul J yang terlihat indah. Eunwoo segera masuk ke toko itu dan melihat betapa mahalnya harga untuk satu buah kalung.

"Bagus, ambillah, tunggu J?"

Wonwoo mamandang bandulan kalung itu disana memang berkilau indah "Aku juga ingin membelikan dia kalung, sudah banyak tas aku belikan untuknya."

Wonwoo mengabaikan bandulan huruf J itu, sempat terpikir mengapa selalu sama, umur, pekerjaan dan kekasih Eunwoo juga berinisial J. Semakin membuat Wonwoo ingin melihat bagaimana pacar dari sahabatnya itu.

"Apa kekasih kita sama?" Wonwoo tertawa menertawai candaannya, Eunwoo memukul bahu Wonwoo sangat kuat, hingga Pria tampan itu mengelus bahunya yang terasa sakit.

"Jangan terlalu mengada."

"Hey santailah aku bercanda, terlalu kaku kau Cha Eunwoo, bagaimana dengan ini?." mudah bagi Wonwoo menemukan kalung untuk Jiyeon, tentu Pria itu mengetahui selera Jiyeon. Wonwoo memilih kalung Diamond Pendant berwarna silver.

"Terserah kau lah."

Setelah pas dengan pilihan mereka masing-masing, Wonwoo mengeluarkan black card nya membayar kedua kalung itu. Sekali gesekan Wonwoo mengeluarkan harga yang fantastis.

Eunwoo tertegun ngeri melihat angka yang tertera pada monitor, mungkin gaji kakaknya, Sehun bahkan tak sampai segitu walau sudah tujuh tahun bekerja. Wajah tenang Wonwoo membuat Eunwoo semakin iri.

...

Seorang Pria duduk di meja kerja dengan memandang foto gadis ayu yang ada di tangannya.

"Kau tau sekuat apapun aku mencoba melupakanmu, tetap saja tidak bisa," kata Sehun sambil mengelus foto Jiyeon, di sana foto Jiyeon terlihat begitu masih muda, Sehun yakin setelah melihat foto yang ditunjukkan Minho Jiyeon sangat dewasa dan senyumannya terlihat terlalu memikat.

Sehun telah menyiapkan dokumen-dokumen untuk pertemuannya dia jam 11 pagi ini. Ia tinggal menunggu arahan Minho untuk keruangan atasannya itu. Tumpukan berbagai berkas membuat Sehun paham, ini adalah pertemuan yang sangat penting dua perusahaan yang akan bekerjasama di perusahaan Minho. Satu perusahaan adalah perusahaan Chanyeol. Meski malas melihat wajah Pria itu, ia harus menemuinya juga. Dan satu lagi perusahaan Jee yang bergerak di bidang perkembangan Hotel.

"Bagaimana?"

Sehun menoleh saat Minho memasuki ruangannya yang sedang menelpon seseorang.

"Diundur setengah jam? Astaga meski aku sangat mengenalmu jangan kau permainkan waktu, hanya kali ini aku memanjakanmu, cepat urus urusanmu!" sergah Minho berdecak gemas. Rapat yang akan di adakan 15 menit lagi, akan di undur setengah jam lamanya.

"Kau ingin mengisi perut? Karena Pimpinan perusahaan Jee menunda setengah jam lamanya, ini pakailah." Minho menyerahkan parfum yang masih tersegel disana, Sehun tak menerimanya karena ia merasa heran.

"Jangan sungkan terhadapku, ini hadiah dariku, karena kau tidak hanya bagus dalam memanajemen waktu melainkan dalam menganalisis laporan kau sangat teliti."

Minho tersenyum penuh arti saat tangan Sehun mulai meraihnya. "Pakai sebelum rapat, jangan memalukan aku, benahi penampilanmu," kata Minho.

Sehun hanya menganggukkan kepalanya paham.

...

Jiyeon mematikan sambungan, ia berjalan menuju Pria yang baru saja datang ke ruangannya. Jiyeon tersenyum melihat kekasihnya itu melihatnya dengan senyuman hangat, berdiri dan merentangkan tangan. Tentu Jiyeon mendekap tubuh tegap itu dengan erat.

"Wonwoo," ucap Jiyeon dengan lembut.

Wonwoo tidak menjawab panggilan Jiyeon. Ia semakin merapatkan tubuhnya kedalam pelukan Jiyeon. Jiyeon memanggilnya lagi, namun tetap saja, Wonwoo tak menghiraukan.

"Wonwoo! Lepaskan! Aku tidak bisa lama," pekik Jiyeon tepat di telinga Wonwoo. Ia melihat jam di pergelangan tangannya masih tersisa 25 menit.

"Biarkan dulu seperti ini, aku takut kau meninggalkanku, karena aku tidak tau siapa kekasihmu lainnya."

Jiyeon terdiam ia mengelus punggung Wonwoo, ia mendongkak dan berusaha mengalihkan kepala Wonwoo untuk di tangkupnya, mata Pria itu menatap dalam sang wanita "Aku tidak akan melepaskamu, jangan cemas," ujar Jiyeon mengelus wajah Wonwoo dengan begitu sayang.

"Baiklah, sekarang aku tenang ..." Jeda Wonwoo sejenak untuk melepaskan pelukan Jiyeon, "Aku sempat berpikir kekasihmu orang yang aku kenal, sampai itu terjadi, aku akan menghabisi orang itu, aku tidak masalah dengan siapapun kau berhubungan selagi di luar sahabatku, Noona," lanjut Wonwoo sambil memegang punggung tangan Jiyeon.

"Jangan hawatir," jawab Jiyeon mengelus tangan Wonwoo untuk memberikan ketenangan.

"Berbaliklah," suruh Wonwoo sambil membalik tubuh Jiyeon ia mengeluarkan kotak berwarna hitam berlabel DP, ia membuka kotak hitam itu. Ia mulai memakaikan kalung yang ia belikan untuk Jiyeon.

Juntaian indah di leher Jiyeon, membuat wanita itu memegang kalung yang terlihat sangat indah. "Kau suka?" tanya Wonwoo.

"Wonwoo ..."

"Why?," tanya Wonwoo untuk sekian kalinya.

"Kau sudah sering memberiku, jangan terlalu memanjakan aku."

Wonwoo memeluk tubuh ramping itu lagi, selama Jiyeon merasakan senang, ia tak masalah seberapa banyak uang yang harus keluar untuk wanita yang terlalu ia cintainya. Ucapan Eunwoo membuat Wonwoo tersadar ingin melamar Jiyeon setelah ia lulus tahun ini.

"Noona, kau ingin menikah denganku?."

Jiyeon terdiam mendengar penuturan Wonwoo, ia sungguh tak bisa menjawab, pernikahan? Jiyeon sama sekali tak memikirkan sebuah ikatan janji suci itu. Jika mereka tau Jiyeon mempunyai seorang anak apa kedua orang yang berada di sisinya akan menerima atau meninggalkannya. Terlebih ia belum mengetahui untuk siapa hatinya sekarang ini. Ia merasakan kenyamanan dari Wonwoo maupun Eunwoo.

"Wonwoo ..."

"Aku tau, pertanyaan ini terlalu cepat, jangan dipikirkan, kau bisa menjawabnya kapanpun itu Noona."

...

Setelah Wonwoo pulang, Jiyeon menyiapkan keperluan rapatnya siang ini, berkali-kali telpon ia abaikan. Ia menyambar kunci mobil yang terletak di meja.

Hentakan high hells berwarna hitam membuat para pegawainya menundukkan kepala sebagai tanda sapaan. Jiyeon tak menghiraukan karena sudah 5 menit lamanya Jiyeon mengingkari janji setengah jamnya itu.

Saat tangannya ingin menekan tombol lift, Jiyeon dikejutkan tangan lain yang terlebih dahulu menekan tombol itu. Jiyeon membelalakan matanya tidak percaya, kedua kalinya Eunwoo berada di perusahaannya ini.

"E-eunwoo?," ujar Jiyeon pelan.

Sekarang mereka sudah berada di dalam lift untuk menuju lantai dasar. Hanya keheningan yang menyelimuti mereka. Jiyeon sedari tadi bergerak gelisah karena ada satu pertanyaan di dalam benaknya untuk Eunwoo saat ini.

Eunwoo menyadari kegelisahan Jiyeon itu pun akhirnya bertanya.

"Mengapa kau terlihat gelisah?," tanya Eunwoo

"Tidak apa-apa," jawab Jiyeon sambil berusaha terlihat tenang. Namun Eunwoo menyadari hal itu.

"Katakan apa yang membuatmu gelisah?," desak Eunwoo dengan sedikit tekanan.

Jiyeon pun akhirnya menarik napasnya dan menghembuskannya dengan pelan. Ia melakukan itu kurang lebih tiga kali untuk menetralisir rasa gelisahnya. Ia melihat Eunwoo lalu mengenggam tangan Eunwoo erat, ia menatap Eunwoo dengan serius.

"Sejak kapan kau berada disini?," tanya Jiyeon sambil menatap Eunwoo dengan serius.

Tiba-tiba suara dentingan terdengar yang menandakan mereka telah sampai di lantai dasar. Namun, Eunwoo kembali menekan tombol lift untuk ke lantai paling atas. Jiyeon tertegun dan merasakan kecemasan yang lebih merasuki hatinya. Eunwoo menyudutkan Jiyeon, ia mendunduk dan memperhatikan kalung yang Jiyeon gunakan, tersadar Jiyeon memegang kalung yang tergantung indah di lehernya.

"Eunwoo ..." kata Jiyeon dengan sangat pelan.

"Kau ingin tau jawabanku Noona?, aku lebih dahulu daripada, Jeon Wonwoo."

Eunwoo menyentak kuat kalung pemberian Wonwoo, terdengar ringisan Jiyeon yang merasakan perih di lehernya. Eunwoo membuang kalung itu di lantai lift. Jiyeon mendongkak, ia melihat wajah Eunwoo yang memerah dengan napasnya yang menderu.

"Tinggalkan dia."

To be continue...

23-01-2021


Eunwoo

Wonwoo

Foto yang dilihat Sehun

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 25.6K 43
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
685K 35.4K 34
'๐˜Ž๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด ๐˜ญ๐˜ถ๐˜จ๐˜ถ' ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ด๐˜ง๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ด๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช '๐˜ž๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ' Gimana ceritanya? Baca aja dulu๐Ÿ˜Š โš Rated 17+ โš ...
4.3K 425 9
menceritakan tentang seorang gadis bernama rosรฉ yang terpaksa menikah dengan lelaki yang tidak dia kenalnya demi melunasi hutang orang tuanya.
2.6M 124K 55
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _๐‡๐ž๐ฅ๐ž๐ง๐š ๐€๐๐ž๐ฅ๐š๐ข๐๐ž