ALEA || KIM DOYOUNG

De naryuubi

20.7K 2.1K 280

⚠️Persiapkan hati sebelum membaca⚠️ "Jangankan pacaran sama Doyoung, liat mukanya aja gue males banget." # 1... Mai multe

Bagian - 1
Bagian - 2
Bagian - 3
Bagian - 4
Bagian - 5
Bagian - 6
Bagian - 7
Bagian - 8
Bagian - 10
Bagian - 11
Bagian - 12
Bagian - 13
Bagian - 14
Bagian - 15
Bagian - 16
Bagian - 17
Bagian - 18
Bagian - 19
Bagian - 20
Bagian - 21
Bagian - 22
Bagian - 23
Bagian - 24
Bagian - 25
Bagian - 26
Bagian - 27
Bagian - 29 [EXTRA PART]
HAPPY ENDING

Bagian - 9

613 88 13
De naryuubi


Siang ini, keadaan Alea sudah sedikit lebih membaik dari sebelumnya.

"Mbak, ini buburnya." ucap Bi Lila yang baru saja masuk kedalam kamar Alea, dengan semangkuk bubur--lagi ditangannya.

"Taro dinakas aja Bi, Ale belum mau makan."

"Iya, tapi nanti harus tetep dimakan ya Mbak. Biar cepet sehat."

"Iya Bi, makasih ya."

"Iya. Yaudah, kalo gitu Bibi ke bawah dulu ya. Mau siapin makan siangnya Mbak Biru."

Alea mengangguk, dan menatap kepergian Bi Lila dari kamarnya sambil tersenyum tipis.

Alih-alih menyingkirkan rasa bosan, ia mengambil benang rajut didalam laci nakasnya. "Udah lama gue gak ngerajut." monolog Alea.

Gadis itu mulai memegang Hakpen dan membuat beberapa simpul untuk merajut. Alea tidak punya rencana untuk merajut bentuk seperti apa, karena tujuan awalnya hanya menghilangkan rasa bosan.

"Woy."

"ASTAGHFIRULLAH! DOYOUNG IH!"

Ya, itu Doyoung yang datang entah kapan dan dari mana karena tiba-tiba saja Laki-laki itu sudah berdiri disebelah Alea. Doyoung hanya tertawa kecil saat Alea menggerutu kesal padanya.

"Lo udah mendingan?" tanya Doyoung, dan diberi anggukan sama Alea.

Doyoung beranjak untuk menaruh tas diatas sofa yang ada dikamar Alea. "Tadi Yeji sama Ryujin mau kesini, jenguk lo. Tapi mereka gak tau kemana, pas dipertigaan depan mobilnya ngilang. Gak tau deh tuh mereka mampir kemana dulu."

Alea tidak merespon apa-apa selain mengangguk-nganggukan kepalanya.

"Lo ngerajut?"

"Buta ya Mas?"

"Itu bubur lo gak dimakan? Nanti dingin, Le."

"Iya nanti, gue belum laper."

"Orang sakit gak perlu nunggu laper kalo makan, cepet abisin!" ucap Doyoung yang kini sudah kembali berada disebelahnya sambil mengaduk bubur itu untuk Alea.

"Doy, tapi gue enek banget makan bubur ter—"

"Nih Aaaaaa, buka mulut lo cepetan!" ucap Doyoung, sambil mengarahkan satu sendok bubur kedepan mulut Alea.

Gadis itu sempat berdecak sebal, sebelum akhirnya ia membuka mulut untuk menerima satu suapan bubur dari Doyoung.

"Gitu kek, makan aja susah banget heran gue."

Doyoung kembali menyodorkan satu sendok bubur pada Alea, namun gadis itu terus-terusan merengek dan memohon agar Doyoung berhenti memaksanya untuk makan.

"Alea, denger ya... gue itu sayang banget sama lo. Gue gak mau lo sakit kaya gini, jadi plis lo makan ni bubur sampe abis. Itu udah cukup buat bikin gue seneng dan gak khawatir sama lo."

"Lo sayang sama gue? Pfttttt... gak salah tuh?"

Doyoung memutar bola matanya, jengah. Kini laki-laki itu meletakkan kembali mangkuk bubur yang sebelumnya ia pegang, ke atas nakas.

"Emang dengan cara gue yang kaya gini, masih belum cukup buat ngebuktiin ke lo... kalo gue sayang sama lo?"

Alea terdiam saat Doyoung mendekatkan wajahnya kearah Alea, dan menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.





"ALEA!!!!!!"

Alea dan Doyoung dibuat terkejut secara bersamaan, karena tiba-tiba saja suara Yeji dan Ryujin menggema dikamar gadis itu.

"Kaget gua bangsat." Doyoung mengumpat dalam diam.

"ALEAAAA KOK LO GAK BILANG KE KITA KALO LO SAKIT?!! MALAH SI GEBLEK INI DULUAN YANG TAU!?" ucap Yeji, membuat Alea, Doyoung, dan Ryujin spontan menutup telinga mereka.

"Gue gak sempet pegang handphone Yeji, sebenernya pas jalan sama lo kemarin itu gue udah nge-drop."

"Lagian kenapa lo paksa sih, Le?"

"Gue gak enak, karena kita juga udah mulai jarang kumpul sejak Yeji sibuk ngurusin acara osis."

Mereka cuma mengangguk paham akan ucapan Alea, lagi pula yang sudah terjadi biarlah terjadi.

"Oh iya tadi gue beli buah buat lo, udah gue kasih ke Bi Lila dibawah." ucap Ryujin sambil berjalan kearah sofa yang ada dikamar Alea. Itu memang singgasana Ryujin setiap dia sedang berkunjung kerumah Alea.

"Le, lo harus tau hal ini!" ucap Yeji tiba-tiba.

"Apa?"

"Tadi gue liat si Gafin lagi jalan berdua sama Liana dikoridor. Mesra banget."

"Terus? Gue harus bilang 'wow gila demi apa?! Gue kaget banget!' gitu?" ucap Alea dengan ekspresi yang dibuat-buat sehingga membuat Doyoung dan Ryujin tertawa.

"Ih lo mah, gue serius. Berita ini tuh lagi jadi hot topik banget disekolah."

"Perasaan biasa aja." timpal Doyoung.

"Diem lo kecoa!"

Selanjutnya Doyoung memilih untuk diam, soalnya Yeji serem kalo lagi ngambek.

"Le, abisin bubur lo. Gue kebawah dulu." ucap Doyoung, yang langsung beranjak keluar dari kamar Alea.

Ryujin sama Yeji sebenarnya sangat penasaran, kenapa Alea dan Doyoung tidak ribut seperti biasanya. Tapi mereka mengurungkan niat untuk bertanya, karena itu bukan sesuatu yang buruk. Bahkan mereka turut senang jika Doyoung dan Alea berhenti bertengkar dan saling menjauhi satu sama lain.

•••

Disisi lain, Doyoung sedang berkutik didapur Alea. Laki-laki itu sedang sibuk mengupas beberapa buah pemberian Ryujin untuk Alea.

"Eh Mas Doyoung, sini biar Bibi aja yang kupas buahnya."

"Gak usah Bi, saya aja." ucap Doyoung sambil tersenyum tipis.

Bi Lila meleleh liatnya, dan memilih untuk mengiyakan kemauan Doyoung dan beranjak saat bunyi ketukan pintu terdengar ditelinganya.

Doyoung dibuat bingung kala Bi Lila kembali dengan raut wajah seperti orang ketakutan, "Bi Lila Kenapa?"

"I-itu Mas, ada Mas Gafin didepan."

Bi Lila memang kenal Gafin, bagaimana tidak? Hampir setiap hari Gafin mengantar-jemput Alea untuk pergi kesekolah kala itu. Bahkan saat sepulang sekolah, Gafin selalu menyempatkan diri untuk berkunjung kerumah Alea walaupun hanya sebentar, dan tidak jarang pula Gafin menemani Bi Lila didapur hanya untuk sekedar mengobrolkan hal-hal lucu yang tidak penting.

Ya, sedekat itu Gafin dan Bi Lila saat itu.

Tangan Doyoung mengepal kuat saat mendengar nama itu keluar dari mulut Bi Lila.

"Bi, gantiin dulu ya." ucap Doyoung, yang langsung meletakkan pisau dan buah yang ada ditangannya.

Doyoung berjalan santai menuju pintu rumah Alea. Perlahan tapi pasti, Doyoung mulai membuka pintu itu.

"Ngapain lo disini?"

Jangan ditanya bagaimana reaksi Gafin saat melihat Doyoung dihadapannya. Kaget? Jelas tidak. "Lo lagi, lo lagi." ujarnya sambil menyeringai.

"Gue nanya, ngapain lo disini?" ucap Doyoung dengan nada yang mulai naik satu oktaf.

"Ya jenguk Alea lah."

"Gak usah, Alea gak butuh dijenguk sama orang kaya lo."

Gafin tertawa remeh saat mendengar ucapan Doyoung, "Emang lo siapanya Alea? Pacar bukan, calon suami juga bukan. Doy...Doy... tau diri sedikit lah."

"Harusnya gue yang bilang begitu ke lo."

"Kenapa sih, disaat gue mau minta maaf sama Alea, lo selalu datang buat ngehalang hal itu?! Niat gue baik Doy! Mau minta maaf sama dia!"

"Karena gue gak mau Alea disentuh sama cowok kaya lo lagi."

Gafin kembali menyeringai, "Lo suka ya sama Alea?"

"Iya gue suka sama Alea, dan gue gak akan pernah ngebiarin Alea deket-deket lagi sama cowok brengsek kaya lo." ucap Doyoung, tanpa berpikir panjang. Toh memang kenyataannya begitu.

"Bener tebakan gue. Jadi, gak salah kan kalo gue ngajak lo buat bersaing secara sehat?"

"Jelas salah, karena udah keliatan kan siapa yang bakal menang?"

Kini Gafin yang mulai mengepalkan tangannya dengan kuat. "Oke, kita liat. Gue gak akan pernah nyerah buat dapetin Alea lagi."

"Lo pikir gue peduli?" ucap Doyoung, sebelum akhirnya dia masuk dan menutup pintu rumah Alea rapat-rapat.

Doyoung kembali kekamar Alea, dan tersenyum kala melihat gadis itu sedang bersenda gurau dengan Ryujin dan Yeji.

"YEJI LO KEBIASAAN BANGET SIH KALO KENTUT GAK ASSALAMUALAIKUM DULU?!" ucap Ryujin, menerka-nerka.

"Maaf teteh."

Alea hanya bisa tertawa mendengar perdebatan kedua sahabatnya, sampai ia tersadar kalau ada Doyoung yang sedari tadi memperhatikan mereka dari ambang pintu.

"Masuk pak."

Doyoung tertawa pelan, sebelum akhirnya ia melangkah masuk kedalam kamar Alea.

"Bi Lila udah kasih buahnya?"

"Udah, udah abis." kekeh Alea.

"Giliran buah cepet lo!"

"Yaiyalah, kalo buah gue masih mau makan, karena enak. Kalo bubur enggak deh, enek gue."

Doyoung terkekeh pelan sambil mengacak-acak puncak kepala Alea, gemas.

"Lo kenapa sih? Akhir-akhir ini suka banget pegang kepala gue?"

"Karena gue sayang sama lo."

uhuk.

"ANJIR KESELEK CANGCORANG GUE JIN. BTW LO LAPER GAK? GUE LAPER BING-BING NIH, YOK LAH JELAJAH DAPURNYA ALEA." ucap Yeji, sambik berteriak dan berjalan kearah pintu untuk keluar dari kamar Alea.

"Heh lo berdua kalo mau uwwu tau tempat lah anjir." protes Ryujin, kemudian beranjak menyusul Yeji.

Wihi...
Ngebut bgtt ngetiknya:)

Makasih yang udah baca dan kasih vote^^

Continuă lectura

O să-ți placă și

2.2M 249K 59
SUDAH DITERBITKAN "Berhenti menggombal ya, calon istri." Doyoung, guru fisika yang sedang menghindari perempuan, alasannya takut diterkam. Padahal...
819 63 10
kisah cinta beda alam. "Jevan,aku jatuh cinta sama kamu"-winda "Maaf tapi kita beda alam.tidak akan mungkin bersatu"-jevano Cast: Jaemin nct as jevan...
107K 11.1K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
1M 84K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...