Princess of Rainbow Element [...

Door desphrodite

684K 88.6K 5.4K

TAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan te... Meer

PROLOG
1. Jiwa yang lain
2. Racun menyusahkan
3. Pedagang Ramuan
4. Karma untuk seorang penista
5. Misteri
6. Pria Naga hitam
7. Terungkap
8. Petualangan Laut Gaxia
9. Hutan Gaxia
10. Enam nama dalam satu raga
11. Elemen Yi Jian
12. Pasar Quon
13. Kultivasi ganda
14. Roh yang kotor
15. Salah paham
16. Aula kota
17. Keberangkatan
18. Kelompok hitam
19. Perkemahan
20. Festival Servia
21. Berebut Liontin
22. Senjata pendamping
23. Singa yang lapar
24. Misi pertama
25. Menyerang ballack
26. Kristal Beast
27. Pulangkan dia!
28. Pelan-pelan
29. Naga berlian
30. Kerasukan ular ganjen
31. Rencana
baca aja
32. Tidak mengerti
33. Hukuman
34. Pertengkaran
35. Komplotan Bandit
36. Perayaan Servia
37. Sultan Dadakan
38. Hubungan yang rumit
39. Bijaksana
40. Siapa Lawan Siapa
41. Cuaca dan Air kimia
42. Menegangkan
43. Lapar keadilan
44. Kesalahan fatal
45. Bukan antagonis
46. Jangan main-main
47. Cermin Keberuntungan
48. Menara Zafreng
49. Akademi
50. Asrama
51. Dia kenapa?
52. Kelas Sosial Penelitian
53. Kunci misteri
54. Rumput laut lava?
55. Perpustakaan Sakura
56. Tiga kekuatan magis
57. Phoenix Laut Gaxia
58. Bertemu
59. Mempersatukan
60. Menjenguk
62. Terlambat

61. Kecemasan

5.9K 827 38
Door desphrodite

Seraya menunggu Pangeran Jiazhen yang tengah berjuang untuk mendapatkan tanaman obat milik Niura, Niura memutuskan untuk duduk dan memperhatikan bagaimana cara para tabib terbaik itu mengobati Kaisar.

Cara mereka mengobati itu membuat Niura merasa kesal. Dengan bodohnya para tambib itu mengira bahwa bintik-bintik di sekitar tubuh Kaisar adalah noda dan mereka menggosok-gosokkannya dengan kunyit. Percuma.

"Berhenti melakukan itu atau bintik-bintik itu akan bertambah dalam dan berubah menjadi koreng," cegah Niura dingin.

Para tabib itu melongo heran. Bahkan mereka yang mendapat gelar sebagai tabib terhebatpun masih belum bisa menelaah kasus penyakit baru ini dengan baik. Sementara seorang gadia yang terkucil berani menghina mereka?

'Mengapa Pangeran Jiazhen lama sekali' batin Niura gelisah. Bagaimanapun ia khawatir dengan keadaan Kaisar yang semakin memburuk.

Terlihat Kaisar Hongli yang merasakan sakit di bagian kakinya dan hanya bisa mengelus kakinya sendiri dengan lemah.

"Jangan hanya berbaring saja, itu tidak baik untuk kesehatan seorang tua bangka seperti anda, Yang Mulia," tegur Niura yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari para kaisar yang juga tengah berada di ruangan yang sama.

"Putri, tolong jaga cara bicara anda," ujar salah satu Kasim yang mulai geram.

Kaisar Xingsheng yang berada di samping ranjang Kaisar Hongli langsung berdiri dan menatap Niura tajam. "Berani sekali kau mengatakan kata 'tua bangka' itu kepada ayahmu sendiri!" geramnya dengan tangan yang menunjuk Niura.

Niura ikut berdiri dari duduknya, membuat Putri Tian Ba ketakutan, ia takut akan terjadi keributan di mana ayahnya tengah terbaring sakit.

"Aku bicara sesuai kebenaran, kalau bukan karenaku, sudah pasti luka Kaisar Hongli akan mengoreng."

"Jaga ucapanmu! Di mana tata kramamu?!" Kali ini Kaisar Hongli yang menyaut, membuat Niura geram.

"Maaf atas kelancanganku, Yang Mulia ... semua ini karena sejak keci aku tidak pernah diajarkan tata krama atau apapun, aku hanya dikur——"

"CUKUP!"

Kaisar Hongli langsung berdiri dan tiba-tiba ....

"Aakh!" jerit Kaisar Hongli saat merasakan sakit di area pergelangan kaki dan pinggangnya.

"Yang Mulia ...." Para kasim itu cemas saat mendengar jeritan Kaisar.

"Ayah ...." Tian Ba langsung menghampiri Kaisar dengan cepat.

"Baringkanlah dia kembali dan kalian para tabib jangan hanya diam saja, apakah kalian diundang ke sini hanya untuk menyaksikan Kaisar yang kesakitan? Berapa bayaran kalian? Apa masih kurang sehingga kalian semua tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh, huh?!" geram Niura menatap tajam para tabib yang mulai gelagapan. Pasalnya, mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.

"Adik Tian Ba, antarkan aku ke ruangan kosong," pinta Niura yang langsung diangguki oleh Tian Ba.

Tian Ba berpamitan dengan Kaisar dan mulai berjalan dengan Niura. Istana ini memang istana ayahnya, namun, Niura sama sekali tidak mengetahui seluk beluk istana ini kecuali istana bawah, tempat di mana penjara bawah tanah berada.

"Kakak ...."

"Antarkan aku cepat, jika Pangeran Jiazhen kembali, perintahkan dia untuk langsung masuk ke ruanganku," potong Niura yang langsung membuat Tian Ba terdiam.

Tian Ba telah kembali setelah mengantar Niura ke ruangan kosong, Niura langsung meletakkan banyak peralatan obat dari para tabib ke ruangan itu. Saat ia hendak mengambil sekendi air, tiba-tiba Heji menghadangnya.

"Eh?" Niura terkejut hingga ia menjatuhkan kendi berisi airnya hingga pecah.

Prakkk!

Heji tidak mempedulikan itu, ia langsung menarik lengan Niura ke taman Istana tanpa membiarkan Niura menghela sedikitpun.

"Lepas! Apa aku ada salah padamu huh?" tanya Niura geram. Ia mengelus lengannya yang memerah, terdapat bekas tangan di sana.

Plak! Plak! Plak!

Heji menampar Niura sebanyak tiga kali, membuat Niura membelak tak percaya, apa-apaan ini?

"Kau bertanya seperti itu? Apa kau sedang pura-pura lupa? Ini bahkan tidak sesuai seperti perlakuanmu padaku sehingga aku kehilangan rambutku, kau lihat ini?!" Heji menunjuk kepalanya sendiri yang ditutupi dengan sorban, lalu menunjuk lehernya yang terdapat bekas cekikkan berwarna biru.

"Apa-apaan ini? Apa yang telah kulakukan?"

"Halah! Aku tahu kau iri padaku. Aku tahu kalau saat itu kau yang melakukan ini. Kau mencekikku, melemparku, menendangku, menjenggut dan mematahkan tongkatku, benar?" seringai Heji dengan tangannya yang mulai naik menjenggut rambut Niura.

Niura mengerutkan alisnya bingung, setahunya ia tidak pernah melakukan hal itu pada Heji, sedikitpun. Apakah Heji sedang membuat masalah palsu? Menggunakannya sebagai alat?

"Aku kan membalaskan dendamku! Aku akan membuat Kaisar Hongli tidak berhasil pulih agar kau semakin menderita!" ancam Heji membuat Niura membelak.

Sedetik kemudian geli menghampiri perutnya, ia tertawa terbahak-bahak setelah mendengar itu.

Niura menghampiri Heji, menepuk pundaknya pelan, "Lakukan saja, aku mendukungmu," ucapnya seraya berjalan dan mengambil air lagi.

Heji semakin geram, ia tidak habis pikir dengan respon Niura, mungkin Niura hanya ingin terlihat baik-baik saja di depannya, agar dia lengah.

***

Niura menoleh saat seseorang memanggilnya, ia melihat seorang Pria yang membawa tanaman obat dengan potnya sekaligus, Pangeran Jiazhen.

Niura menerimanya, dan langsung masuk ke dalam ruangannya tanpa berucap sepatah katapun.

Ruangan dengan pilar berwarna emas, lantai marmer yang dilapisi karpet berwarna hijau, sangat menambah kesan kemewahan pada Istana Quon ini.

Niura memetik daun jingga itu perlahan, sedikit tak rela karena seharusnya daun itu digunakan untuk dirinya, hah sudahlah. Tangannya mulai menumbuk dedunan itu menggunakan batu, mencampurnya dengan air dan mulai merebusnya dengan elemen api.

Beberapa menit digunakannya untuk membuat ramuan, akhirnya ramuan itu berhasil dibuatnya. Bersukur sekali saat pelajaran alkemis dirinya tidak membolos, dan hari ini pelajaran di Akademi itu berguna juga. Ia pikir setiap harinya hanya akan menghitung molekul air, menghitung bakteri, dan membakar es.

Niura memindahkan ramuan di dalam panci itu ke dalam labu atau botol ramuan yang terbuat dari bambu. Ia membawanya ke ruang Kaisar yang masih sama ramainya seperti sebelumnya.

"Putri Mahkota memasuki ruangan!" Suara itu menggema di ruangan, membuat semua yang berada di dalamnya berdiri kecuali para kaisar yang merasa kedudukan mereka lebih tinggi.

Niura berjalan menghampiri Kaisar yang terlihat sangat lelah. Pangeran Jiazhen tersenyum melihat kedatangan Niura, ia pikir sebentar lagi Kaisar akan pulih dan ia akan lega.

Niura memberikan labu ramuan itu ke salah satu tabib dan menjelaskan kegunaannya secara rinci. "Gunakan ini sebagai campuran air mandi Kaisar untuk mengilangkan bintik-bintik cacar itu," jelasnya.

"Cacar?" sambung ketua tabib yang merasa asing dengan penyakit itu.

Niura menghela napasnya sabar, harus super sabar! " Iya, penyakit baru yang tidak perlu dibuat pusing."

Semua yang berada di dalam kamar Kaisar Hongli langsung beranjak pergi karena para tabib dan pelayan akan melakukan pengobatan sesuai arahan Niura di kolam air panas.

Semua orang tengah berada di Aula Istana, para bangsawan melakukan acara kecil untuk mendoakan Selir Tian Hua dan putrinya Tian Zhia agar tenang di alam sana dan keselamatan Kaisar Hongli.

Entah mengapa sedari tadi Niura melihat gelagat aneh Heji yang tengah berbincang dengan Pangeran Xiuhuan dan Xinxin, sangat mencurigakan.

Dan benar saja, beberapa lama kemudian Heji tiba-tiba meminta izin untuk melakukan kerjaan di luar sana, dan para Kaisar menyetujui. Niura yakin yang dimaksud dengan 'kerjaan' itu bukanlah pekerjaan yang baik-baik saja. Ingin rasanya ia mengikuti, namun, ia tidak bisa karena Tian Ba yang ingin selalu ditemaninya, Niura mengalah.

Sementara di tempat lain, Roh Roiden yang baru saja membantu kepindahan Yangyang dan Xincin di Pulau Chan langsung terkejut melihat seorang gadis yang pernah ia buli secara sembunyi-sembunyi dulu. Ia mengikuti gadis yang tak lain adalah Heji, sedikit bingung saat melihat arah jalannya.

Heji membawanya ikut menuju 3 akademi di Servia, sepertinya gadis itu memaksa untuk masuk akademi, namun, tidak ada satupun yang menerimanaya, membuat Heji geram.

Dan yang terakhir didatangi adalah Asoka. Terlihat jelas sekali untuk yang terakhir ini bahwa kesabaran Heji telah habis. Roiden bisa menerka bahwa Heji tengah menelepati seseorang yang tidak diketahuinya.

Di Istana, Niura melihat bahwa Xiuhuan tengah melakukan telepati entah dengan siapa dan Xinxin yang mendengarkannya. Sayang sekali Niura tidak bida membaca pikiran mereka bertiga, entah mengapa. Sial sekali nasibnya.

"Ayah, aku dan Xinxin pamit ingin membeli sesuatu di pasar untuk hadiah kepada Kaisar Hongli," ucap Xiuhuan kepada Kaisar Xingsheng.

Niura semakin penasaran. Ini sangat aneh, sangat-sangat aneh.

"Xiao Li! Apa kau akan menitip sesuatu?" tanya Xiuhuan saat melewati Niura.

"Ah ... tidak-tidak, aku tidak menginginkan sesuatu," jawab Niura waspada.

"Baiklah." Xiuhuan menyunggingkan senyumannya kepada Niura, lalu merangkul Xinxin ke luar.

Dasar.

Sekepergian Xiuhuan dan Xinxin, tiba-tiba saja pelipis Niura terasa sakit, biasanya seseorang melakukan panggilang telepati padanya, ia mengecek dan ternyata ini panggilan telepati atau kontak batin dari Roiden.

Niura berjalan menuju taman yang sepi dan muli mendengarkan ucapan Roiden yang terlihat tergesa-gesa.

"Cepatlah pergi ke salah satu akademi atau semuanya akan terlambat!" ucap Roiden dari seberang sana dengan nada yang tergesa-gesa.

"Apa yang  kau katakan sebenarnya? Aku tidak mengerti!"

"Heji, dia akan merusak tiga kekuatan magis yang berasal dari kristal yang kau temukan! Kau tahu 'kan apa yang akan terjadi bila kristal itu hancur?"

"Ya-ya, aku mengerti! Aku pergi!"

Kekacauan akan terjadi jika dirinya gagal menyelamatkan kristal akademi. Kehidupan akan berbeda, Niura takut pikiran buruknya akan menjadi kenyataan. Ketiga temannya ada di sana, Asoka dan Sakura.

Berjuanglah demi kebaikkan dan jangan takut untuk melawan dunia yang kejam ini.

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

1.2M 82.1K 74
Cover by: @dimasprayoga_ Ketika dia merasakan pahitnya kehidupan, dirinya terlempar ke sebuah dunia yang mengharuskannya menerima kenyataan aneh yang...
215K 13K 46
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...
1.9M 227K 46
[Bukan Novel Terjemahan] [Jangan lupa Vote setiap chapter ya prenn] Edlyn Arawinda Belen namanya siswi biasa kelas 3 SMA yang melakukan perjalanan...
66.2K 11.8K 23
Ketika pengorbanan mengubah nasib dari 2 jiwa yang berbeda, lalu bagaimana jika salah satu harus bertahan dengan menjadi Mahkota yg berlumuran darah...