A Trip for Memories(Slow Upda...

By syalfanapr_

723 282 462

Banyak hal yang indah di dunia ini, salah satunya persahabatan. Anugrah yang Tuhan berikan untuk kita. Kisah... More

1. Kembalilah
2.You are my best friend
3. Berangkat~
4. Yang ditunggu-tunggu
5. BAJU DAN BEKAL
6. Pertemuan Dengan Madin CS
7. Sebuah Rasa
9. Empat hari menjelang pulang

8. Dua Sejoli

31 9 17
By syalfanapr_

🌸🌸🌸

Pikiran terasa ringan dan hati pun menjadi tenang setelah mengadukan seluruh keluhan kepada Tuhan seluruh alam.

"Habis ini kita pulang, ya?" tanya Epti.

"Iya lah, masa iya nginep. Kita anterin dulu Zahra. Udah itu kita beres-beres buat pulang ke Indonesia," jawab Fatonah sambil memasukkan mukena ke dalam tasnya.

"Loh? Bukannya kita tinggal di Malaysia itu dua minggu ya?" ujar Sonia.

"Emang iya. Kita di sini kan udah sepuluh hari, empat hari lagi kita pulang. Nah, dari sekarang beres-beresnya, ngurusin semuanya dari sekarang." Rahma menjelaskan.

"Kalian bakalan pulang ya?" tanya Zahra, raut wajahnya tampak sedih.

"Iya, kita gak bisa lama-lama di sini," jawab Rani.

"Boleh aku ikut? Aku mau sama kalian terus, aku kesepian tanpa kalian. Kalian baik, aku maunya sama kalian," ungkap Zahra yang membuat semua orang menoleh dan menghentikan aktivitasnya.

"Gak ada kami kan ada ibumu, dokter, sama mang malay punyanya Rani. Mereka gak kalah baik loh," ucap Nayla. Ia memegang pundak Zahra. Senyum mengembang ia tampakkan kepada Zahra.

"Kalo aku gak boleh ikut, kalian juga gak boleh pulang!" lirih Zahra keukeuh.

"Zah, dengerin ya ... ingatanmu masih belum sepenuhnya pulih. Kami tau kamu kesepian, tapi demi ingatan yang berhargamu itu kamu harus di sini dulu, ya," jawab Aisyah.

Akhirnya, dengan berat hati Zahra menganggukkan kepalanya.

"Alhamdulillah. Ya udah, yuk lah pulang!" ajak Tari setelah beres merapikan mukenanya.

•••

"Lah, sandal gue mana ya?"

"Itu bukannya sandal Faton, ya?" ujar Candra sambil mengarahkan telunjuknya.

"Lah iya." Fatonah berjalan sesuai yang diarahkan Candra. Ia bertanya-tanya mengapa sandalnya bisa ada di bawah pohon ini. Dan anehnya lagi, satu pasang sandalnya itu tengah menyandar ke batang pohon.

"JENG JENG JENG!"

Tiba-tiba dua sejoli muncul dari balik pohon mengagetkan Fatonah. Naasnya, harapan dua pemuda itu tak sesuai dengan kenyataan. Target mereka tidak terkejut sama sekali, hanya menatap. Dan bisa dibilang, tatapan yang mengarah kepada mereka ialah tatapan tajam.

Bukan hanya kepada para anggota FA (Friend Ambyar), nama grup sahabat dua belas orang asal Indonesia ini. Fatonah juga tak akan segan-segan memarahi, melototi dan menceramahi habis-habisan orang yang bersalah di hadapannya.

Ia juga kadang bersifat jutek kepada orang yang tidak ia kenal. Tak heran jika selama ini sahabatnya sering menyebut dirinya galak.

Itu juga salah satu sebab mengapa sampai sekarang ia masih menyandang status jomblo. Di kampus tak ada laki-laki yang berani mendekatinya. Walaupun ada mungkin orang baru dan belum mengenalnya, itupun hanya beberapa saat. Setelah itu, kabur.

"Pak Dokter sama Mang Malay ngapain?" tanya Rahma setelah ia dan sahabatnya menyusul Fatonah.

Tampak gelagapan. Bukannya menjawab, dua pemuda yang memakai peci hitam ditambah sarung yang senada itu malah melemparkan senyum kikuk sambil menggaruk tengkuk.

"Inget dosa, Ran!" kekeh Aida yang kala itu melihat Rani tidak berkedip mengagumi lawan jenis yang ia sukai.

Semua orang merespon dengan tawa termasuk Soldi. Aida memang mengecilkan suaranya, tetapi karena suaranya yang khas membuat ucapannya terdengar sampai ke telinga semua orang.

Yang tercyduk pun tak kuasa memperlihatkan wajahnya, ia tertunduk. Menyembunyikan wajahnya yang telah merah bak kepiting rebus.

Ia kemudian mendekati Aida dengan kepala yang masih menunduk, ia menggertakan giginya. "Suara lu kurang keras," bisiknya sambil mencubit keras tangan Aida.

Aida meringis, matanya sayu menatap mata Rani. Seolah memohon dilepaskan dan berjanji tak akan melakukan hal yang membuat sahabatnya malu lagi.

Dilepaskannya cubitan itu dan membuat si pemilik hidung mancung itu bernafas lega. 'Sekarang janji. Urusan kedepannya gimana nanti aja, hehe,' batin Aida.

"Dokter gak ada job, ya?" Madin mencoba mencari topik lain, menyelamatkan Rani dari rasa malu.

"Ada," jawab Dokter Gama.

"Baiklah, kami pulang dulu," ucap Fatonah menggiring sahabatnya untuk pulang.

Sebenarnya mereka masih penasaran dengan dua pemuda yang dari tadi muncul secara tiba-tiba ini. Tetapi mereka memilih untuk pulang dengan alasan ada sesuatu yang saat ini lebih penting daripada mengintrogasi dua manusia tersebut.

•••

"Terimakasih ya, Nak. Berkat kalian anak ibu telah mengingat sebagian ingatannya. Ibu bahagia sekali karena Zahra bisa mempunyai teman seperti kalian," ungkap Ibunya Zahra.

Wanita paruh baya itu duduk di depan Fatonah. Didekapnya Fatonah dengan pelupuk yang bercucuran air mata.

"Ini keajaiban, satu bulan yang lalu ibu tidak lagi mengharapkan ingatan Zahra bisa kembali. Dan alhamdulilah, ini seperti mimpi saja. Hanya ucapan terimakasih yang dapat ibu berikan, Nak. Ibu tidak bisa memberi apa-apa," sambungnya.

Dekapannya semakin erat. Ibu mana yang tidak senang jika anak tunggalnya sembuh dari penyakit yang diderita yang berlangsung selama bertahun-tahun.

"Terimakasih," ucapnya lagi. Suaranya serak karena menahan tangisan.

Fatonah melerai dekapan Ibunya Zahra. Ia menghapus sisa air mata di pipi Ibunya Zahra.

"Jangan berterima kasih pada kami, Bu. Itu sudah tugas kami sebagai temannya Zahra, dan soal kembalinya ingatan Zahra itu sudah kehendak Allah. Seharusnya kami minta maaf, Bu. Maaf karena baru sekarang kami datang," ucap Fatonah.

"Tidak, Nak. Jangan berkata seperti itu! Ibu sangat bersyukur kalian bisa datang. Kalian sangat baik, usaha kalian untuk bisa menjenguk Zahra, semoga Allah balas dengan sesuatu yang lebih baik lagi."

"Aamiin ..."

"Maaf Bu, empat hari lagi kami akan pulang. Jadi, kami serahkan lagi Zahra ke ibu," kata Rani.

Jujur saja mereka telat memulangkan kembali Zahra, karena Zahra terus ngeyel tidak mau ke rumah sakit lagi. Namun, setelah makan sore dan setelah diberi bujukan dengan keripik singkong, Zahra pun akhirnya mau kembali kepada ibunya.

"Kami pamit mau ke penginapan lagi, mau beres-beres. Tapi sebelum pulang ke Indo, kami pasti bakalan sering ke sini jengukin Zahra secara bergantian." Ibunya Zahra mengiyakan ucapan Fatonah.

Mereka pun segera pamit setelah melihat keadaan Zahra. Saat ini Zahra telah kembali tertidur pulas di atas matras rumah sakit.

Di perjalanan pulang mereka berpapasan kembali dengan dua pemuda tadi. Kali ini, pakaian yang mereka kenakan lebih ke pakaian santai tetapi berjaket.

Maklum, sekarang udara malam hari di Malaysia sangatlah dingin walaupun jam masih menunjukkan pukul 7 lebih. Makanya, yang mengantar Zahra hanya lima orang saja. Yang lainnya menuggu di penginapan sambil menonton tv dibarengi coklat panas.

"Aku sama Nay pulang ya, mau buru-buru buka bingkisan dari ibunya Zahra. Yang lainnya juga pasti udah nunggu." Sonia memajukan langkahnya bersama Nayla.

"Gue sama Aisyah juga mau belanja buat masak besok. Lu pulang duluan aja," kata Fatonah melengos begitu saja sambil menarik tangan Aisyah.

Di hadapan Rani, Dokter Gama sedang berbisik kepada rekannya dan berlalu mengikuti Fatonah. Meninggalkan dua pasang mata yang kini sama-sama mematung.

"Aku-- eh?" ucap keduanya berbarengan. Manik mereka saling bertemu tetapi sesaat kemudian mereka langsung mengalihkan pandangannya.

•••

Sementara di supermarket, seorang perempuan dan laki-laki tengah beradu mulut.

"Halah, alesan! Bilang aja kalo lagi ngikutin kita," sarkas Fatonah sambil memutar bola mata malasnya.

"Jangan asal nuduh, ya. Saya kemari karena memang ada beberapa keperluan yang harus dibeli," ujar Dokter Gama.

"Jadiin alesan aja semuanya!"

Aisyah menepuk jidatnya. "Bisa gak sih kalian berhenti debat," seru Aisyah.

"Gak," jawab keduanya berbarengan.

"Masalahnya, sekarang kalian jadi perhatian para pembeli!"

*
Halo apa kabar permirsah? Semoga kalian sehat selalu ya. Arigatok telah membaca dan meninggalkan jejak;)

Continue Reading

You'll Also Like

GEOGRA By Ice

Teen Fiction

2.4M 100K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...
3.4M 278K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.7M 318K 35
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
247K 23.5K 29
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...