Princess of Rainbow Element [...

By desphrodite

683K 88.6K 5.4K

TAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan te... More

PROLOG
1. Jiwa yang lain
2. Racun menyusahkan
3. Pedagang Ramuan
4. Karma untuk seorang penista
5. Misteri
6. Pria Naga hitam
7. Terungkap
8. Petualangan Laut Gaxia
9. Hutan Gaxia
10. Enam nama dalam satu raga
11. Elemen Yi Jian
12. Pasar Quon
13. Kultivasi ganda
14. Roh yang kotor
15. Salah paham
16. Aula kota
17. Keberangkatan
18. Kelompok hitam
19. Perkemahan
20. Festival Servia
21. Berebut Liontin
22. Senjata pendamping
23. Singa yang lapar
24. Misi pertama
25. Menyerang ballack
26. Kristal Beast
27. Pulangkan dia!
28. Pelan-pelan
29. Naga berlian
30. Kerasukan ular ganjen
31. Rencana
baca aja
32. Tidak mengerti
33. Hukuman
34. Pertengkaran
35. Komplotan Bandit
36. Perayaan Servia
37. Sultan Dadakan
38. Hubungan yang rumit
39. Bijaksana
40. Siapa Lawan Siapa
41. Cuaca dan Air kimia
42. Menegangkan
43. Lapar keadilan
44. Kesalahan fatal
45. Bukan antagonis
46. Jangan main-main
47. Cermin Keberuntungan
48. Menara Zafreng
49. Akademi
50. Asrama
51. Dia kenapa?
52. Kelas Sosial Penelitian
54. Rumput laut lava?
55. Perpustakaan Sakura
56. Tiga kekuatan magis
57. Phoenix Laut Gaxia
58. Bertemu
59. Mempersatukan
60. Menjenguk
61. Kecemasan
62. Terlambat

53. Kunci misteri

5.5K 906 65
By desphrodite

Kelas hari ini telah berakhir. Niura menghembuskan napasnya kasar. Lelah. Yah, sudah satu bulan ia berada di sini, dan ia selalu melakukan kesalahan dalam belajar. Nilainya selalu menurun namun ia tidak mempermasalahkannya. Kesalahannya dalam melakukan sihir di hari pertama membuatnya harus membantu memasang pintu kembali. Sendiri.

Malam ini terasa lebih sejuk dari malam sebelumnya, musim dingin telah tiba. Perubahan suhu yang lebuh cepat membuat para murid mengenakan pakaian tebal dan hanya mendekam di kamar asrama saja.

Niura. Gadis itu menggenggam erat puluhan kunci di tangannya. Sesekali ia membaca tulisan-tulisan yang tertera di gantungannya. Sudah larut malam. Di mana seluruh murid Sakura telah barbaur dengan mimpinya. Berbeda dengan Niura yang berjalan tak tentu arah mengelilingi Akademi.

Memainkan puluhan kunci di tangannya, menghasilkan suara yang lumayan nyaring untuk menghilangkan rasa bosan dan suasana yang sepi dan gelap. Jangan lupakan bahwa di zaman ini masih belum ada lampu, semuanya menggunakan lentera dan cahaya bulan. Itupun sudah terang.

Mengelilingi beberapa menara dan gedung utama, jika Niura melihat ada pintu yang terbuka, maka ia akan langsung menghampirinya dan menguncinya. Terus begitu hingga seluruh akses menuju manapun dikunci kecuali toilet umum tentunya. Kamar asarama? Para murid memegang kuncinya masing-masing. Itu bukan tugas Niura.

Entah apa yang Niura peroleh dengan kerja rodi seperti ini. Merasa di bodoh-bodohkan memang ada, namun kepercayaan mereka terhadapnya membuatnya hidup dengan penuh tanggung jawab.

"Melelahkan. Dingin. Di mana semuanya tidur, aku harus seperti ini. Bangun lebih pagi, dan tidur lebih malam, huft ...." gerutunya kesal. Niura memandang ke langit, sebentar lagi dini hari dan ia sama sekali belum tidur. Yihua dan Liwei pun sama sekali tidak mencarinya, mungkin mereka telah tidur.

"Menyebalkan!" Niura melempar puluhan kunci itu tanah tanpa sengaja. Seluruh kunci-kunci itu berserakkan di taman dekat patung alkemis. Patung yang membuat Niura tertarik di hari pertama, padahal orang-orang menganggapnya patung jelek yang merusak pemandangan.

"Ahhh ... tidak adil."

Niura mencebik, ia membungkukkan tubuhnya untuk memungut kunci-kunci yang berserakan lalu menyatukannya ke dalam kawat agar tidak hilang.

Niura mengambil kunci terakhir yang jatuh paling jauh, yaitu di belakang patung Alkemis.

Saat ia merasa telah mengumpulkan 50 kunci itu, segera ia tinggalkan tempat dan melangkahkan kakinya menuju kamar asrama.

Memandangi pintu kamarnya yang tertutup, detik kemudiannya ia mengetuk pintu tersebut sebanyak tiga kali.

Tok ... Tok ... Tok ...

Terdengar suara kunci yang diputar, tak lama kemudian pintu langsung terbuka dan menampakkan dua orang gadis yang menatapnya dengan helaan napas.

Yihua memegang pundak Niura, dan mempersilahkannya untuk masuk. "Xiao Li ... sudah sebulan kau hidup seperti ini, aku pun tak ingat kapan terakhir kali kau tidur," litihnya sendu.

Niura hanya bisa menyunggingkan senyumannya, selama satu bulan pula senior pria kelas menengahnya mengganggu tidurnya. Siapa lagi kalai bukan Fai Tan. Pria itu terus mengetuk pintu kamar, tersenyum mengatakan hai dan langsung pergi begitu saja. Entah apa yang ada di pikiran pria itu.

Liwei memberikan nampan berisi kalkun panggang dan segelas air putih kepada Niura.

"Terimakasih," balas Niura setelah menerima kedua benda tersebut. Ia memakannya dengan lahap hingga tak menyadari bahwa Yihua dan Liwei terus memandanginya. Niura yang baru menyadari itu langsung menawarkan makanan dan minumannya, di luar dugaan. Yihua malah mengambil satu iris daging kalkunnya, padahal niatnya 'kan hanya untuk basa-basi.

"Habiskan, aku ingin tidur."

"Aaaa ... terimakasih!" Yihua mengambilnya dengan gembira dan memakannya lebih lahap dari Niura. Sebenarnya ia sudah makan, namun entah mengapa ia lapar kembali.

Liwei mengabaikan tingkah Yihua dan langsung menghampiri Niura yang bersiap untuk tidur. "Kau tidak belajar?" tanyanya. Lagi-lagi pertanyaan itu terus keluar dan menbuat Niura pusing.

"Tidak."

Liwei mengangguk. Ia meraih puluhan kunci yang masih digenggam oleh Niura. "Ada berapa semua?" tanyanya masih memandang kunci-kunci itu.

"Lima puluh," jawab Niura singkat, jelas, dan padat.

Mata Liwei meneliti seluruh kunci, dan mengerutkan alisnya. "Kurasa semuanya ada lima puluh satu," protesnya. Karena takut salah, ia kembali mengitungnya dan benar saja. "Aku tidak salah."

"Berikan," pinta Niura dan Liwei langsung memberikannya.

Niura membelakkan matanya terkejut. Ia memegang satu kunci yang paling kecil, dengan warna berbeda. "Kunci apa, ini? Sebelumnya ... aku tidak pernah melihatnya," gumamnya merasa aneh.

"Coba ingat-ingat kembali," usul Liwei yang juga merasakan keganjilan.

Niura mengingat-ngingat segala macam kejadian dengan kunci ini. "Terakhir kali ... aku menjatuhkannya di Patung Alkemis, kunci-kunci ini berserakan dan ... aku mengumpulkannya lagi. Tapi ... saat aku pergi ke sebelah utara ...." Niura menggelengkan kepalanya pusing. Susah sekali mengingat kejadian yang bahkan baru saja terjadi.

"Ayo, ingat kembali!" Liwei mulai gemas sendiri karena tidak tahan dengan ucapan Niura.

Niura memandang Liwei sinis seolah tengah berkata, 'Sabar!'

Niura kembali membayangkan, saat di tempat kejadian, ia ....

Tok ... Tok ... Tok ...

"Ah! Sial! Senior gila itu lagi," cibir Yihua yang juga ikut terbawa suasana. Ia membuka pintu kamar dan menampakkan seorang pria tampan dengan kartu plakat berwarna kuning. Pria itu tersenyum cerah, dan melambaikan tangannya. "Hai!" sapanya dan langsung pergi tanpa menutup pintu.

Mereka yang telah menduga ini hanya diam saja, saling pandang dan berkutat dengan pikirannya masing-masing.

"Bagaimana kalau kita bawa dia ke Master Fang? Aku curiga dia gila," usul Yihua yang mulai geram.

Niura yang tak menghiraukan langsung bangkit dari duduknya dan memakai tunik tebal dengan terburu-buru.

Liwei yang terheran-heran langsung ikut berdiri, "Kau mau pergi kemana?" tanyanya bingung.

Niura tersenyum ceria. "Aku tau, kunci itu aku temukan di belakang patung alkemis. Aku akan mencari tau!"

"Xiao Li ... tapi besok ada ujian," keluh Liwei yang sudah memegang tumpukkan buku. Harapannya ia akan belajar bersama, namun seerti biasanya, ia akan belajar sendiri. Yihua dan Niura tidak pernah belajar dengan benar, apakah mereka tidak takut? Liwei harus mendapatkan peringkat pertama, dan itu wajib!

"Aku tidak peduli," tolak Niura dan langsung keluar. Yihua yang melihat itu langsung mengikutinya dan meninggalkan Liwei.

"Lagi-lagi semuanya pergi, tanpaku."

***

"Kau yakin di sini?" tanya Yihua memastikan.

"Iya! Aku sendiri yang mengambilnya, lihatlah bekas tanahnya." Niura menunjuk dataran tanah di belakang patung alkemis yang sedikit mencodong ke bawah.

"Xiao Li! Lihat ini!"

Niura mengalihkan pandangannya ke arah Yihua yang tengah berkutik dengan bunga-bunga.

"Apa?" tanyanya bingung.

Yihua sedikit mencebik, namun kemudian ia kembali riang dan melambai-lambaikan tangan agar Niura menghampirinya. Niura m3nganggku, berjalan perlahan kemudian berjongkok di samping Yihua seraya mengamati bunga-bunga di bawahnya.

"Lihat ini! Setelah musim gugur, mereka akan terus kedinginan karena sebentar lagi musim dingin. Nyonya Nill bilang, besok akan turun hujan, kasihan sekali bunga-bunga ini."

Niura hanya diam menyimak. Entah bagaimana ia harus bereaksi, satu tangannya ia angkat dan memeluk pundak Yihua dan mengusapnya agar gadis itu tidak bersedih lagi. "Apakah kau peduli dengan nilai ujianmu besok?" tanyanya mengalihkan topik.

Yihua menggeleng. "Tidak. Menurutku nilai berapapun itu tidak penting. Naik satu peringkatpun aku sudah senang," katanya membuat Niura tersenyum.

"Bagaimana kalau kau peringkat akhir?"

"Tidak akan karena kau pasti yang akan mendapatkannya," potong Yihua bercanda dan berhasil mendapatkan satu jitakkan keras di kepalanya.

"Hahaha ...!"

Mereka tertawa bersama, sesekali Niura masih memikirkan tentang kunci misteri itu. Kunci yang berbeda sendiri dan yang paling kotor. Beberapa menit setelah tertawa, entah mengapa Niura merasakan bulu kuduknya berdiri dan membuatnya merinding.

'Niura!'

'Niura!'

Niura membelakkan matanya terkejut. Ia menoleh ke kiri, kanan, depan dan belakang. Mencari suara samar-samar siapa yang menyebut——nama aslinya! Tidak ada yang mengetahuinya di kehidupan kalia ini kecuali Yi Jian, ibunya, dan ...

"Roiden!"

Yah, pria itu.

Dengan cepat Niura melirik Yihua yang masih menangis memikirkan nasib bunga-bunga malang itu. Ah menyebalkan. "Yihua, aku akan kembali, jika aku lama ... kau kembali ke kamar saja."

"Hei ... kau mau ke mana?!" Yihua berteriak sekencang mungkin. Namun ralat, Niura telah pergi dengan berlari ke arah berlawanan, menaiki tangga dan menghilang.

"Ah ... gadis itu!"

***

"Roiden! Kau, kah itu?!"

Niura bersenti berlari dengan terengah-engah. Kini ia berada di atap asrama, sendirian, dengan mata jelalatan mencari keberadaan mahluk itu.

Tuk.

Niura merasakan ada yang mengetuk kepalanya, langsung saja ia balikkan arahnya, menghadap belakang.

"R–roiden ...?"

Ya, pria itu datang bersama tubuh aslinya. Bukan hanya roh seperti biasa. Berbeda dengan biasanya, pria yang selalu ceria dan mencandai Niura kini menatapnya tajam dengan bibir yang tertutup rapat, pucat.

"Kau ... kenapa?"

Roiden menatap matanya sendu dengan helaan napas kasar. "Istri ...."

Niura sedikit terkejut saat Roiden menarik pergelangan tangannya, bangkit dan membuatnya harus mengikuti setiap langkah pergerakkan kemanapun yang diarahkan pria itu. Roiden membawanya ke pojok atap tertinggi yang di sekitarnya tidak dipasangi pagar penyangga membuat Niura menutup matanya pusing saat melihat ke bawah. Bangunan yang mereka pijak saat ini adalah bangunan tertinggi yang pertama kali Niura lihat dari kejauhan saat itu.

Niura menghela napasnya kasar. "Apa kau sedang ingin menyatakan perasaanmu, hmm?"

Niura tak menyangka candaannya itu dibalas dengan cubitan di pipinya dari pria itu. Cubitan limited edition yang membuat Niura meringis.

"Untuk apa? Kita 'kan memang pasangan suami istri sejak dalam janin."

Niura membalaskan cubitan tadi. "Kau nampak tegang, aku hanya ingin mencairkan suasana," ujarnya. "Jadi, ada apa?" lanjutnya mulai memasang raut wajah serius.

Roiden menyunggingkan senyumnya. Sedetik kemudian, ia meraih tangan Niura dan memandanginya lembut. "Apa kau pernah merasakan keanehan terhadap Xiuhuan?"

-TBC-

A/N

Siapa nih yang kangen sama pasutri halu wkwk

Ada yang seneng gak, suami halu klean muncul lagi?

Kuis

Kira-kira ada yang tau gak apa yang dimaksud sama Roiden Xua Zha Zheng Xiao Honari atau (R)?

Ada yang tau kunci misterius itu kunci apa?

See u next time porever❤❤❤
-Desinta

Continue Reading

You'll Also Like

575K 57K 57
[Fantasy - Chinnese ] [Romance - Komedi ] *** Aku tidak tahu mengapa bisa ada di sini? Saat bangun, aku sudah memasuki tubuh orang lain dan melintasi...
1M 91K 71
Seorang gadis berumur 17 tahun. meninggal karena tertabrak Lamborgini. ya, sangat elit memang. bisa bisanya ia tertabrak dengan Lamborgini. gadis itu...
533K 44K 109
Written on Jun 11th, 2019 . WARNING ⚠ [CERITA TELAH DI HAPUS BEBERAPA PART. JIKA INGIN MEMBACA SECARA LENGKAP, SILAKAN BELI E-BOOKNYA DI GOOGLE PLAY]...
1.4M 103K 73
(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel...