PROLOG

31 6 0
                                    

Suasana kantin siang ini ramai sekali. Para pedagang termasuk Bi Sum terlihat kewalahan melayani pembeli yang membludak. Beberapa anak terlihat mengobrol santai sambil memakan pesanan nya, sementara yang lainnya masih sibuk mengantre. Namun, ada pula yang malah memanfaatkan saat istirahat ini sebagai kesempatan untuk cuci mata.

Aku duduk sendirian di meja paling ujung sambil sibuk mengunyah roti isi yang kubawa dari rumah. Namun, tak lama aktivitas mengunyah ku terhenti. Kali ini fokus ku beralih menatap tajam anak laki-laki di seberang mejaku. Bukan tanpa alasan, sudah sepuluh menit lebih ia terus mencuri-curi pandang ke arahku.

Penampilannya terlihat eksentrik dibanding siswa yang lain. Pakaiannya terlihat rapi. Sedangkan badannya terlihat kecil untuk ukuran siswa laki-laki. Wajahnya berbentuk oval dan bersih, namun terdapat semacam tanda lahir di lehernya. Ia memakai kacamata dengan lensa bulat, sedang rangka nya berwarna hitam. Di atas kepala nya juga terdapat topi SMA ini.

"Apa" Ujarku

Ia terlihat gugup saat tahu aku menatapnya sehingga ia memalingkan muka, tak berani menatap balik

"Sialan" Gumamku

Aku menghela nafas dalam-dalam, lantas menaruh roti isi yang sedang aku makan ke dalam wadah. Kedua tanganku mengepal. Aku memejamkan mata. Aku tidak bisa tinggal diam, aku harus melakukan sesuatu agar aku tidak dianggap sepele.

"Sudah cukup untuk hari ini" Gerutu ku dalam hati

                           ***

THE MID MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang