Perpustakaan Kota

19 3 0
                                    


_________________

Dalam hidup ini, ada hal-hal yang tak ingin dilanjutkan, namun kamu terlalu takut untuk mengakhirinya ~ Socrates
                                _____________________


Aku terbangun dari tidur ketika jam beker nyaring berbunyi. Perlahan mataku terbuka. Samar-samar aku melihat cicak yang menempel di langit-langit kamar. Dengan masih berbaring, tanganku mencoba meraba-raba untuk mematikan jam beker kecil berbentuk bola basket yang masih berbunyi di atas meja.

Jam itu merupakan pemberian salah seorang siswi di sekolahku tiga hari yang lalu. Aku tidak tahu kenapa ia memberiku sebuah jam beker kecil, padahal aku baru satu minggu bersekolah di sana, tapi menurutnya itu hanya tanda pertemanan semata. Sejujurnya, aku tidak menyukai basket, namun demi menghormati gadis itu aku pun menerimanya

Dengan masih menguap, aku bangkit dan duduk di tepian ranjang mencoba untuk mengumpulkan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul. Dengan menggosok mata, aku melirik ke arah jam, waktu menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit. Sial, kenapa aku terbangun sekarang. Siapa pula yang mengatur jam beker berbunyi jam segini? Wajahku seketika tertekuk. Aku tahu, hanya ada satu orang yang bisa melakukan ini

Aku berjalan menuju dapur mengambil segelas air lalu meminumnya. Kalian tahu? Kita dianjurkan minum air putih dua liter atau setara dengan delapan gelas per hari. Selain untuk meredakan haus, itu juga berguna untuk metabolisme tubuh. Yah, setidaknya itu yang pemateri sampaikan di seminar yang ku ikuti bulan lalu

Aku pergi mandi dan turun untuk sarapan. Di meja makan, sudah tersaji menu roti, berbagai macam selai, susu, salad, dan beberapa buah-buahan.

"Selamat pagi sayang"

Aku menoleh. Beberapa saat kemudian, ibu berjalan dari arah dapur sambil melepas celemek yang menempel di tubuhnya. Meskipun sibuk mengurus restoran nya, ibu selalu menyempatkan untuk menyiapkan sarapan. Keluarga kami tidak pernah memakai jasa asisten rumah tangga, ibu bilang ia masih sanggup untuk melakukan tugasnya sendiri

"Ya, selamat pagi juga" Jawabku lantas menarik salah saru kursi dan kemudian duduk

"Apa tidurmu nyenyak semalam?"

Seakan diingatkan, wajahku seketika berubah. Teringat akan rasa kesal tadi pagi

"Tentu saja, jika jam beker itu tidak berbunyi" Jawabku sinis

Ibu hanya tertawa. Aku lanjut memakan roti yang sudah dioles selai kesukaanku, anggur.

"Kamu akan ke mana hari ini Sam?" Tanya ibu sambil mengiris roti isi salad nya

"Tidak ada"

Ibu mengangkat wajahnya. Meletakkan pisau dan garpu nya, lantas melihat ke arahku

"Ayolah Sam. Ini mungkin bukan hal yang kau mau, tapi apa salahnya mencoba untuk beradaptasi"

"Lagi?" Ujarku

Ibu menghela nafas dalam. Wajahnya yang sendu kini semakin sendu. Aku tahu ibu lebih dari paham maksudku.

"Hei ini kan hari libur, kenapa kamu  tidak coba untuk berkeliling kota"

"Mungkin ada hal yang akan kamu sukai di kota ini. Perpustakaan kota, restoran, taman, atau mungkin gadis-gadis sebaya yang cantik" Pada kata terakhir ibu menutup mulutnya sambil tertawa

"Tunggu, itu dia" Aku meletakkan rotiku, menatap kosong ke depan

"Apa?" Ibu menatap heran ke arahku

Aku bergegas ke lantai atas, menuju kamar. Mengambil ransel, hoodie, pulpen, jurnal, payung, dan beberapa barang lainnya lantas menuruni tangga

"Aku akan keluar hari ini, mungkin aku kembali nanti sore" Ujarku sambil menuruni anak tangga dengan terburu-buru

Ibu menelan makanannya dengan raut wajah sangat keheranan

"Sam”
Langkahku terhenti sejenak

“ Apa ini tentang gadis-gadis?" Tanyanya

Aku berbalik, melirik ibu

"Bukan"

"Ini tentang perpustakaan kota" Jawabku

______________________________________

NOTE : Jika kalian suka cerita ini, jangan lupa vote dan komen yaaa 💛

THE MID MANحيث تعيش القصص. اكتشف الآن