―fourteen.

207 86 10
                                    

unknown is calling...

felix memandang ponselnya yang bergetar di atas meja, lalu memperhatikan jam dinding di atas. sudah waktunya untuk pulang, tapi siapa yang niat menghubunginya sesore ini selain ibunya?

"halo―"

"lix?? ini guee, chaewon."

felix spontan menelan ludah, "i-iya, kenapa won?"

"gue lupa kemarin ahaha yang ikut interview majalah harusnya tanda tangan jugaa," chaewon menjeda sejenak. "lo bisa sekarang nggak?"

"ini gue lagi di ruang ekskul, di sini aja gimana?" tawar felix. "ohh atau gue yang samperin? lo di mana―"

"ehh ruang taekwondo?? gue udah deket nihh," chaewon terdengar buru-buru. "bentar ya, semenit lagi gue nyampe di sana."

"iya sok―"

"felix!!"

sedikit tersentak, akhirnya felix tertawa melihat kedatangan chaewon ke ruangan ekskulnya, "itu satu menit apa satu detik??"

"semenit lix, kurang lima sembilan detik," balas chaewon, tersenyum lebar. "ini nih, lo tanda tangan dua kali."

"nggak dikasih bayaran gitu?" canda felix.

"ih apaan??!" 

chaewon tertawa lalu menyerahkan buku dengan sampul keras pada felix. tak lama kemudian, tabel yang ada di sebuah halaman terhiasi dengan tanda tangan milik felix.

"nah, udah deh," chaewon tersenyum, tampak puas. "makasih yaa hehehe."

felix menganggukkan kepala, "lo mau pulang?"

modus nih.

"ah hujan ya tapi di luar..." chaewon mengedarkan pandangan. "gue nggak bakal pulang sekarang, nunggu di sini dulu gak apa-apa, kan?"

"iyaa, yang lain udah pada pulang kok," balas felix, lalu kembali beralih ke ponselnya.

anonymous
| fix kita harus ketemuan inii
| besok ya??
| di ruang taekwondo ajaa,
lo besok ada ekskul kan

felix menghela napas pelan, orang yang ditunggunya sedari tadi belum datang. ia cukup berharap banyak, tapi apa c sebenarnya lupa?

"ehh chan nyari apaa??" 

suara chaewon sukses mengalihkan atensi felix yang terdiam. pandangannya spontan berpindah, memperhatikan kang chani, ketua seksi di salah satu bidang di osis.

"nyari orang," chani tampak frustasi. "pusing anjir dari tadi gue tungguin, tapi nggak dateng-dateng."

"udah wawancara anak padus belum?" tanya chaewon, disambut dengan gelengan kepala. "jangan lupa, tinggal lo sama siapa tuh adek kelas satu."

"iyaa besok gue kerjain," chani mengangkat jempol kanannya. "ehh lix belom pulang? kenapa gak ikutan noh hyunjin, main."

"males ah, dingin," balas felix, membuat chani tertawa renyah.

"bisa-bisanya lo, kasian tuh dia kena taruhan kakak kelas. bantuin napa?" chani menoleh sebentar ke luar. "gue duluan deh ya? dah lix, dah chaewonn―"

"interview jangan lupa!!"

felix memandang kepergian chani yang semakin menjauh, lalu kembali memperhatikan ponselnya. ia mengerutkan alis, jangan-jangan chani adalah c yang sebenarnya??

karena terlalu malas untuk mengejar, sedetik kemudian felix memutuskan untuk mengirim pesan pada chatroom dirinya dengan si anon. 

felix
hari ini, jadi? |

tak lama setelahnya, felix mendengar suara notifikasi tak jauh dari tempatnya berada, di samping kanan tepatnya.

"loh, felix???"

"loh, felix???"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[#2] anonymous | lee felix ✔Where stories live. Discover now