Sudah tujuh belas umurnya, dan hingga saat ini pun gadis itu tak berniat untuk menginjak halaman rumah nya. Dia percaya telah mengidap social anxiety disorder. Sena takut berinteraksi dengan orang di luar sana. Hidup dengan menghabiskan waktu lebih...
Perkataan-perkataan manis Yeonjun seperti ini mengajarkan Sena untuk diam tak melanjutkan pembicaraan. Jika ia lanjutkan, maka kesehatan jantung nya akan bermasalah.
Sena pun memalingkan wajahnya dan sedikit menjauh, mencari-cari kesibukan tak bermakna untuk menulikan pendengarannya terhadap godaan Yeonjun yang akan datang.
Tapi Sena merasa sedikit aneh, suasana tiba-tiba sangat sunyi. Tak ada ocehan dan godaan Yeonjun yang terdengar.
Penasaran, ia mendekati lelaki itu. Ternyata, ia sedang berada di alam mimpi.
Wajahnya terlihat sedikit kelelahan namun tetap terlihat tenang. Seketika Sena merasa gemas seperti ingin memasukkan Yeonjun ke dalam kantong nya. Di tambah posisi Yeonjun yang meringkuk di balik selimut.
"Sepertinya ia kurang istirahat. Apa ia berlatih dance terlalu keras lagi?"
Walau merasa kasihan, Sena tak ingin menyia-nyiakan momen ini. Ia mengambil ponsel nya dan memotret wajah terlelap Yeonjun.
" Mungkin bisa ku gunakan sebagai senjata untuk mengerjai nya."
Ia membiarkan Yeonjun menikmati tidurnya sebentar. Kemudian ia memilih turun menuju dapur untuk mengambil sup panas untuk dirinya dan Yeonjun.
"Sena? Di mana Yeonjun?"
"Dia tiba-tiba saja tertidur. Seperti nya dia kelelahan di sekolah."
Mama nya pun mengangguk paham. Ia pun segera menyiapkan semangkuk panas untuk Sena dan membiarkan putrinya makan lebih dulu.
"Yeonjun terlihat lucu saat tidur." Entah disadari atau tidak, pernyataan itu keluar dari mulut Sena.
Sang Mama pun tersenyum penuh arti kemudian terkekeh. "Ya, bisa Mama bayangkan. Tapi melihat kalian bersama terlihat lebih lucu dan menggemaskan."
Tak tahu harus bereaksi seperti apa, Sena memilih memalingkan wajahnya sedikit.
Sup miliknya pun hampir habis. Rasanya begitu nikmat, gurih dan sangat cocok dengan cuaca dingin.
"Bawa ini untuk Yeonjun. Biarkan dia makan ini dahulu kemudian dia bisa beristirahat."
Sena pun kembali ke kamarnya dengan semangkuk sup. Ia bisa melihat Yeonjun masih tertidur. Sedikit merasa tak tega untuk membangunkannya, tapi setidaknya Yeonjun menghangatkan tubuhnya dahulu dengan sup ini.
"Yeonjun-ah, bangun." Ia mengguncang pelan tubuh lelaki itu.
"Yeonjun-ah, makan sup mu dulu, ayo." Perlahan netra lelaki itu terbuka dan mengerang. Kemudian mendudukkan tubuhnya sembari mengumpul kan nyawa.
"Aku tertidur, ya? Maaf."
Sena tersenyum. "Haha, tak apa. Kau bisa lanjut tidur setelah menghabiskan sup mu."
"Sup nya terlihat sangat enak."
"Tentu! Mama yang membuatnya."
"Sena-ya, suap!" Sikap manja Yeonjun kambuh membuatnya menghela nafas panjang. Mode bayi Yeonjun tak bisa dilawan dan ia harus menurutinya. Jika tidak, Yeonjun akan merajuk dan semakin menyusahkan dirinya.
Satu suapan mendarat di mulut Yeonjun. Tentu ia makan dengan sangat lahap karena Sena menyuapinya.
Tiap suapan juga disertai dengan protes dari Sena.
"Kenapa kau manja sekali, sih?"
"Karena aku suka!"
Sena kembali memasukan satu suapan di mulut Yeonjun.
"Kau kan bisa makan sendiri, dasar bayi."
"Kan ada kau. Aku lebih suka di suaoi oleh mu."
"Makan lah sendiri
"AKU TAK MAU!!"
Mata mereka memandang satu sama lain dengan sengit. Mereka mulai berdebat.
"KENAPA TAK MAU?"
"SUDAH KUBILANG AKU INGIN DISUAPI!"
"KENAPA KAU MANJA SEKALI PADA KU, CHOI YEONJUN?"
"KARENA AKU CINTA KAU!"
"..."
______________________
________________
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
IYA GUE DAH BUCIN SAMA LO BANG YEONJUN MAKANYA NIKAHIN CEPET!!!!