Part 4

880 91 8
                                    

Hai saya balik lagi dengan cerita gaje lagi tentu saja. Gk nyanka cerita ini bakal ada yang baca.

Ok selamat membaca

Happy Reading
.

.

.

.

Di dalam perjalanan Inuyasha dan kawan-kawannya, tidak ada yang istimewa. Mereka melewati beberapa desa yang damai, tanpa adannya siluman yang mengganggu desa tersebut.

Tapi kali ini sedikit berbeda, ada sebuah desa yang mereka lewati saat ini. Desa itu sekilas tidak ada yang berbeda dengan desa-desa lainnya.

Mereka tiba di desa itu saat malam hari. Desa itu cukup ramai dengan pasar yang cukup ramai. Para pedagang menawarkan dagangan mereka kepada pembeli, namun Inuyasha merasa desa ini menyembunyikan sesuatu. Kali ini mereka datang di waktu yang tepat.

Ada sebuah perayaan, para warga di desa itu berbondong-bondong menuju sebuah kuil yang terletak di puncak bukit yang tidak terlalu tinggi itu.

Kuil itu terlihat agak tua dan kuno. Tapi ada yang aneh, Inuyasha merasakan ada sesuatu di kuil tersebut. Dengan bersembunyi Inuyasha melewati para kerumunan warga dengan melompati dahan pohon tanpa ketahuan sedikit pun.

Dan jika kalian bertanya di mana Kagome dan kawan-kawannya, mereka ada di kedai penjual makan dan asik makan disana menikmati setiap stan makanan yg di jual di sana.

"ini sangat enak........aku  ambil dua ya paman?"

"Kagome cobalah ini? Ini sungguh manis"

"kau benar. Beri aku satu paman?"

Inuyasha telah sampai di depan pintu masuk kuil. Dengan kewaspadaan yang sangat tinggi, Inuyasha masuk secara perlahan.

Ia berada di tengan-tengan ruangan kuil yang gelap dan sangat luas. Di topang oleh empat pilar yang sangat besar dan kokoh yang menyangganya. 

Merasakan bahwa ada yang sedang wengawasinya, Inuyasha sudah siap dengan kuda-kuda yang kuat. Posisi siap bertarung.

"siapa kau?! Keluarlah jangan hanya bersembunyi?" melihat ke sekeliling rungangan, memperhatikan dengan seksama.

"Aku? Kau! Siapa kau berani bertanya seperti itu kepada dewa yang agung ini!? Hanyou rendahan?" suara itu bergema ke seluruh penjuru ruangan.

"kau hanya berani bersembunyi di kegelapan! Dan kau berani menghinaku!? Katakan itu di depan ku saat ini?!"

"siapa kau berani memerintahku hah?! Dasar Hanyou!"

"kau tak perlu tau siapa aku! Kau juga akan tau nanti! Jadi tunjukkan wajah jelekmu itu padaku!? Sialan!"

"kau berani padaku?! Ha?!! Hanyou Rendahan!"

Perlahan muncul sesosok Youkai yang menurut kalian mungkin menyeramkan. Namun bagi Inuyasha itu bukanlah menyeramkan namun biasa biasa saja. Bahkan lucu baginya.

Siluman itu berwujud seperti  kelelawar dengan dua sanyap hitam di balik punggunya yang besar, berwajah seperti tikus, bertelingan panjang dan runcing, berkuku panjang dan tajam, dan kulit berwarna hitam di sekitar leher, dada dan kaki, dan agak berbulu.

"ternyata wujudmu lumayan juga. Aku terkesan. Ternyata omonganku benar, kau mememang jelek. Hahaha"

Inuyasha tanpa henti tertawa melihat wujud siluman di depannya ini. Bagi Inuyasha wujudnya sungguh nyentrik dan mencolok.

"Kau menghinaku?"

Inuyasha masih saja tertawa tanpa menghiraukan siluman kelelawar yang panas dingin di sebrang sana.

Benang MerahWhere stories live. Discover now