s e

213 54 4
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


kapan terakhir kali aku dapat mengutarakan pendapatku dengan bebas?

terakhir kali aku bisa tertawa lantang dan terdengar di pendengaran mereka?

entah itu sudah lama sekali


mereka bilang aku sariawan, meledeki ku demikian 

padahal aku kehilangan kemampuanku untuk berbicara 


berawal dari kecelakaan yang menimpaku beberapa tahun silam, saat itu aku masih kelas 6 SD. aku pulang bersama ayahku yang habis pulang dari kejaksaan, ya ayahku seorang hakim

ayahku mengajaku untuk membeli es krim dan beberapa buku komik untukku waktu itu, aku mengiyakan ajakan tersbut bahkan aku sangat bersemangat saat diajak pergi olehnya. ayahku jarang ada di rumah, bukanya wajar jika aku senang diajak olehnya?

"cie ada yang seneng, are you done with  the seatbelt eric?" ujarnya lalu menoleh ke jok mobil bagian belakang, aku mengangguk yang dibalas jempol oleh ayahku. mobil ayahku pun mulai jalan meninggalkan perkarangan sekolah menuju toko es krim favorit ku, sambil menunggu aku menatap pemandangan kota kala itu bagaimana jajaran gedung menjulang tinggi disana serta beberapa toko-toko yang menjual macam-macam barang dan jasa. namun saat mengamati kota, aku merasa seseorang sedang mengejar kita

entah cuma firasatku atau gimana, aku merasa mobil hitam dibelakangku sedang mengikuti mobil kami "ayah, try turning left at least 4 times" ujarku, saat itu aku ingin memastikan bahwa mereka mengejar kami atau tidak "what's the matter eric?" tanyanya 

"eric curiga sama mobil dibelakang kita, daritadi kok sama terus sama kita?"

ayahku mengangguk lalu membelokan mobilnya ke arah kiri


dan benar


kita sedang diikuti

"ayah.. eric takut" cicitku, namun ayahku hanya mengusak surai miliku dengan senyum diwajahnya "we'll be fine son" ucapnya. ia menambah kecepatan mobilnya sedikit demi sedikit, aku pun menoleh ke arah belakang mereka juga menambah kecepatan bahkan mereka sudah beberapa centi dibelakang kami 

"HUWAA AYAHH!" aku menangis, entahlah aku takut saat itu

hingga tak lama lagi mobil tersebut berada disamping kami, lalu mendorong mobil kami menuju tebing yang berada di pinggir jalan, ayahku membanting kemudi membuat kami terhindar dari dorongan tersbut namun akibatnya mobil kami jatuh kesamping 

(how can i explain it in a simple way :") )

"a-" entahlah mulutku kelu, aku tak bisa berteriak. tubuhku terasa begitu berat, merasa ada lelehan hangat dari kepalaku

aku berusaha menggapai ayah namun kesadaranku sudah direnggut kala itu

saat aku membuka mataku, aku terdapat di sebuah ruangan serba putih, bagaimana bau obat-obatan menyeruak indra penciumanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

saat aku membuka mataku, aku terdapat di sebuah ruangan serba putih, bagaimana bau obat-obatan menyeruak indra penciumanku. aku segera terbangun lalu menatap sekelilingku, disana terdapat chanhee, changmin dan juyeon saat itu hyunjae sedang ada bimbel alasan mengapa ia tak berada disana waktu itu. aku menatap mereka yang sedang bentengkar antar kulit ayam bagaimana changmin tak menyukai kulit ayam sedangkan juyeon dan chanhee menyukainya berakhir rebutan antar jatah kulit ayam changmin

hingga changmin menoleh ke arahku "stt itu eyik bangun" lantas chanhee dan juyeon menoleh ke arahku, juyeon berlari ke arahku namun ditahan oleh chanhee "tangan juju kotor, nda boleh pegang-pegang eyik!" juyeon menatap tanganya lalu berlari ke kamar mandi untuk mencuci tangan "chani jugaa" ujar juyeon dari kamar mandi. aku hanya menatap mereka dalam diam

"eyik gimana rasanya?"

waktu aku ingin menjawab, mulutku terasa kaku seketika 

"eyik? eyik denger chanii kan?" 

aku mengangguk namun lagi-lagi pita suaraku tak bisa diajak kerja sama, saat itu aku benar-benar tak tahu apa yang terjadi padaku. tak lama kemudian seorang dokter memasuki ruanganku sambil membawa papan jalan dan pulpen "pasien eric sohn?" aku mengangguk 

dokter tersebut memerhatikan beberapa lembaran kertas disana sebelum kembali berbicara "kau mengalami benturan yang cukup keras saat kecelakaan berlangsung, kau selamat namun ada bagian otak yang terganggu fungsinya, salah satunya untuk berbicara"

ah jadi aku bisu? gumamku kala itu

"pak dokter jadi eyik nda bisa ngomong?" ujar changmin lirih, dibalas anggukan oleh dokter tersbut

"jadi kita ngomong sama eyik gimana dok?" tanya juyeon

"untuk sekarang pake kertas sama pensil aja, namun selanjutnya kalian harus belajar bahasa isyarat sama untuk pasien" 

aku menunduk, jadi aku tak bisa berbicara?

aku menunduk, jadi aku tak bisa berbicara?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Speak | The BoyzWhere stories live. Discover now