0

9.1K 713 86
                                    

Bosan.


Liburan musim panas yang begitu membosankan, aku berusaha menyibukkan diri dengan membaca buku Herbologi dan Ramuan.

Tak ada surat dari Draco.

Oh ya, kalau ada yang belum tahu. Draco Lucius Malfoy sudah jadi pacarku saat tahun keempat.

Awalnya, aku tak begitu yakin. Apa aku benar-benar pacaran dengannya?

Tapi, begitulah. Akhirnya aku jatuh cinta dengan musuhku sendiri. Benar kata orang, benci dan cinta itu beda tipis.

Apakah ini karma?

Hahaha, mungkin.

Sesekali Hermione mengirim surat padaku dan Ron hanya sekali. Kalau Harry, dia mengirim surat padaku tak kubalas, karena perintah Professor Dumbledore yang memberitahuku untuk tidak bertukar kabar dengan Harry.

Sejak kembalinya Voldemort. Harry tak diberitahukan sedikitpun apa yang tejadi di dunia sihir. Kalau aku sih, tahu dari Hermione.

Yang aku tahu, Professor Dumbledore menyiapkan semacam pasukan untuk melawan Voldemort dan pengikutnya.

Namanya, Orde of Phoenix.

Anggotanya orang-orang di Hogwarts intinya yang memihak Dumbledore. Tentu saja, aku ikut!

Mendiang ayahku juga ikut dulunya, jadi tak ada pertimbangan saat aku ditawari.

Owlku ber-huhu minta keluar, aku mengelus Owl yang di dalam kandang, menerbangkan keluar lewat jendela. Biarlah dia jalan-jalan karena tak ada apapun yang akan diantarkan.

Aku menidurkan tubuhku pada kasur, selama liburan aku jarang sekali pulang ke rumah. Seperti sekarang menetap di lantai dua Restaurant. Melihat keluar jendela menunjukan pemandangan kota London.

Aku menunggu, apa Draco akan datang?

Tidak mungkin, dia pasti tidak mau. Walau sudah janji, dia pasti tak mau. Aku berkemas hendak ke perkumpulan Orde di rumah keluarga Black.

"Ada yang mencarimu di bawah." Ibuku berada di bibir pintu.

"Siapa?"

"Laki-laki."

Aku menyerengit, apa mungkin Ron menjemputku ke Orde?

Ah tidak, dia terlalu malas untuk itu.

Aku buru-buru turun ke bawah, melihat pemuda pirang itu berdiri dengan tatapan gusar.

Ini bukan mimpi, kan?

Draco... benar-benar datang.

Aku menarik Draco keluar dari Restaurant, dengan refleks aku memeluknya duluan. Menyadari Draco tak membalas sama sekali, aku melepaskan pelukannya dengan hati mencelos.

"Bagaimana liburanmu?"

"Bagaimana liburanmu?"

Draco mengedikan bahunya, melempar pertanyaan itu padaku.

"Yah biasa saja, Owl tidak bekerja cukup keras," kataku sedikit dibumbui sindiran.

"Kau tahu, Aku tidak mau Owlmu kenapa-napa," kata Draco tegas, walau sampai sekarang aku tak mengerti maksudnya. "Aku kesini hanya untuk menepati janjiku."

Aku mengangguk. "Hm... oke."

"Kau pasti sudah mendengar tentangku dari Si Potter, kan?"

"Memangnya kau kenapa?"

Bodoh, aku pura-pura. Sudah jelas dia membicarakan ayahnya atau mungkin keluarganya. Death Eaters.

Ekspresi Draco tak bisa ku jelaskan, ada sedikit perasaan, kesal, sedih, dan sedikit lega di raut mukanya. "Kau pasti mengerti apa yang ku maksud. Hey, kalau kau mau berhenti, tidak apa. Berhenti saja."

Boyfriend [Draco x Reader]Where stories live. Discover now