Shien kembali berbalik kebelakang dan terkejut kala melihat ada banyak orang dihadapannya.

"S-siapa kalian..?" Tanya gadis itu dengan suara pelan, menahan rasa takut, ia melangkah mundur hingga bokongnya menabrak meja rias yang ada dibelakangnya.

Mereka saling melirik satu sama lain.

"Tenanglah Shien, kami ini saudara mu"

'saudara? Mereka??'

Shien menggeleng keras,

"Gak! Aku bukan saudara kalian"

"Shien.."

"Nama ku memang Shien, tapi aku bukan Shien yang kalian maksud!" Ucapnya setengah berteriak.

Ia pun berniat kabur dari sana, namun ternyata dirinya malah dicegat oleh dua orang laki-laki yang berada didekat pintu.

"Menyingkirlah, aku ingin pulang!" Ucapnya kesal.

"Pulang? Ini rumahmu"

"Tapi aku bukan Shien yang kalian kenal" ucapnya lagi, mencoba menjelaskan.

Tiba-tiba saja kedua lengannya ditarik oleh dua orang laki-laki yang tadi mencegat jalannya, dan mereka mendudukkan gadis itu kembali ke tempat tidur.

"Lepaskan aku!" Teriak Shien meronta-ronta, saat mereka mulai merantai tangan dan kakinya.

Tap!

Seseorang tiba-tiba membuat gadis itu langsung tertidur pulas.

"Biarkan dia disini" ucap Hasta.

Lalu, mereka semua pun pergi dari sana.

~

Malam harinya, Shien terbangun.

Ia merasa kedua tangan dan kakinya masih dalam keadaan terikat oleh rantai.

Gadis itu terus berusaha melepaskan diri agar ia bisa kabur dari tempat aneh ini. Namun sayang, tubuhnya tak cukup kuat untuk melepaskan rantai yang sedang melilit tangan dan kakinya.

Wush!

Shien tersentak dikala hembusan angin tiba-tiba menyapu wajahnya, membuat uraian rambutnya melambai-lambai didepan wajahnya.

"Apa itu?"

Wush!

Angin itu kembali melewati wajahnya, membuat Shien sedikit kesal.

Ia menoleh kearah jendela kamarnya yang ternyata tidak tertutup hingga angin bisa masuk kedalam kamarnya.

Shien beringsut ketepi ranjang--dekat jendela untuk menutup kaca jendela itu dengan susah payah, namun..

"Hai.."

"AAAAAAA!!" Shien terperanjat dan refleks berteriak saat ada sosok gadis mengenakan gaun putih berdiri dibalik jendela kamarnya.

Dan yang membuatnya semakin ketakutan adalah, sosok itu bisa terbang dan masuk seenak jidatnya kedalam kamar Shien, hingga kini sosok itu berdiri disisi ranjang dan tengah menatap kearah Shien.

"K-kau siapa?" Tanya Shien dengan perasaan takut.

Ia memperhatikan paras dari sosok itu, yang mirip sekali dengan wajahnya yang sekarang.

"Aku adalah kau.." jawabnya.

Jelas saja Shien merasa sangat bingung setelah mendengar jawaban tersebut.

Sosok itu berjalan mendekatinya, sementara Shien sudah gemetar ketakutan. Pipinya mulai disentuh oleh bayangan putih itu, dan anehnya Shien merasakan sentuhan tangannya.

"Tolong balaskan dendam ku kepada mereka.." ucap sosok itu.

"T-tunggu.. apa?!" Shien tidak paham akan apa yang gadis itu ucapkan.

"Mereka adalah saudaraku, aku dulu disayang dan dicintai dengan tulus sebagai saudarinya, namun hari itu, sikap mereka berubah hingga pada akhirnya aku sering disiksa dan dianiaya.."

"Aku bahkan tidak tahu kenapa mereka tega melakukan hal kejam seperti itu kepadaku" lanjutnya.

Shien termenung mendengar cerita memilukan yang gadis itu alami.

Seketika ia teringat saat kejadian dimana ia melihat seorang gadis meminta tolong diatas menara kastil.

'apa dia sosok yang kulihat waktu itu?' Shien bertanya dalam hatinya sendiri.

Seketika fikirannya berkecamuk, menetralisir apa yang telah terjadi pada dirinya saat ini.

Apa mungkin roh nya sendiri telah berpindah kedalam tubuh gadis ini?

"Lantas apa yang bisa aku bantu?" Tanya Shien kepada sosok itu.

"Kau hanya perlu membunuh mereka semua"

"APA?!" Shien terperanjat dengan ucapan gadis itu.

"Yang benar saja, mana mungkin aku bisa melakukan hal gila seperti itu" protes Shien.

Selama masa hidupnya, Shien tak pernah menyakiti orang lain, baik itu hal sekecil apapun. Dan malah sekarang ia disuruh membunuh?

"Aku mohon.. karena hanya kau yang bisa melakukannya" ucap gadis itu lagi.

"Kenapa harus aku?"

"Suatu saat kau akan menyadari siapa dirimu sebenarnya, Shien.."

Lagi dan lagi, Shien bingung dengan apa yang diucapkan oleh bayangan putih itu.

"Aku akan memberikan separuh ingatan ku kepadamu, dan aku sangat berharap kau bisa menjalani tugasmu untuk ku.."

Hantu cantik itu mulai meletakkan telapak tangannya di kening Shien, dan Shien mulai memejamkan kedua matanya.

"Dan sebaiknya kau juga berhati-hati kepada mereka semua, karena mereka adalah makhluk penghisap darah yang mungkin bisa memangsa mu kapan saja jika kamu lengah"

"Tunggu--"

Shien membuka matanya, dan seketika sosok itu menghilang.

Ia melihat kearah jendela kamar, ternyata hari sudah pagi.

"Selamat pagi Shien.. kau sudah bangun ternyata" Hasta datang memasuki kamarnya, dan membawakan Shien sarapan.

Sudut bibir Shien terangkat, membentuk sebuah senyuman tipis, ia menatap kearah Hasta.

"Pagi kembali, kak Hasta.."

To be continue..

Yeayy akhirnya bisa update lagi!
Terimakasih yang masih bertahan buat baca cerita ini hehe, sayang deh!!

See you next part!

[✓] My Vampire Brothers (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang