1. Di mulai

13 2 0
                                    

    

     Semua orang yang berada di satu ruangan itu menatap pada satu arah yang sama, yaitu kepada seorang gadis yang tengah menempelkan benda kotak pada daun telinganya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

     Semua orang yang berada di satu ruangan itu menatap pada satu arah yang sama, yaitu kepada seorang gadis yang tengah menempelkan benda kotak pada daun telinganya.

     "Bagaimana? apakah Darma sudah bisa menerima telepon dari kamu? " tanya wanita paruh baya namun masih terlihat awet muda, namanya Bu Lukasita atau yang lebih sering di panggil Bu Luk itu menatap penuh harap pada gadis yang sedang menatapnya sendu sambil menggelengkan kepalanya pelan.

     Gadis itu menjatuhkan tubuhnya di atas sofa lalu menyenderkan kepalanya pada sandaran sofa sambil mengusap wajahnya kasar. "Enggak, tante. Darma masih berada di luar jangkauan, " lirih gadis itu sambil menahan bendungan air mata pada kedua kelopak matanya.

     Semua orang menunduk dan menghembuskan napas gusar. Sudah hampir seharian penuh lelaki bernama Darma itu tak kunjung pulang dari destinasi liburannya. Ayah, ibu dan juga para teman-temannya khawatir karena katanya lelaki itu akan berlibur di daerah Bandung yang terdapat sebuah labirin di sebuah bukitnya. Semuanya takut, bahwa lelaki itu tidak akan pernah, kembali.

     "Gimana kalau hpnya Darma kita lacak? kan nanti kita bakalan dapat informasi mengenai letak Darma sekarang, karena kemungkinan besar Darma bakalan nempel terus sama benda kotak itu 'kan? kalian tahu 'kan, jika Darma itu anak om yang narsis? mending kita lacak dulu. " usul Damar ㅡAyah Darmaㅡ yang lansung di angguki oleh semuanya.

     Hening beberapa saat, tidak ada yang memulai perbincangan karena semuanya masih fokus terhadap apa yang sedang Damar lakukan. Damar menatap salah satu dari 5 teman ㅡUchi, Ara, Erlan, Gusti dan Pestiㅡ anaknya itu bergantian, "Kalian, tahu nomor telepon Darma? "

     Sebuah deretan angka yang terpampang jelas pada layar ponsel Uchi yang langsung di salin dan terkirim pada salah satu aplikasi pelacak yang sudah Damar instal semenit yang lalu. Uchi adalah pacar Darma, sudah jelas bahwa di antara kelima temannya itu dirinyalah orang yang paling cemas kepada Darma.

     "Gimana, om? bisa terlacak nggak? " tanya Uchi ragu-ragu. Melihat layar ponselnya masih memperlihatkan lingkaran yang berputar tanpa henti membuatnya kian cemas. Apa kuota ponselnya habis? dengan gerakan secepat kecepatan cahaya, sebelah tangan Uchi meraih ponselnya lalu mengecek kuota pada ponselnya.

     Saat ini anda tidak memiliki paket data internet apapun. Sisa kuota VVIP anda hanya; 0,000000000000 KB. Bila terjadi kesalahan harap hubungi nomor *789#

     Tulisan yang tertampang jelas pada layar ponselnya itu membuat rasa cemasnya dan takutnya semakin tidak terkontrol. Ia menatap Damar ragu, "Maaf om. Kuota Uchi habis, "

     Ara dan Pesti tersenyum tipis, semoga saja Uchi tak menyadari bahwa kuotanya habis karena di pakai Ara dan Pesti semalaman untuk menonton drama korea favoritnya. Bu Luk menghela napas berat, pandangannya mulai memburam di sertai dengan dadanya yang mulai menyesak.

LABIRIN TUATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon