19

6.8K 1.3K 279
                                    

Renjun diem di kasur nya, terlentang, sambil tangan kirinya meluk guling.

Ceritanya gabut.

Pikiran nya melayang sambil ngeliat langit langit kamar. Dia baru selesai ujian, dan tadinya ia berencana untuk makan. Tapi saat ia ingin bangkit dari rebahnya, ia mendadak urung.

Rasa sakit nya mendadak datang.

Panic attack nya kambuh lagi.

"E-eh?"

Matanya mulai memburam, dadanya mulai sesak seakan menghabisi ruang bebasnya. Renjun panik, memukul dadanya keras.

Rasanya sulit bernafas.

"Nggak, n-nggak—gak—NGGAK"

Renjun berusaha duduk nyandar ke kepala tempat tidurnya, tapi kali ini kakinya nggak mau diajak bekerja sama. Alhasil dia terduduk disamping tempat tidurnya, menyandar. Tangan nya tak berhenti memukul dadanya.

"H-hikk,..hik, b-berhenti—h-hik, sa—hik kit,.."

Renjun terisak, sakitnya tidak mau hilang.

Ia memeluk dirinya erat, sambil menahan sakit yang terus menyerang dadanya. Tangan nya yang bebas mulai mencakar tangan yang lain. Lagi, lagi, dan lagi.

Lukanya berdarah, Renjun nggak peduli. Intinya, sakitnya harus hilang.

"Hik—p-pergi... Pergi pergi pergi pergi pergi pergi—haa"

Sakit.

Sakit.

Rasanya sakit.

"m-maaf—hiks. Maa—hik—"

Tangannya gemetar, mulai berhenti menyakar. Tangannya jatuh ke sisi badan nya lemas.

Panic attack nya mulai berkurang, pandangan nya mulai pulih. Tapi air matanya nggak berhenti mengalir.

Renjun menghirup udara banyak banyak, lalu tangisnya mulai berhenti. Ia mulai bernafas normal.

"hah..hah..hah...kambuh" lirihnya. Tak lama ia mendengar suara, menoleh ke arah ponselnya.

Ponselnya berdering, entah siapa yang memanggil. Tapi ia justru melempar ponselnya keatas kasur. Tangan nya menyugar rambut dengan kasar.

Sekarang bukan kondisi yang baik untuk bicara.

"Hhahhh—nah, sampai mana tadi?" tanya Renjun pada dirinya sendiri. Ia berdiri, membereskan kasur nya yang berantakan. Ia mengambil lagi ponselnya, deringan nya berhenti.

"Iya, kita makan dulu..."

***

Guanlin bersorak habis selesai ngerjain ujian sambil nyanyi nyanyi. Dia ngitarin kasur nya, nari nari.

Kayak orang gila.g

Guanlin turun ke lantai 1, mau pergi keluar beli makan. As always nelpon kak Renjun dulu.

sape tau pengen juga kan- Guanlin, kaya penuh riya

Guanlin nelpon Renjun, deringan pertama ga berhasil. Dua kali, tiga kali—

"Kak ren kemana? Tumben ga langsung angkat"

"Ketiduran?"

"Atau masih ujian?"

"Atau jangan jangan jalan berdua ama Jeno?!"

Jeno mulu yang disalahin anjir.

"—kaga lah ya anjir kan udah ama kak Nana" Guanlin tepok jidat. Dia ngambil kunci motor trus cus pergi.

fwb- [GuanRen]Where stories live. Discover now