03: PS 5

715 103 26
                                    

Halo kabar kalian gimana?

Udah pada masuk sekolah belum? Semangat ya belajarnya❤️

Dukung aku dengan voment yuu~

Udah siap belum baca nya? Harus siap deh.
Selamat membaca!!

🐶🐶🐶




Sesuai permintaan Jeno, Aku menunggu suamiku sampai dia pulang. Sekarang Jam 10 dan Juno tentunya sudah tidur tadi. Juno tidur pukul 8 setelah minum vitamin dan obatnya. Tak lupa aku mengecek tekanan darahnya.

Aku mendengar suara pintu terbuka, Jeno sudah pulang "sayang aku pulang" katanya sedikit berbisik. Takut Juno terbangun mungkin?

Jeno memelukku, mencium pipi ku lalu melepas jas kerjanya. "Mau makan?" Tawarku. Jaga-jaga kalau dia belum makan.

Jeno menggeleng "udah tadi makan sama anak-anak di restoran deket kantor, enak banget tonkatsu nya kapan-kapan kita ajak Juno makan di sana" aku tertawa melihat ekspresi Jeno yang menggambarkan rasa enak dari tonkatsu yang dia makan.

Tanganku mencubit pipi Jeno "mandi dulu sana, terus tidur yahh" kataku dan diangguki oleh Jeno. Kami berjalan ke kamar, Jeno melepaskan kemeja nya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Aku mengangkat kemeja yang tadi Jeno buang sembarangan di atas kasur, entah reflek atau bagaimana tapi aku mencium kemeja itu. Kening berkerut 'bukan parfum Jeno' batinku. Baunya seperti parfum perempuan?

Ah mungkin karena tadi dia sempat pergi dengan Jangmi, pikirku berusaha positif.

Merasa bodo amat, akhirnya aku meletakkannya di keranjang baju kotor. Lalu menunggu Jeno selesai mandi sambil membaca buku.

"Loh aku kira tidur duluan" katanya keluar dari kamar mandi topless dan handuk melilit di pinggangnya.

Aku mendecak kesal "trus kalau aku tidur duluan buat apa nungguin kamu pulang Jeno" kataku. Jeno cuman ketawa aja sambil milih celana buat dipake.

"Cuma pengen meluk sama nyium kamu sehabis pulang kerja, kangen pulang kaya jam biasanya biar Juno juga masih bangun" kata Jeno sambil menurunkan handuknya menampakkan butt nya. Aku sudah biasa, toh kami kan suami istri emang salah liat butt suami sendiri?

Bahkan aku sudah lihat lebih.

"Sampe kapan lembur terus Jeno.. kasian Juno kangen kamu juga" kataku menangkup wajahnya saat dia sudah duduk di sebelahku. Jeno menciumku "tunggu bentar lagi oke? Bentar lagi selesai" katanya.

"Semoga cepet selesai ya.." kataku.

Suamiku itu ikut meng-iyakan kalimatku lalu mencium bibirku, melumatnya pelan. Oh aku rindu dicium seperti ini. Tangan Jeno bergerak bebas mengelus dada dan perutku.

Kami sama-sama hanyut dengan ciuman kami sampai suara decakan keras mengisi kamar kami. Sampai di saat kami sama-sama kehabisan napas dan saling memandang sambil mengambil oksigen banyak-banyak.

"kapan terkahir kita 'itu'?" Tanya Jeno padaku. Entah aku juga ga ingat. Memang sejak punya Juno kita jarang melakukan itu. Soalnya Jeno kadang suka khilaf kalo udah engas duluan, mau ada Juno gaada Juno dia gas terus. Kasian Juno masih di bawah umur dengerin suara-suara gitu.

Aku memalingkan wajahku, malu "gatau" jawabku.

"Malem ini mau ga—"

"—tidur Jeno, besok kamu kerja kan?" Sela ku. Jeno tampak ga suka dengan jawabanku. Matanya memincing sambil bibirnya manyum.

[2] Blooming | Lee Jeno Where stories live. Discover now