pt.37

198 17 10
                                    

[Budayakan vollow, vote dan vomen.]

Habis revisi.

*****
Satu bulan berlalu.
Waktu berlalu begitu cepat, tepat hari ini Saleha koma sudah 1 bulan setengah. Tidak ada yg berubah, keadaan nya sama sekali tidak ada perkembangan.

Muntaz, seakan hidupnya berubah 180 derajat, tanpa Saleha. Mulai dari fisik dan hati semua nya berubah tanpa terkecuali. Sikapnya yg mulai kasar, dingin, cuek, acuh, suka ngegas, marah dll.

Dia bukanlah Muntaz yg dlu lagi. Sedangkan masalah hati? Cinta nya hanya untuk Saleha, tidak ada yg lain. Dia bukan Muntaz yg dlu, melainkan orang lain.

Orang lain dalam wujud Muntaz ini, hatinya dingin melebihi kutub, berbicara sama orng tua kdng suka kasar, tanpa berpikir pnjng akan melukai hati orng itu. Pokoknya, kelakuannya itu membuat hati seseorang terluka.

Bisa disebut, Muntaz yg ini tidak memiliki hati.

Inget, Cintanya hanya untuk Saleha, bukan yg lain.

Bulan lalu, dia pingsan karena donor darah, tapi jalur kesembuhannya ini bukan karena dia makan dan minum obat,

Tpi melalui jalur kekuatan cintanya itu.

Itu, bisa mustahil dilakukan orang lain. Sembuh dengan kekuatan cinta, bukan makan atau minum obat. Bisa kalian bayangkan Muntaz dgn jiwa orang lain ini gak makan sebulan setengah? Waw. Ayah kenapa aku berbeda?

Odading Squad, serta Salsa dan Qahtan, merasa kesedihan Muntaz ini tidak boleh berlangsung lebih lama lagi. Tak rela dan tak kuat melihat kesedihan Muntaz ini.

Mereka rindu Muntaz yg dlu.

Penyebab semua ini bukan karena Qahtan atau orang lain sekalipun, melainkan karena semua sudah ditentukan takdir.

Hari ini, mereka semua berkumpul diruangan Saleha. Muntaz yg setia berada disisinya itu.

"Udah setengah bulan, gada yg berubah sama sekali."

"Huu, iyaa. Apalagi Muntaz berubah 180 derajat, waw impesip."

"Gw gabisa sabar lagi, Muntaz sembuh pun itu karena keajaiban."

"Nah iya, bagi gw sih ini mustahil bgt, sembuh tanpa makan dan minum obat sekalipun."

"Iya anj, gw aja sempat heran."

"Sebulan setengah ini dia gak makan makan kan?"

"Menurut gw sih, lo bujuk dia baik baik aja tim, gw takut sikap kasar lngsng muncul lagi."

"Yahoks."

Fatim kemudian menghampiri Muntaz.

"Taz?" Muntaz menoleh dgn wajah dinginnya.

"hm?"

"Lo gada niatan mau makan? Sedikit ajaa lah pliss, lo sembuh juga bukan apa apa semua takdir Tuhan."

"gw gamau makan, nunggu Saleha."

"Tpi sampai kapan lo mau nungguin? Lo jngn kekanak kanakkan gni deh."

"ya, nungguin sampai bangun lah, gw perjelas yaa. gw gamau makan. jdi jgn paksa atau nawarin makanan ke gw, paham?" Ucapnya sambil melihat semua teman teman nya dgn tatapan dingin. Semua hanya mengangguk lemah.

"Ywdh, terserah lo aja. Gw juga capek ngebujukin lo makan."

Udah satu bulan, kamu masih gak bangun knp sih? Aku dah nunggu lama.
-Muh. Muntazar Wijaya.

*****
Dalam tidur Saleha, dia dapat mendengar perkataan Muntaz itu.

"Aku akan kembali, segera. Maafkan diri ku ini yg hrs membuatmu menungguku begitu lama."

Love Story ||•MunSal•||Donde viven las historias. Descúbrelo ahora