The Pursuit Of Love - Chapter 2

2.1K 45 1
                                    

Hari ini langit Surabaya cukup bersahabat, kebetulan sekarang weekend dan aku tidak ada jadwal ngantor atau kerjaan lainnya, jadi aku hanya menghabiskan waktu membenahi kontrakanku yang cukup berantakan lalu mencuci beberapa pakaian kotor yang udah menumpuk. Saat memisahkan pakaian yang akan aku cuci aku menemukan secarik kertas disaku celana jeansku, kertas lusuh dengan noda rembesan tinta yang kurasa itu terjadi karena celana ku terkena hujan tempo hari.

Aku lupa untuk membacanya saat Dandi security kantor yang memberikannya padaku pas aku sedang buru-buru untuk melakukan interview beberapa designer lokal di Surabaya, aku bukan typical orang yang suka tebar pesona selama ini jadi aku merasa mustahil ada seseorang yang mengagumiku hingga bela-belain ngasih "surat" iyah surat hari gini dimana semua orang lebih memilih chat via social media tapi dia menggunakan cara klasik yang menurutku butuh effort lebih untuk melakukannya.

Hai Aldi,
Sorry kalo aku cuma seorang pengecut yang mencoba mengenalmu lebih via surat tanpa berani menyapa langsung.

Aku mulai menyukaimu saat kita pertama bertemu di acara fashion show Oscar Lawalata di Jogja, ntah kamu masih ingat atau tidak tapi pertemuan singkat itu sangat membekas dihati dan pikiranku.
Aku harap kita bisa ngobrol lagi kayak waktu itu.
Salam...
D

Tunggu dulu, memangnya waktu itu di Jogja aku ngobrol dengan siapa aja yah? Seingatku cukup banyak orang-orang yang ku temui saat acara berlangsung.

Hmmmmm...

Yaudahlah kalo emang dia cukup berani sebagai pengagum rahasia, seharusnya dia juga harus berani mengatakan secara langsung padaku.

__________________________________________

Sambil menunggu cucian aku menyempatkan diri untuk menyapu dan mencuci tumpukan piring kotor,

"Tok...tok...tok... Aldiiiii... Aldiii..."

Suara yang gak asing lagi, itu Mbak Widia tetangga sebelah kontrakanku, ngomongin soal Mbak Widia tetanggaku yang satu ini orangnya sangat baik dan ramah sejak aku pindah ngontrak disini, dia sering mengajakku masak bareng, ngobrolin banyak hal dan bahkan Ehm... kami pernah nyalon bareng, hehehe...

Aku sering melihat mbak Widia membawa pria berbeda hampir setiap malam ke kontrakannya dan mereka selalu dalam keadaan mabuk.

Tapi sekali lagi, walau demikian bagiku selagi orang itu baik dan tidak mengusik kehidupanku pun aku tidak akan memperdulikan mereka sekalipun "maaf" dia adalah seorang pelacur.

"Iyah mbak kenapa?" jawabku sambil membuka pintu kontrakan, "nih aku bawain kamu cheese cake di, kemarin aku dapat bonus lebih jadi sempet beli ini sebelum pulang" Aku dengan senang hati menerima pemberian Mbak Widia.
"Kamu lagi sibuk tah?"
"Nggak mbak ini lagi nyuci baju kantor"
"Oalaahh rajin yo, dimakan po cheese cake nya di, iki aku beli special buat kamu"

Aku mulai melahap cheese cake pemberian mbak Widia, rasanya enak banget ini pasti cheese cake mahal. Tapi tunggu dulu duit yang dipake mbak Widia ini hasil dari jual diri kan yah? Haram gak sih kalo dimakan? Hmmmm... Aku sempat terdiam beberapa saat namun pada akhirnya aku tetap melanjutkan memakannya, yaudahlah yaa ini kan cheese cake bukan babi jadi sepertinya masih halal, hehehe...

"Gimana enaaakk?"
"Iyah mbak wid, enaakk... Uhuk.. Uhuk.."
"Pelan-pelan sih di kalo makan, buru-buru mau ngapain? Sana minum dulu"
"Uhuk... Uhukk.. Iyah mbak abis ini enak banget dan mbak ngasih tepat waktu disaat aku lagi laper"
"Syukurlah di kalo kamu suka"

Cukup lama aku dan Mbak Wid ngobrol siang ini jadi lumayan kerjaan rumah jadi ga berasa kalau ada yang ngajak ngobrol kayak gini.

________________________________________

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 02, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Pursuit Of LoveWhere stories live. Discover now