Bab 18 Because Of You

Start from the beginning
                                    

Sesshoumaru melirik wanita yang sudah melahirkan di sampingnya. Wajah datar mirip dengannya kini berganti dengan raut penuh senyum.

"Andaikan dia kalah, itu akan mempengaruhi mentalnya. Dia selalu menang tiba-tiba disalip oleh kuda lain. Bagaimana perasaanmu jikalau kau berada di posisi itu?"

"Aku bukan kuda, Bu," matanya menatap datar.

"Lho, yang bilang kau itu kuda siapa?"

Raut wajah Sesshoumaru merengut. Dia paling sebal jika ibunya mulai menggoda nya.

"Barusan."

Inukimi mengibaskan tangannya. "Kau selalu saja tidak berubah."

"Ayo pulang!"

Inukimi menahan tawa dan menepuk pundak anaknya. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Siapa nama pacarmu?"

"Kagome Higurashi."

'Hm, Kagome ya'? Benak Inukimi. Senyum mulai terpatri di sudut bibir merahnya.

"Dia asisten dosenku." Kemudian Sesshoumaru menceritakan kenapa gadis itu bisa jadi asisten dosennya. Inukimi mengangguk paham.

"Kapan kau akan memperkenalkan kepada ibu? Ibu ingin melihatnya apakah dia pantas bersanding denganmu."

"Kapan-kapan."

"Kau selalu kejam pada ibu. Anak durhaka!"

Sesshoumaru mendengkus kasar. Pria itu sebal sekali kalau ibunya mulai merajuk walau pura-pura.

Setelah urusan di Hokkaido selesai, mereka langsung menaiki jet pribadi menuju Sapporo malam ini juga. Ibunya bertanya kenapa tidak besok saja. Sesshoumaru menjelaskan malam lebih baik agar bisa istirahat sejenak.

Inukimi pun setuju. Diam-diam tanpa sepengetahuan Sesshoumaru tangannya sibuk mengetik mencari informasi gadis bernama Kagome.

Senyum simpul tersungging di wajahnya. 'Hm, dapat juga.'

.
.
.
.

Dua hari telah berlalu ....

Sebuah mobil S-Class putih bersih memasuki pelataran kampus Todai. Wanita itu membuka kacamata hitamnya, memandang gerombolan mahasiswa dari berbagai negara sedang asyik bercengkrama.

Wanita cantik itu keluar mobil dengan gaya nya yang anggun. Memakai t-shirt putih, blazer biru muda dipadu celana jeans pensil warna senada dan sepatu Onitsuka berwarna putih. Dia melenggang menuju kelas yang akan dituju. Tas Gucci di sampir di bahu, tangan satunya lagi menenteng buku sejarah.

Gayanya terlalu mencolok, sehingga banyak pemuda bersiul bahkan terpesona kecantikan wanita ini. Perempuan itu tidak tersenyum sama sekali. Setelah menemukan kelas yang  dituju, dia ingin duduk di belakang. Ketika seorang gadis ingin duduk di tempat yang sama, wanita misterius itu malah menyuruhnya cari kursi lagi.

Manik emasnya menatap dinding ruangan. "Hm, tidak banyak perubahan," gumamnya.

"Hai, selamat pagi semuanya," sapa seorang gadis dengan gayanya yang ceria.

Sontak mana wanita itu terfokus pada sosok makhluk mungil berdiri di depan kelas.

"Pagi, Miss Kagome!"

"Apa kalian sudah sarapan?" Tanyanya.

"Sudah, Miss."

"Saya ini belum sarapan."

Semua yang hadir di situ menoleh ke belakang. Perempuan itu menaikkan tangan ke atas.

"Oh, untunglah saya bawa bekal sandwich. Kalau Nona mau, ambilah." Kagome mengaduk isi tas ransel lalu langkahnya bergerak ke meja paling belakang. "Ini, makanlah. Nanti masuk angin," tuturnya lembut.

Always With Me, Always With YouWhere stories live. Discover now