յյ. 𝔇𝔞𝔶'𝔰 𝔣𝔬𝔲𝔯

Start from the beginning
                                    

"Itu yang berbentuk segitiga apa? Makanan juga?" tanya Karina yang entah sejak kapan sudah berada di samping Yoshi.

"Itu namanya onigiri Karina. Kamu udah laper?"

Karina mengangguk. Yoshi yang sedang mendadar telur terkekeh. Ia mengambil onigiri buatannya lalu mengarahkan onigiri itu ke mulut Karina. Menyuapi gadis itu. Karina dengan senang hati membuka mulutnya dan memakan onigiri itu. Mata Karina terpejam dengan senyum di wajahnya. Yoshi yang melihat itu kembali terkekeh.

"Enak?"

"Banget! Karina suka! Karina suka semua hal yang Yoshi lakukan untuk Karina!" jawab Karina dengan senyum manisnya.

Yoshi hanya tersenyum lalu kembali fokus memasak telur dadarnya. Yoshi bahkan membuat omelette dan japchae juga. Karina kembali memakan onigiri yang tadi Yoshi berikan kepadanya sambil berjalan ke meja makan. Tak lama, Yoshi sudah selesai dengan seluruh masakannya dan memindahkan makanannya ke meja makan.

Karina dengan semangat berjalan mengambil nasinya sendiri. Yoshi yang melihat Karina berjalan seperti anak kecil lagi lagi tersenyum. Hari ini sepertinya akan menjadi hari yang paling menyenangkan sekaligus menyedihkan untuk Yoshi. Karina benar benar membuat hatinya terasa campur aduk.

"Ayo kita makan!" kata Karina sambil memberi Yoshi semangkuk nasi.

"Selamat makan Karina."

"Selamat makan juga Yoshi!"





■━■━■━■

Setelah sarapan Yoshi mengajak Karina berolahraga. Mereka berlari mengelilingi perumahan Yoshi saja. Tentu saja stamina Karina tidak begitu kuat. Ia jarang terkena matahari dan juga jarang bergerak. Yoshi yang melihat Karina tertinggal jauh berlari kembali ke arah Karina.

"Capek?"

Karina hanya mengangguk dengan napasnya yang terengah-engah. Yoshi tiba tiba berjongkok di depan Karina, memunggungi Karina dengan tangannya ke belakang. Menyuruh Karina untuk naik ke punggungnya tanpa ucapan. Karina yang tidak paham hanya menatap Yoshi bingung.

"Kenapa Yoshi jongkok?" heran Karina.

"Karina naik ke punggung Yoshi aja. Karina capek kan?"

"Buat apa?"

"Supaya Yoshi gendong. Supaya Karina ga capek lagi."

"Nanti Yoshi yang capek."

"Gapapa. Yoshi aja yang capek, Karina ga usah."

Mendengar itu Karina tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Ia naik ke punggung Yoshi lalu memeluk leher Yoshi. Karina menyandarkan kepalanya pada kepala Yoshi. Yoshi langsung berdiri begitu sudah memegangi Karina dengan benar.

Yoshi berjalan santai. Menikmati debaran jantungnya. Karina tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Ia sangat senang ada seseorang yang sangat memperhatikan Karina seperti ini. Karina merasa hidup sekarang. Karina merasa seperti manusia pada umumnya.

"Yoshi."

"Hm?"

"Makasih udah perhatian sama Karina."

Perkataan tulus itu benar benar melukai hati Yoshi. Jika saja Karina tahu Yoshi akan mengembalikan gadis itu kepada keluarganya, apa Karina akan tetap berterima kasih kepadanya? Apa Karina akan tetap menganggap Yoshi orang baik?



■━■━■━■

Siang harinya mereka berdua makan dengan pizza yang Yoshi pesan. Untuk pertama kalinya Karina meminum soda. Gadis itu menunjukkan ekspresi pahit membuat Yoshi tertawa melihatnya. Mereka menikmati makan siang sambil menonton drama di tv Yoshi. Sampai di adegan berciuman tiba tiba Karina menoleh ke arah Yoshi membuat Yoshi menoleh ke arah Karina juga.

"Kenapa?" tanya Yoshi.

"Itu kenapa mereka saling makan bibir? Memangnya enak?" tanya Karina polos.

Yoshi menatap tvnya lalu kembali menatap Karina. Bingung bagaimana cara menjelaskan adegan ciuman yang mereka lihat.

"Mereka kan menjadi sepasang kekasih. Biasanya, sepasang kekasih bakal saling menunjukkan rasa cinta mereka dengan berciuman."

"Ciuman?"

Yoshi mengangguk. "Kalau begitu apa Karina boleh mencium Yoshi kalau Karina jatuh cinta dengan Yoshi?"

Yoshi mengerjapkan matanya. Belum menyadari maksud Karina yang sebenarnya. Saat wajah Karina mendekat, Yoshi dengan panik langsung berguling ke belakang membuat Karina melengkungkan bibirnya ke bawah. Yoshi memegang dadanya, merasakan detakan jantung yang sangat cepat.

"Itu hanya dilakukan oleh sepasang kekasih Karina! Kita bukan pasangan!"

"Lalu kita apa?"

Yoshi terdiam mendengar itu. Ia menatap Karina yang sedang menatapnya dengan mata yang berbinar. Yoshi sendiri tidak tahu sebenarnya dirinya menganggap Karina itu apa. Teman? Sepertinya tidak. Keluarga? Tentu bukan. Orang yang ia sukai? Tidak. Yoshi hanya ingin melindungi Karina.

"Teman."

"Ah, begitu." jawab Karina sambil kembali memakan pizzanya.

"Karina."

"Iya Yoshi?"

"Semoga kita bisa terus bahagia ya?"

Karina berhenti mengunyah pizza yang ia makan. Melihat Yoshi tiba tiba serius dan mengucapkan hal yang bagi Karina aneh membuat Karina khawatir. Apa keadaan akan memburuk? Kenapa Yoshi tiba tiba seperti itu?

"Karina tidak mau berpisah. Karina mau terus bersama Yoshi. Yoshi juga tidak mau berpisah dengan Karina bukan?"

Yoshi hanya diam. Mengacuhkan Karina dengan kembali memakan pizzanya sambil menatap tv yang ada di hadapan mereka. Yoshi tidak ingin Karina terluka dengan kebenaran. Yoshi tidak ingin Karina semakin merasa sedih jika sudah mengetahui kebenarannya.

"Semoga kita tidak berpisah ya? Semoga kita bisa bahagia terus seperti sekarang." kata Karina lalu memeluk tubuh Yoshi.

"Karina sayang Yoshi." lirih Karina membuat Yoshi membalas pelukan gadis itu.

" lirih Karina membuat Yoshi membalas pelukan gadis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝖄𝕺𝖀 ✓Where stories live. Discover now