CLBK

168 6 0
                                    

Cerita Lama bersemi kembali
Karya : Evangelin Harvey

            Sesak nafasku serasa sebuah batu besar telah mengimpit dadaku. Aku masih ingat saat itu aku seolah kehabisan oksigen. Ketika aku mengetahui keburukan seseorang yang sangat aku cintai. Iya benar, kekasihku yang tersayang ternyata telah menduakan aku dengan perempuan lain. Ya ... bahkan bukan cuma dengan satu perempuan tetapi dengan tiga orang perempuan sekaligus, dan mungkin aku adalah perempuan ke empat.
          Saat aku bertanya kepadanya, kenapa kamu melakukan hal ini, mana kata-kata cintamu padaku? Berarti semua itu adalah kebohongan belaka. Dan dia mengatakan.
          "Agama pun memperbolehkan memiliki istri lebih dari satu, maka pria di perbolehkan memiliki empat orang istri."
          Sakit sekali hatiku, bagaikan diremas dan benar-benar merasa sangat sedih, ketika mendengar sendiri ucapannya, bahwa dia memang bukan pria yang baik untukku, tetapi kenapa rasanya aku tidak bisa hidup tanpa dia, semuanya terasa hancur, duniaku roboh, aku tak sanggup untuk terus menahan rasa sakitku ini.
          Akhirnya dengan susah payah aku mencoba untuk melupakannya. Tetapi semua itu sia-sia, ketika hanya berselang dua minggu saja akhirnya dia kembali datang kepadaku. Apa yang terjadi kepadaku, ketika dia mulai menyapa hatiku, rasanya bahagia. Aku telah maafkan semua perbuatannya. Suatu ketika aku pun mengirim pesan Whatsapp padanya.
          "Kenapa mengintip story ku?" Aku bertanya kepadanya.
          "Maaf, tidak akan di ulangi," ucapnya kepadaku dan setelah itu aku pun tidak membalasnya lagi. Hari berganti hari seminggu sudah setelah pengiriman pesan tersebut. Akhirnya dia mengirim pesan kepadaku.
          Tetapi anehnya pesan itu langsung dihapus begitu saja. Aku pun mencoba untuk membalas pesan dia.
          "Ada apa? Kenapa pesannya di hapus?" ucapku mengirim pesan Whatsapp kepadanya, dia pun segera membalas pesan dariku.
          "Aku hapus karena tidak di baca." Dia mengatakan hal itu kepadaku.
          "Maafkan aku, aku sakit selama tiga hari dan tidak pegang Hape sama sekali," ungkapku kepadanya.
          "Kamu sakit apa, aku khawatir sekali kepadamu. Kamu tenaga medis dan sekarang sedang musim bawah Corona," katanya terlihat mencemaskanku, aku mulai terharu atas semua perhatiannya, sesaat aku melupakan bahwa dia pernah menyakitiku, perhatiannya saat ini kenapa membuat aku begitu bahagia.

          "Aku baik-baik saja di sini, aku berusaha menjadi tenaga medis yang selalu septi dan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) dengan baik," ungkapku kepadanya, dan dia langsung memberikan emoticon tersenyum.
          "Syukurlah kalau kamu baik-baik saja, aku sangat mencemaskanmu. Sekarang ini Covid 19 sudah mewabah di mana-mana, orang pertama yang aku cemaskan adalah kamu," ucapnya kepadaku. Aku benar-benar tersentuh saat itu, aku hampir saja meneteskan air mataku. Aku sungguh merindukan dia, padahal dia sudah menyakiti hatiku.
          "Kenapa bertanya soal itu, apa kamu merindukan aku?" Aku bertanya kepadanya. Siapa tahu memang dia merindukan aku, sama seperti halnya aku yang merindukan dia.
          "Betul sekali, aku merindukanmu."
          "Terima kasih sudah merindukanku, aku pun rindu kamu, sudah lama kita tidak bertegur sapa, padahal kamu sudah menyakiti hatiku, tetapi aku tidak pernah bisa membencimu sama sekali." Aku mengatakan semua isi hatiku kepadanya, aku tidak peduli dengan harga diriku, karena aku memang sangat mencintai dia.
          "Aku pun rindu kamu. Aku harap kita bisa menjadi teman yang baik,"
          "Maafkan aku, aku tidak bisa menjadi temanmu, karena aku masih menyukaimu, aku merindukanmu sampai rasanya sangat sesak."
          "Bukan cuma kamu yang merindukanku, tapi aku pun merindukanmu, setiap saat aku mencemaskanmu, bersyukur kalau kamu baik-baik saja," ucapnya kepadaku. Sungguh membuat aku terharu, aku menitikkan air mata bahagia atas apa yang aku dengar barusan.
          Ternyata mantan kekasihku masih merindukan aku, sama seperti halnya aku yang masih merindukan dia, waktu berlalu berjalan setiap harinya, akhirnya aku dan dia kembali lagi ke tempat yang semula, tempat di mana kita saling berbagi rasa, kami pun akhirnya mulai sering berkomunikasi lagi seperti halnya saat dulu kami masih bersama.
          "Kerja?" ucapnya bertanya kepadaku.
          "Tidak, aku libur," jawabku kepadanya.
          "Aku pikir kamu kerja."
          "Aku sedang off. Kenapa? Apa kamu rindu padaku? Kalau kamu rindu telepon saja, tetapi kalau tidak rindu, tidak perlu." Aku mengatakan hal itu kepadanya. Aku berharap dia meneleponku, tetapi ternyata selang beberapa detik akhirnya panggilan telepon itu pun nampak di layar ponselku.
          Dengan hati yang berdebar aku menerima telepon darinya, aku sungguh bahagia. Karena aku bisa mendengar kembali suaranya. Suara yang selama ini aku rindukan, seseorang yang sudah membuat hatiku hancur, tetapi kenapa aku masih bisa memaafkannya.
          Saat ini aku melupakan rasa sakit hatiku, dan merasa bahagia karena bisa bersama dia lagi, setiap hari bahkan kami bertegur sapa lewat telepon dan lewat pesan suara. Aku tak menyangka hanya dia yang bisa membuat hati ini bahagia, bisa bersama dengannya kembali, cerita lamaku bersemi kembali seperti halnya rasa cintaku yang berbunga lagi.

          Dia adalah Vey, dan aku adalah Eveli, kami saling menyukai satu sama lain, kami saling mencintai satu sama lain. Kami sempat bersama walau akhirnya kami putus, tapi sekarang kami bersama lagi, kami saling membutuhkan dan aku berharap kali ini tidak ada masalah lagi, yang bisa membuat kita terpisah kembali.
          Entah ada apa dengan hatiku. Kenapa aku begitu mencintainya. Padahal dia sudah menyakitiku, kenapa aku bisa memaafkannya, padahal dia sudah membuat hatiku hancur, kenapa aku bisa menerimanya kembali, padahal dia sudah membuat aku terpuruk. Mungkin jawabannya hanya satu,      semuanya ada pada hatiku, hatiku selalu mencintainya, walaupun aku tersakiti, aku berharap dia memilihku dan meninggalkan wanita itu demi aku.
          Dan sekarang aku merasa bahagia, karena kami bisa bersama kembali dan memulai cerita kami kembali, sebuah cerita yang telah lama berlalu,  hanya satu jawaban dari hatiku, karena aku mencintaimu. Aku eveli mencintaimu sangat mencintaimu.
I love you vey.

Selesai.

Short StoryWhere stories live. Discover now