1.4

41.5K 10K 4.6K
                                    

kalian udah ada yang nyadar belum si alurnya mulai berubah?

itu tandanya hilal ending mulai keliatan.

° ° °

"Hei anak muda, bangun. pesawat akan mendarat sebentar lagi."

Aku merasakan seseorang menepuk pundakku pelan. Aku sedikit terkejut dan reflek mengerjapkan mataku berkali-kali. Sungguh, aku mengantuk sekali. Memang perjalanan terasa cukup panjang sampai aku tidak tahu sudah berapa lama aku tidur. 

Kutoleh kepalaku ke samping, mendapati seorang pria dewasa dengan setelan jas serta memakai kacamata hitam. Kalau dilihat-lihat, pria ini sepertinya seorang pebisnis sukses dan sudah menikah. Ia mungkin sadar kalau selama ini penumpang yang disampingnya tertidur pulas. Makanya ia membangunkanku. 

Dengan kepala yang sedikit pusing karena bangun dengan mendadak, kuedarkan pandanganku ke sekeliling. Penumpang lain yang kulihat ada yang mulai mempersiapkan barang bawaannya, ada yang membaca majalah, melihat ke jendela, dan segala kesibukan yang mereka lakukan dengan dirinya sendiri. 

"Ladies and gentlemen, as we start our descent, please make sure your seat backs and tray tables are in their full upright position. Also, make sure your seat belt is securely fastened and all carry-on luggage is stowed underneath the seat in front of you or in the overhead bins. Thank you."

Pengumuman yang baru saja dikatakan oleh pramugari membuatku menghela napas dengan cukup panjang. Kulihat ke arah jendela. Gedung-gedung tinggi mulai sedikit kelihatan dari sini. Yang jelas aku tidak bisa melihat rumahku. 

Aku kembali menyenderkan kepalaku. Pria dewasa yang ada disampingku ini sekarang tengah membaca sebuah koran yang entah dia dapat darimana. Setahuku pesawat tidak menyediakan koran. Mungkin korannya ia bawa sendiri untuk dibaca. 

Ketika kuintip sedikit, judulnya menarik perhatianku. Aku menyipitkan mata untuk mempertajam penglihatan. Aku sedikit menggeser posisi dudukku agak mendekat sehingga aku bisa membaca sedikit jelas. 

"Kasus Pembunuhan Berantai di Jerman belum terungkap, polisi masih mengincar sang pelaku."

"Kau mau baca?" tiba-tiba pria dewasa itu menoleh dan mendapati aku yang diam-diam  mengintip apa yang sedang dibacanya. 

Aku gelagapan. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Aku seperti maling yang baru saja tertangkap basah. 

Setelahnya, aku hanya bisa menggeleng kepala sambil tertawa nyengir menahan malu. "Ah tidak perlu pak, aku hanya sedikit penasaran dengan judulnya."

Pria dewasa itu hanya tertawa kecil menanggapi alasanku yang terdengar konyol itu. Selanjutnya, ia kembali fokus membaca lalu beralih ke halaman selanjutnya. 

Sial, malu banget! batinku.













Mungkin sudah hampir lima menit aku berdiri disini. Tepatnya berdiri di depan rumahku. Lucu kalau mengingat tadi pagi aku masih berada di Australia. Lalu siang ini, aku sudah berada di rumahku saja. Seperti melakukan teleportasi yang selalu kulihat di film-film bergenre sains fiksi.

Namun, entah mengapa perasaanku ragu bercampur aduk. Bisa-bisanya aku takut masuk rumah sendiri. 

Aku kembali menatap layar handphone. 

Ada banyak pesan masuk terutama dari ayah dan ibu yang menanyakan kabarku. 

Namun, tidak ada pesan apa apa dari si Matahari. Dia tidak memberiku aba-aba atau petunjuk atau sebuah sign dimana aku disuruh untuk waspada, jaga-jaga, atau menghindar. 

Bot 0.2 | Haechan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang