"Sayangnya kau tidak akan bisa mendapatkannya, Wonwoo. Sampai kapanpun aku akan tetap membencimu ! Karena kehadiranmu adalah penghancur hidupku."

Nyonya Kim menghembuskan napasnya dengan kasar saat ingatan itu hadir di kepalanya. Tak ada sedikitpun rasa senang ketika ingatan itu terlintas tidak elitnya dipikirannya. Padahal sebisa mungkin ia tidak ingin mengingat hal-hal mengenai Wonwoo---sang anak yang dibencinya. Entah sampai kapan ia akan membenci anak yang dilahirkannya itu, bodohnya ia tidak memikirkan cara untuk berhenti membencinya.

"Soonyoung-ah ada apa ?" sapa Nyonya Kim setelah dirinya menerima sebuah panggilan dari seseorang yang dikenalnya. Ya. Itu Kwon Soonyoung, mantan sahabat Wonwoo yang entah bagaimana masih menjalin hubungan baik dengannya.

"Apakah anda yang telah membuat Wonwoo sakit ? Apakah rencana waktu itu berhasil membuktikan bahwa Wonwoo adalah anak yang anda cari ?"

Jadi ini alasan Soonyoung menghubunginya ? Mengapa baru menghubunginya sekarang, padahal sudah satu minggu lamanya. Apa Soonyoung tidak tahu bahwa rencananya telah berhasil ? Ah semua itu berkat ide cemerlang Soonyoung bahwa dirinya bertemu dengan Wonwoo dan membuktikannya, meskipun anak itu harus meregang nyawa dihadapannya. Ia ibu yang jahat bukan ?

"Terima kasih karena kau telah merencakan semua itu, Soonyoung-ah. Berkat dirimu aku bisa tahu dimana Wonwoo berada."

"Apakah anda tidak menyesalinya ?"

Pertanyaan Soonyoung kali ini sukses membuat Nyonya Kim mengerutkan keningnya bingung. Ada apa ? Tidak bisakah Soonyoung tidak mengatakan pertanyaan semacam itu ? Pertanyaan semacam itu sukses membuatnya tidak nyaman.

"Apa maksudmu ?"

"Maksudku apa anda tidak menyesali perbuatan anda terhadap Wonwoo ? Aku tahu bagaimana Wonwoo ketika alerginya kambuh, itu sangat menyakitkan. Wonwoo seolah tengah meregang nyawa dihadapan anda. Sungguh anda tidak menyesalinya ?"

Nyonya Kim mengepalkan salah satu tangannya merasa tengah dipermainkan oleh Soonyoung, "Mengapa kau harus mengatakan hal ini, Kwon Soonyoung ? Bahkan kau sendiri yang memberitahuku semua tentang Wonwoo. Dan kau sendiri yang telah merencanakan semua ini."

"Aku kira kau ibu yang baik untuknya. Ternyata aku salah, kau adalah ibu yang buruk. Ibu yang tidak mengenal anaknya sendiri."

Wonwoo merasa dejavu ketika kembali kerumah yang beberapa bulan ini ditempatinya dan tinggal bersama keluarga angkatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wonwoo merasa dejavu ketika kembali kerumah yang beberapa bulan ini ditempatinya dan tinggal bersama keluarga angkatnya. Ia merasa seperti orang asing dan ada perasaan canggung yang hinggap memenuhi pikirannya. Jujur saja Wonwoo merasa takut sekaligus tidak nyaman. Tanpa sadar Wonwoo membangun sebuah benteng untuk dirinya sendiri. Benteng yang entah sampai kapan ia bertahan dengan segala kebohongan dan rahasia masalah keluarganya.

Wonwoo sadar jika dirinya telah membohongi keluarga Kim sejak awal. Sejak ia mengenal Mingyu dan diangkat anak oleh keluarganya, tanpa ada yang tahu siapa ibu kandungnya. Seharusnya ia tidak melakukan itu semua, akankah bebannya ringan dan tidak bertambah seperti sekarang ini ? Test DNA itu baru saja dilakukan bersama sang ayah angkat. Wonwoo tidak berharap banyak, yang Wonwoo inginkan hanya kepastian. Ia tidak berniat untuk merebut apa yang belum pernah di dapatkan, terutama sang ayah.

[S1] The Beginning Of Our Destiny [DIBUKUKAN]Where stories live. Discover now