Part 2

8 2 0
                                    

" Ini ada cheese cake dari ibuku"

Aku semakin yakin kalau itu adalah sean, meskipun aku tidak pernah bertemu dengannya. Hatiku mulai berdegup kencang lagi.

" Cheese cake buatan ibu kami juara, mohon di terima, setiap kami pindah rumah, ibu menyuruh kami memberikan cake buatannya ke tetangga."

Lalu sekarang ada suara baru, suara perempuan. Mungkin itu Freya adik perempuan Sean.

" Oh. Baiklah. Ini kejutan, kan ? Menyenangkan sekali, tolong bilang terimakasih banyak untuk ibu kalian. "

Chesse cake itu tidak mungkin lolos dari inspeksi ketat, dan aku merasa ibuku sedang mencari cara bagai mana mengatakan kepada mereka bahwa dia tidak bisa menerima kue itu tanpa pengungkapan yang sebenarnya tentang keadaanku.

" Maaf, tapi aku tidak bisa menerima ini."

Suasana hening sejenak, mereka terkejut.

" Jadi kau ingin kami membawanya kembali ? " Tanya Sean tidak percaya.

" Wah! Itu sangat tidak sopan" komentar Freya.

Kedengarannya perempuan itu sangat marah dan pasrah, seolah dia sudah mengira akan mendapat reaksi yang mengecewakan.

" Aku sungguh minta maaf " ucap Sarah dengan nada pelan. " Alasannya cukup rumit. Aku benar-benar minta maaf karena kalian dan ibu kalian baik sekali. Tolong sampaikan banyak terimakasih kepadanya."

" Apa anak perempuanmu ada di dalam ?" Sahut Sean sebelum Sarah menutup pintu,
" Kami berharap bisa bertemu dan pergi jalan bersama dengannya."

Jantungku berpacu lebih kencang mendengar perkataan Sean, aku bisa merasakan denyutnya di rusukku. Apa dia baru saja menanyakanku ? Tidak ada orang asing yang begitu saja mengunjungiku, selain ibuku, Grace, dan semua tutorku. Dunia bahkan hampir tidak tahu bahwa aku hidup dan nyata.

Aku punya teman teman online di sosial media seperti tumblr, twiter, facebook, untuk meresensi buku, tapi itu tidak sama dengan menjadi orang sungguhan yang biasa dikunjungi oleh laki-laki aneh yang membawa cheese cake.

" Maaf, sekali lagi tidak bisa mengantarmu. Selamat datang di lingkungan ini, dan sekali lagi terimakasih."

Pintu tertutup dan aku mundur menunggu Ibuku kembali. Sarah harus tetap berada di ruangan kedap suara sampai filter udara selesai menyaring udara luar. Satu menit kemudian ia masuk ke dalam rumah. Dia tidak langsung menatapku. Perempuan berambut coklat itu malah mematung  dan memejamkan mata, dengan kepala sedikit tertunduk.

" Maafkan aku!" Katanya sambil tertunduk di hadapanku.

" Aku tidak apa-apa, Mom. Jangan khawatir."

Untuk ke sekian kalinya aku menyadari bahwa penyakitku begitu berat baginya. Ini satu-satunya dunia yang ku kenal, sebelum ada aku, Sarah punya kakak laki-laki dan Ayah. Dia berpergian dan main sepak bola. Hidupnya normal tanpa harus terkurung di dalam rumah empat belas jam sehari dengan anak remajanya yang pengidap SCID.

Aku memeluk Sarah dan membiarkannya memelukku beberapa menit. Ia merasa kekecewaan ini lebih berat dariku.

" Aku akan menebusnya untukmu."

" Tidak ada yang perlu di tebus."

" Aku mencintaimu, manis."

Kami kembali ke ruang makan dan segera menyelesaikan makan malam. Hampir tidak bicara sama sekali. Grace pulang dan aku naik ke lantai dua, ke sebuah bilik kecil serba putih sambil membayangkan bagaimana rasa cheese cake itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STILL ALIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang