Part 1

12 2 0
                                    

Aku sudah membaca buku lebih banyak dari mu. Tidak peduli berapa banyak buku yang sudah kau baca, buku yang ku baca sudah pasti lebih banyak. Percayalah aku punya banyak sekali waktu.

Didalam bilik kecil ku yang serba putih, rak rak buku berkilauan di sudut ruangan yang juga berwarna putih, punggung-punggung buku menjadi satu satunya penyumbang warna yang berbeda dari yang lainnya.

Semuanya buku hardcover yang masih baru, aku tidak suka buku softcover bekas yang penuh kuman. Semua buku itu dikirim dari dunia luar yang sebelumnya melewati proses desinfeksi lalu dibungkus plastik kedap udara. Aku ingin melihat mesin yang melakukan ini. Aku membayangkan setiap buku melaju di belting berwarna putih menuju pos-pos persegi panjang tempat tangan- tangan robot membersihkan, menggosok, dan menyemprot atau dengan kata lain mensterilkan buku sampai dinyatakan cukup bersih untuk dikirimkan kepadaku.

Saat buku baru tiba, tugas pertamaku adalah membuka bungkusnya, proses melibatkan gunting dan tugas kedua adalah menulis namaku dibagian dalam sampul depannya.

" Isabella Winifred "

***

Aku hidup di sebuah rumah terletak di pinggiran kota Arizona, California. Tidak ada orang lain disini kecuali ibuku yang tidak pernah suka membaca, dan perawatku Grace yang tidak punya waktu untuk membaca karena ia menghabiskan seluruh waktunya untuk memperhatikanku bernafas.

Jarang ada yang menjengukku, jadi tidak ada yang bisa kupinjamkan buku dari rak putih itu. Dan aku tidak perlu khawatir, karena tidak akan ada yang mencuri mereka.

SCID ( Severe Combined Immunodeficiency ), penyakit kombinasi dimana kau harus hidup karantina di dalam rumah dengan udara yang harus ter-filter terlebih dahulu selama hidup, karena tubuhmu sangat mudah terinfeksi dan rentan akan kuman, tidak seperti manusia normal pada umumnya.

Aku alergi terhadap dunia luar, apa saja bisa memicu menjadi penyakit. Penyebabnya bisa dari bahan kimia dari berbagai product pembersih, parfume yang dipakai banyak orang, atau bumbu eksotis makanan yang baru saja ku lahap. Ada banyak penyebab, tidak tahu apa pemicunya, tapi semua tahu apa konsekuensinya.

Sarah ( Ibuku, 53 tahun ) pernah bercerita nyawaku pernah di ambang batas kehidupan sewaktu masih balita. Sampai mereka tahu penyebabnya, lalu aku harus menjalani karantina untuk pasien SCID seumur hidup, aku tidak pernah melangkahkan kaki ke dunia luar ataupun menghirup udara alam langsung tanpa di filter selama 19 tahun.

*Catatan kesehatan harian*

Nama pasien : Isabella Winifred
Tanggal : 2 Mei
Dokter penanggung jawab : Dr. Pauline Winifred

Napas per menit : Normal
Suhu ruangan : Normal
Status filter udara : Normal

"Mau baca buku atau nonton film comedy romance ?" Tanya ibuku sambil memompa sabuk pengukur tekanan darah yang terlilit di lengan kanan.

Aku mendongak menatap sepasang retina nya yang berwarna coklat.

" Nonton film " jawabku sambil menyeringai

Wanita paruh baya itu meluncurkan senyuman padaku. Dia berhenti memompa. Biasanya Grace, perawat paruh waktu yang mengukur tekanan darah dan mengisi catatan kesehatan harian. Tapi ibuku memberinya libur karena hari ini hari ulang tahunku dan kami hanya menghabiskan waktu seharian hanya berdua.

Sarah menempelkan stetoskop supaya bisa mendengarkan detak jantungku, senyum di bibir nya memudar digantikan dengan wajah dokternya yang tampak serius. Ini wajah dokter yang dilihat oleh para pasien, sedikit menjaga jarak, profesional, dan memperlihatkan raut kekhawatiran.

STILL ALIVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang