18. I'm Your Mom

Beginne am Anfang
                                        

"Maksud Ibu?"

"Ya, apa kau tidak sedang dekat dengan seseorang? Kau itu kan tampan, pasti gadis cantik banyak yang mendekati mu."

Mendengar itu, yang ada di bayangan Yeonjun adalah Sena. Raut wajahnya sedikit gugup dengan tawa yang terdengar malu-malu.

"Te—tentu saja para gadis mendekati ku. Aku itu anak Ibu, oleh sebab itu aku sangat tampan dan berkarisma."

Ibu Yeonjun semakin tertarik dengan topik ini setelah melihat cara bicara Yeonjun.

"Lalu, ada yang membuatmu tertarik tidak?" Ucap sang Ibu sambil memainkan alisnya.

"Mu—mungkin? Heum, bagaimana mengatakannya, ya? Ya, ada seorang gadis, bukan berasal dari satu sekolah yang sama dengan ku. Di—dia dari komplek perumahan kita."

"Benarkah? Dia tinggal di sini? Siapa namanya? Wah, Ibu benar-benar penasaran."

"Dia—namanya Sena. Yoon Sena. Anak Mr. Yoon. Dia hanya berjarak beberapa rumah dari sini."

"Mr. Yoon? Aku tak tahu mereka punya seorang gadis? Ceritakan padaku." Ada rasa senang saat ibunya bertanya tentang Sena. Yeonjun tak bisa memungkiri bahwa semangat nya muncul pada hal-hal yang menyangkut Sena.

"Dia gadis yang paling manis yang pernah ku lihat. Dia seperti bayi yang bersih, polos, dan tulus. Aku terpukau bagaimana dia bermain dengan warna. Dia hebat, bu." Ibu Yeonjun senantiasa mendengar putranya. Sembari merapihkan meja makan dan mencuci piring yang telah mereka pakai.

"Bagaimana dengan perasaan mu? Kau menyukai nya atau mencintai nya?"

"Di awal kupikir aku hanya mengagumi nya saja. Hingga rasa penasaran ku memuncak dan akhirnya kami bisa bertemu dan dekat. Aku juga banyak menghabiskan waktu dengannya dan seperti nya perasaan ini semakin besar. Apa sudah bisa dikatakan cinta? Kalau sudah berarti aku mencintai nya." Rona merah di pipi Yeonjun sangat kontras. Sang Ibu pun senang melihat putranya bahagia.

" Tentu kau mencintai nya! Yeonjun-ah, kau cepat sekali besar. Mendengar kau bercerita, aku tahu kau sangat mengaguminya. Kau membuat Ibu penasaran dan ingin segera bertemu dengannya."

"Tentu. Ibu harus menemuinya satu saat. Dia itu unik dan sangat pemalu."

"Pemalu?"

"Ya, ibu tahu penyakit sosial anxiety disorder? Semacam penyakit anti sosial yang membuatnya kesulitan berinteraksi dengan masyarakat."

Dahi ibu Yeonjun mengkerut. Ia mencerna perkataan anaknya barusan.

" Aku masih ingat reaksi dari anxiety-nya. Tetapi, ia tidak menunjukkan nya lagi karena kami sudah dekat."

Perubahan raut wajah Ibu Yeonjun berubah drastis. Tak ada lagi wajah penuh ketertarikan dan senyum yang tadi ia tunjukkan. Berbeda dengan Yeonjun yang tak pernah melepaskan senyumnya saat membicarakan Sena.

"Ibu tahu hal itu. Tapi, Yeonjun-ah, hal itu menjadi sebuah kekurangan pada sang gadis, bukan?"

"Dia mungkin kesulitan dalam berinteraksi langsung. Tapi, bu, dia terasa spesial."

" Dia tak cukup sempurna untuk ibu."

Rasa tak percaya tergambar dalam wajah Yeonjun. Ia begitu senang saat sang Ibu tertarik dengan cerita nya tentang Sena. Tapi, sekarang ibunya dengan mudah mengatakan hal jahat seperti itu? Bahkan Yeonjun menganggap perkataan singkat ibunya sama sekali tidak masuk akal.

" Apa maksud Ibu? Kenapa Ibu mengatakan hal itu?"

" Dia bukan berlian yang sempurna, Yeonjun. Kau adalah anak Ibu! Dan hanya yang terbaik yang dapat bersanding dengan mu! Kau bisa cari gadis lain yang sempurna!"

Starting from the window  | Choi Yeonjun |Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt