1. Awal

211 36 288
                                    

-You Are My Fate (2)-

Dalam hidup, manusia pasti tahu akan adanya sebuah fakta yang pastinya terjadi yaitu kematian. Ya, kematian.

Taehyung menatap ke sebuah batu nisan yang bertuliskan 'Han Syifa'. Nama seorang gadis yang paling ia sayangi, sepupunya yang ia cintai itu sudah tiada, menghilang ditelan bumi dengan tenang.

Sudah tujuh tahun gadis itu dimakamkan. Namun, Taehyung masih tetap merasa tidak rela. Pikirannya berkecamuk, berulang kali pemuda itu mengucap doa sembari menengadahkan tangan ke atas, memohon kepada yang maha Esa.

Ya, ia sudah menjadi seorang mualaf. Taehyung telah memutuskannya dari 7 tahun lalu sebelum gadis itu meninggalkannya. Bukan sebab alasan karena 'dia' tapi karena itu murni keinginannya.

Taehyung membersihkan debu di nisan tersebut, tangannya mengambil sedikit demi sedikit kelopak bunga dari keranjang lalu menebarkannya di atas tanah makam gadis itu. Pemuda itu kembali merasakan sedih ketika ia menatap nisan bertuliskan nama gadis itu.

"Sudah tujuh tahun berlalu. Tapi aku masih tidak percaya atas kepergianmu, Syifa ...," gumamnya. Ia mengusap air matanya yang menetes membasahi pipinya.

Taehyung berbicara lagi, "Seharusnya aku lebih waspada pada kesehatanmu," ucapnya lagi.

Taehyung berusaha untuk tidak meneteskan air matanya lagi dengan mendongakkan wajahnya ke atas sembari menatap langit. Pemuda itu tersenyum, "Kau pasti tengah menggodaku di sana karena aku menangis. Haha, tapi akan lebih baik kalau kau langsung melakukannya di depanku."

Taehyung menghela napas. Ia kembali bicara seorang diri. "Kau pasti terlihat lucu ketika tersenyum. Ah, aku jadi rindu senyumanmu."

Taehyung mengambil sebuah piala penghargaan dari totebag miliknya. Pemuda itu beralih menatap nisan gadis itu. "Lihat, aku membuktikannya. Aku sudah menjadi superstar nomor satu di dunia. Kau senang?"

Taehyung menatap lamat-lamat batu nisan tersebut. Seketika senyumannya hilang. "Kenapa aku terus merasa tidak yakin denganmu di sini? Kenapa aku selalu merasa kau seolah-olah masih ada di dunia ini?" gumamnya.

"Aku pasti sudah gila," rutuk Taehyung pada dirinya sendiri karena terus berharap lebih pada sepupunya itu untuk hidup kembali. Ia menginginkan harapan yang begitu tinggi bahwa gadis itu baik-baik saja sekarang dan Taehyung masih berharap bahwa jasad yang tengah berbaring tenang di sana bukanlah dia--sepupunya.

Taehyung kembali menangis. Pemuda itu mendekati makam tersebut lalu memeluk nisannya. Begitu sulit baginya untuk menenangkan perasaannya apalagi jika sudah berhadapan dengan gadis itu. Taehyung sangat menyadari, bahwa ia sangat mencintainya, lebih dari sekedar saudara saja.

"Taehyung-ah." Seorang pemuda datang memanggilnya. Pemuda itu mempercepat jalannya menghampiri Taehyung.

Taehyung menatap ke arah pemuda itu yang ternyata sahabatnya sendiri. Jimin, sahabat karibnya dari Sekolah Dasar sekaligus rekan satu tim kerjanya.

"Sudah kuduga kau pasti berada di sini," gumam Jimin. Pemuda itu mengusap pundak Taehyung dengan lembut, Jimin merasa prihatin dengan keadaan sahabatnya.

"Kau seharusnya bersenang-senang dengan yang lainnya, Jim, dan tidak seharusnya mencariku," celetuk Taehyung.

"Bagaimana bisa aku bersenang-senang dalam pesta yang bahkan tuan rumahnya sendiri tidak hadir dalam acara itu?" ucap Jimin.

You Are My Fate (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang