Membaik

20 2 3
                                        

Lelaki itu melepaskan pelukannya dari Lila, perlahan.

Lalu duduk di atas kasur.

"Maaf," Ucapnya kemudian.

Entah ada angin apa yang menyebabkan Sakha ingin sekali memeluk Lila pagi ini.

Lelaki itu pun tak tau.

"Eng..enggak papa kok Kak!" Balas Lila gugup. Lila dengan cepat membenarkan khimarnya yang sedikit berantakan, lalu berdiri melangkah ke kamar mandi.

Setelah menutup pintu kamar mandi Lila bersandar di belakang pintu, lalu memegang dada kirinya.

Masya Allah.

Dirinya berucap sambil mengeluarkan helaan napas kuat.

Lila ke kamar mandi hanya berniat menghindari interaksinya dengan Sakha saat ini.

Bagaimana bisa pria itu memeluknya? Lila masih sangat terkejut akan peristiwa barusan. Katakanlah dirinya berlebihan. Tapi memang benar bukan? Baiklah-baiklah lupakan. Lila tak ingin terlalu berlarut dalam pikirannya yang sangat mendamba Sakha.

Lila mencintai lelaki itu. Jadi hati, tolong mengertilah.

Tok! Tok! Tok!

Lila hampir saja terlonjak kaget karena ketukan pintu.

"Kamu masih lama Lil?" Suara itu adalah suara Sakha.

Lila mencoba menarik napas dan bersikap normal kembali.

"Ekhem.. iy..iya-Eh? Maksudnya enggak Kak! Sebentar lagi, Lila keluar!" Dengan membasahi sedikit wajahnya lalu mengelapnya dengan handuk bersih yang tersampir di dalam kamar mandi, Lila keluar.

"Kamu mau makan di bawah atau dibawa kesini?" Tanya Sakha, setelah melihat wanita itu sudah keluar dari kamar mandi

"Eung.." Lila masih mencoba memahami pertanyaan Sakha sambil melihat lelaki itu yang berjalan kearah meja kecil. Sakha terlihat memegang telepon rumah yang berada didalam kamar penginapan mereka. Mungkin telepon itu dikhususkan untuk penelpon pelayan(?) Entahlah, Lila tak terlalu mengetahuinya.

"Kalo mau disini, biar Saya panggil pelayan untuk nganter-" Benar saja, Sakha tampak ingin mengetik sebuah nomor. Dengan melihat secarik buku kecil yang berada di dekat telepon itu.

"Di bawah aja Kak!" Jawab Lila cepat-cepat. Seketika, Sakha menoleh padanya.

"Oh? Yaudah kalo gitu, Saya ganti baju dulu. Kita makan dibawah" Balas lelaki itu. Sambil menutup teleponnya kembali.

Mereka memutuskan makan di area yang di khususkan untuk para penyewa kamar. Lila pikir, keadaan ruangan ini tak akan penuh oleh para penginap yang ingin sarapan juga. Tapi dirinya salah.

Lila melihat banyak sekali orang disini, bahkan ada beberapa turis mancanegara. Kalau dipikir-pikir, hanya Lila yang memakai gamis dan khimar. Sedangkan rata-rata orang disini? Mereka hampir semuanya mengenakan pakaian kurang bahan dan juga pakaian yang sangat pas di tubuhnya. Lila jadi menyesal memilih makan di area ini.

"Ayo!" Sakha yang melihat Lila mematung memandangi pemandangan dihadapannya, dengan segera menarik pergelangan tangan perempuan itu. Dirinya membawa Lila ke sebuah tempat di sudut ruangan dengan prasmanan yang menyediakan makanan untuk sarapan.
Dihadapan Lila banyak sekali buah-buahan segar, beberapa roti, dan juga pancake. Juga, pilihan menu minuman seperti kopi, teh, bahkan susu. Hidangannya sangatlah beragam.

Setelah Sakha mengambil menu pilihan, dirinya mendahului sambil memberi tau kursi mana yang akan ia tempati.

{}

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 03, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Akhir Yang BahagiaWhere stories live. Discover now