Masih Kepikiran

36 4 5
                                    

Hi, guys!! Lama ya nunggu aku up😭 maaf banget ya😢 But, I would like say Thank you so much for waiting my story🤗. Happy reading and enjoy my story😍
***
D

ia berusaha baik-baik saja. Meskipun, hatinya sangat terluka karena kejadian kemarin malam.
-Yesterday's nightmare

Derap kaki terdengar dari sepasang telinga Bang Jack.  Ia menghapus air mata. Karena, takut seseorang di depan sana mengetahui jika dirinya habis menangis. 

"Dek," panggil orang di depan kamarnya, ia sudah hafal betul dengan suara itu. Tak lain dan tak bukan suara Kak Nisa.

"Iya, Kak. Masuk aja, Kak. Enggak aku kunci kok," sahutnya. Kak Nisa pun masuk dan segera duduk di sebelah adiknya. 

"Kenapa kok matamu bengkak, Dek?" tanya gadis gempal yang menyadari ada keanehan pada adiknya. Bang Jack menoleh ke arah kakaknya.

"Hmm ... enggak apa-apa, Kak. Mungkin aku masih  ngantuk,"

"Emang kamu tidur jam berapa, Dek?" 

"Kalau enggak salah aku tidur jam tiga, Kak." 

Kak Nisa seperti merasakan keanehan, tapi ia enggan menyampaikan kepada lelaki itu. Mungkin, hanya  firasatnya saja.

"Buruan mandi, gih! Habis itu kita sarapan,"

Gadis itu langsung meninggalkan adiknya yang masih duduk di rajang. Bang Jack pun mengambil handuk kesayangannya dari lemari. Dia berusaha baik-baik saja. Meskipun, hatinya sangat terluka karena kejadian kemarin malam. Mimpi terburuk yang pertama kali ini ia alami.

"Loh, anak ganteng mau mandi,"

Sebuah pujian datang sesaat dia menuju kamar mandi. Tumben amat Ibunya memuji  seperti itu. Bang Jack menoleh dan tersenyum. 

"Terima kasih, Bu." 

Anak lelaki itu melanjutkan menuju kamar mandi. Kak Nisa juga tersenyum saat melihat Ibu memuji adiknya dari sekian lamanya. 

***

"Tumben amat sih Ibu muji-muji aku," Bang Jack bertanya-tanya sambil menyisir rambut yang acak-acakan itu di depan cermin. 

kringgg

Anak yang di depan cermin itu hanya cuek. Tidak seperti biasanya, Bang Jack  melakukan hal itu. Dia pun menuju ruang makan dan sudah ditunggu sang ibu dan kakak.

"Loh, kamu kenapa, Dek? Tumben murung aja," tanya Kak Nisa saat adiknya duduk. Bang Jack hanya menggelengkan kepala. 

"Yakin, Dek? Tenang, aku siap menjadi pendengar setia kok,"

Gadis itu berusaha mendesak agar sang adik mau bercerita kepada dirinya. Alih-alih menjawab pertanyaannya sang adik mengambil nasi persis di tengah meja makan. Tanpa pikir panjang Bang Jack langsung sarapan. Ia tak menghiraukan ibu dan Kak Nisa.

"Dek, kamu kenapa sih? Tumben diam aja," tanya Kak Nisa lagi. Bang Jack menghentikan makan.

"Maaf, Kak. Kali ini aku belum bisa cerita ke kamu,"

"Emangnya kenapa? Kamu kok main rahasia sama aku,"

Lelaki itu hanya diam dan melanjutkan makan sampai habis. Setelah makan, dirinya langsung mencuci piring. 

"Nis, kenapa tuh adikmu?" tanya Ibu. Kak Nisa hanya menggelengkan kepala, tak mengerti. Mereka berdua pun melanjutkan serta berusaha mengalihkan pikiran.

***

Di kamar, Bang Jack hanya menatap ke arah luar jendela. Ia melamun tidak tahu apa yang terjadi pada perasaan kali ini. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 09, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Bantulah Aku HijrahWhere stories live. Discover now