4

819 72 0
                                    

Yuda membuang kaleng minuman yang sudah kosong itu, langkahnya masih mengikuti Windi yang entah akan pergi kemana.

Tangannya masuk ke saku celana setelah melihat Windi menghentikan langkahnya di depan toko dan dia membuka kulkas es krim dan membeli beberapa es krim.

Yuda meninggalkan motornya di parkiran sekolah dan memilih mengikuti langkah Windi karena gadis itu tidak mau pulang bersamanya, sedangkan temannya Layla sudah pulang bersama Arhan.

Windi menengok ke arahnya tiba-tiba dan itu membuat dirinya kelabakan tertangkap basah. Berpura-pura biasa saja ketika Windi mendekati tempatnya berdiri.

"Lo ngikutin gue?" Tanya Windi sembari membuka es krim dari plastiknya.

Yuda tidak menjawab membuat Windi mendongak menatapnya, "lo nggak bawa motor?"

Yuda menunduk menatap ke arah wajahnya dan kembali tidak menjawab, Windi berdecak melihat Yuda hanya diam.

"Lo mau?" Tawarnya menyodorkan es krim ke arahnya, tanpa banyak bicara Yuda langsung menggigit besar es krim itu.

Mata Windi melebar melihatnya, "ih! Kenapa digigit sih?!" Kesalnya menatap Yuda dengan alis yang menyatu.

"Lo nawarin." Jawab Yuda tanpa merasa bersalah mengusap ujung bibirnya.

"Mau lagi" ucap Yuda mendekatkan dirinya dan langsung Windi tahan keningnya.

"Beli sendiri sana! Enak aja"

"Lo yang nawarin kan"

"Tapi jangan banyak-banyak dong!"

"Lo beli banyak"

"Tapi gue--"

"Gue beliin lagi" potong Yuda menarik tangan Windi kembali ke toko dan membeli satu es krim farian rasa yang sama.

Windi mencibir merebut es krim baru dari tangan Yuda dan langsung menyesapnya, "lo ngapain ngikutin gue?"

"Kata siapa gue ngikutin lo?" Balik tanya Yuda dengan mata yang tidak menatapnya.

Windi memicing curiga, "terus ngapain kalau nggak ngikutin gue?"

Yuda meliriknya singkat, "gue ngawal lo biar nggak diculik"

"Cih, gue udah gede kali"

"Orang yang udah gede malah jadi sasaran penculikan" balas Yuda kalem.

Windi mengerjapkan matanya mendengar hal tersebut, "emang iya?" Gumamnya menggaruk kepalanya bingung.

"Lo mau pulang?" Tanya Yuda.

"Iya, tapi kayaknya angkotnya lagi pada demo. Sepi banget gini" ujar Windi menengok ke sana kemari yang tidak ada angkutan umum yang narik.

"Gue antar."

"Lo nggak bawa motor"

"Ada di sekolah"

"Kenapa lo tinggal?"

"Gue udah jawab kalau gue ngawal lo"

"Aneh lo, ya udah cepet!" Windi menarik tangan Yuda kembali ke sekolah untuk mengambil motornya. Windi tidak mau jalan kaki di cuaca panas seperti ini.

Tanpa Windi sadari senyuman miring Yuda terlihat ketika melihat genggaman tangannya, Yuda mengganti posisi Windi dan dia memimpin jalan dengan tangan yang saling bertautan.

Respon Windi? Dia hanya meliriknya saja tanpa harus tersenyum salah tingkah ataupun perasaan senang lainnya.

Semua mata siswa-siswi yang masih ada di sekolah tidak terlepas dari penyatuan tangan keduanya, mereka menjadi semakin yakin kalau keduanya sudah ada hubungan mengingat Yuda sangat tidak mungkin hanya mempermainkan nya.

the dark side of meKde žijí příběhy. Začni objevovat