"Nona kecil."

Lea datang menemuiku.

"Anda disini rupanya."

"Ada apa, Lea?"

"Ini waktunya makan."

Lea yang berdiri sambil tersenyum, membungkuk ke Javelin.

Javelin menatapnya dan mengendurkan lipatan tangannya.

"Kapan kau akan menjadi milikku?"

Saat dia mengatakan itu, dia dengan pelan mengangkat dagu Lea dengan jari telunjuknya.

Para pelayan yang datang bersama Lea tersipu dan tampak linglung.

Dia memiliki kepribadian yang dingin, tapi dia sangat populer di kalangan wanita daripada pria.

Yah masalahnya-

Para gadis jatuh cinta pada Javelin.

Seorang wanita muda melambai-lambaikan sapu tangan sambil berteriak "Tolong miliki saya juga!"

Kapten pengawal Permaisuri dan kapten batalion kuda putih, satu unit ksatria wanita.

-Javelin Ariage.

Lea tersenyum.

"Lelucon Anda terlalu berlebihan."

"Kamu tidak tersipu, tidak seru."

Dengan tangan disilangkan lagi, dia pergi ke kamarnya dan menutup pintu.

"Ayo pergi, nona kecil? Yang Mulia sedang menunggu."

"Iya."

Aku menganggukkan kepalaku dan memegang tangan Lea.

Saat aku masuk ke ruang makan, ayah dan Henry duduk sambil saling berhadapan. Isaac, yang mengikutiku, duduk dan menyuruhku duduk di sebelahnya.

Makan tidak dimulai sampai aku duduk.

Isaac membawa cangkir susu kepadaku dan berkata,

"Bibi ada di sini."

Henry yang memotong dan menaruh daging di piringku menjawab,

"Bibi?"

"Ya, dia bersama Leblaine tadi."

"Apakah semua baik-baik saja?"

Aku mengangguk pada kata-kata Henry.

"Dia hanya bertanya siapa aku, aku pergi ke kamarnya karena aku tidak tahu itu kamarnya."

"Ya, ruangan itu pantas untuk disalahpahami."

Henry membelai kepalaku, tampak menyesal karena tidak memberitahuku sebelumnya.

"Dik, bibiku adalah orang yang sangat menakutkan. Jika kamu tidak berhati-hati..."

Dan Isaac menggerakkan tangannya secara horizontal ke lehernya, aku tersentak dan memegang erat garpu.

Aura Javelin terlalu kuat. Meskipun mereka saudara tiri, aku tidak tahu bahwa dia akan sangat mirip dengan ayahku.

"Jangan takut. Bibi kami tidak pernah menyentuh seorang wanita."

"Kau tak pernah tahu. Karena dia membenci gereja lebih dari siapa pun di Dubblede."

Cerita itu sangat terkenal.

Ini adalah cerita yang aku dengar di kehidupan keduaku, suatu hari, Javelin secara tidak sengaja mengatakannya saat dia mabuk.

"Aku kehilangan tiga orang berhargaku karena gereja."

TBRADWhere stories live. Discover now