Dilamar

450 26 2
                                    

Malamnya Bapak pulang dengan wajah suram.  Dia langsung memanggilku dan mengajakku bicara.

“Nduk, apa kamu tadi bertemu Juragan Karta dan diberi duit oleh beliau?”

Aku mengangguk, “Darimana Bapak tahu?”

Bapak menghela napas berat.
“Seharusnya kamu ndak usah menerima duit itu,” sesalnya.

“Mawar mengira Juragan Karta menalangi dulu dan menjadikannya hutang Bapak,” kataku membela diri.

Bapak menggeleng dengan wajah frustasi.  “Juragan bilang dia memberikan cuma-cuma padamu, Nduk.”

Jadi apa masalahnya?  Tambah enak toh, utang Bapak ndak bertambah.  Ingin aku mengatakan itu, tapi melihat wajah sedih Bapak, aku menyadari ada sesuatu yang ndak beres.

“Pak, apa ada sesuatu yang terjadi?” tanyaku was-was.

“Juragan Karta.. dia melamarmu untuk dijadikan istri mudanya,” jawab Bapak lesu.

Tentu saja aku syok!  Juragan Karta itu seumuran Bapak.  Masa aku harus menikahi pria seusia bapakku?  Jadi istri mudanya lagi!  Lagipula, aku masih SMA!!

“Pak, Mawar ndak mau!” tolakku panik.  “Bapak harus menolaknya!  Masa Bapak tega Mawar menikah dengan pria bangkotan mata keranjang seperti Juragan Karta?”

“Bapak ingin menolaknya, Nduk.  Tapi... “ Bapak menatapku ndak berdaya, “Juragan Karta mengancam akan memecat Bapak dan menyita rumah kita untuk membayar hutang keluarga kita yang menumpuk.  Kita akan menjadi gelandangan jika menolak keinginannya.”

Mampus!!

Aku menyesali kecerobohanku datang ke rumah terkutuk itu hingga bertemu dengan si bandot mata keranjang dan membangkitkan minatnya untuk menjadikanku gendakannya!

Ya Gusti, aku harus bagaimana?

==== >(*~*)< ====

Seminggu telah berlalu sejak Bapak menyampaikan lamaran Juragan Karta.  Suatu sore dia pulang cepat dengan wajah semakin suram.

“Nduk, Juragan Karta telah mengultimatum Bapak.  Dia menagih jawaban kita.”

Deg!  Aku jadi panik.  Merasa terancam, tapi ndak berdaya. 

“Pak, apa kita melarikan diri saja?” usulku nekat.
Bapak membelalak kaget, tapi sesaat kemudian dia mengangguk. 

“Sepertinya kita terpaksa melakukannya, secepat mungkin!

“Malam ini saja, Pak!” usulku cepat.

Akhirnya kami sepakat untuk kabur dari desa ini.  Kami segera berkemas cepat, untung ndak banyak barang berharga yang bisa kami bawa.

==== >(*~*)< ====

Bersambung

apakah Mawar dan bapaknya berhasil melarikan diri?

Tunggu chapter selanjutnya.

Kalau tak sabar boleh baca lengkap di ebooknya..

34. Mawar Berduri (TAMAT)Where stories live. Discover now