Namaku Mawar

944 27 4
                                    

Hai gaesss..
Ini cerita baruku.  Sudah tamat dan ada versi ebooknya.  Harga ramah dikantong kok..

Jadi buat kalian yang ingin baca secara lengkap bisa langsung meluncur ke google play store

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi buat kalian yang ingin baca secara lengkap bisa langsung meluncur ke google play store.  Link ada di profilku. 

Enak baca disana..

Enak baca disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi tunggu apalagi? Cuss kesana yuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jadi tunggu apalagi? Cuss kesana yuk...

Ohya, btw.. cerita ini akan ku upload secara maraton 2 hari setelah itu dihapus sebagian.

Jadi kalau mau baca komplit follow terus ya. Tapi tetap yg lengkap hanya ada di ebooknya. Hehehe..

Hepi reading..

Namaku Mawar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namaku Mawar.

Aku anak tunggal, dari keluarga miskin.  Ibuku telah meninggal saat aku berumur dua tahun.  Sejak kecil Bapak selalu memanjakanku, meski hidup kami sangat pas-pasan.  Dan untungnya aku dianugerahi otak cemerlang.  Jadi aku rutin mendapat beasiswa, di sekolah gedongan.  Sekolah khusus anak orang kaya. 

Semua temanku menganggap aku putri bangsawan karena penampilanku yang anggun.  Bapak berusaha membelikanku seragam sekolah yang layak pakai, meski baju rumahku lusuh semua.  Sampai bela-belain ngutang ke Juragan Karta, bos Bapak.  Iya, bapakku cuma buruh tani. 

Siapa pun tak ada yang menduga, dibalik penampilanku yang wah disekolah, aku adalah anak buruh tani.  Penampilanku sangat berbeda di sekolah dan di rumah,  Itu berkat Bapak yang selalu berusaha memenuhi keinginanku. 

Tapi kali ini beda.  Aku memandang Bapak kesal.
“Pak, baju Mawar sudah sempit.  Juga pendek!  Masa Bapak ndak bisa mengusahakan beli seragam baru untuk Mawar?”

Bapak menghela napas dan memandangku sedih.  “Bukan Bapak ndak mau membelikanmu, Nduk.  Tapi Bapak ndak punya uang, upah bulan ini hampir habis dipotong utang Bapak sebelumnya.  Mau ngutang lagi ndak enak sama Juragan Karta, Lagipula, sekarang yang memegang keuangan adalah nyonya yang baru, Nyonya Kusuma, dia orangnya sangat perhitungan masalah duit,” keluh Bapak.

Juragan Karta sudah bangkotan, masih saja doyan kawin!   Dasar mata keranjang, sama dengan anak sulungnya, Den Bagas.  Si gendut itu dulu selalu mengejarku.  Aku mengabaikannya, hanya sesekali melayaninya kalau butuh duitnya.  Ohya, sudah lama aku ndak bertemu dengan Den Bagas.  Lima tahun lalu dia dikirim bapaknya ke Inggris, belajar disana.  Enak kali punya bapak kaya!  Ndak kayak aku, beli baju baru saja mesti ngemis darah.

“Pak, masa Bapak ndak kasihan sama Mawar toh?  Mawar malu sama teman-teman.  Terutama pada teman-teman laki.. mereka melihat Mawar dengan pandangan aneh karena seragam Mawar yang njeplak ke tubuh Mawar.  Disini Pak, di susu dan paha Mawar!” ucapku memelas.

Bapak  menghela napas berat.  Dia diliputi kekhawatiran mendengar laporanku barusan.

“Baiklah, besok Bapak akan mencoba ngutang lagi ke Juragan Karta,” putus Bapak dengan berat hati.

Aku bersorak dalam hati.  Alamat mendapat seragam baru yang kinclong.  Akan kupamerkan pada jalang itu, si Melati.  Kemarin dia nyeplos didepan yang lain, ngomong kalau seragamku itu model jadul. 

Awas, Melati!   Aku akan beli seragam yang uptodate!  Ndak peduli seberapa mahal..

==== >(*~*)< ====

Bersambung..

34. Mawar Berduri (TAMAT)Where stories live. Discover now