Chapter 20: Let You Go

Mulai dari awal
                                    

Irene mengangguk. "Iya, sayang."

Jeongwoo menarik tubuhnya dari Ibunya. Ia menatap Ibunya dengan senyum yang tidak luntur sejak tadi ketika Irene mengizinkannya untuk pergi ke apartemen Haruto.

"Seneng banget kayaknya nih." Goda Irene lagi membuat Jeongwoo terkekeh. "Tapi, kamu udah hubungin Haruto dulu sebelumnya, Woo?"

Jeongwoo menelan salivanya saat mendengar pertanyaan Ibunya. Ia menyatukan jari-jarinya, "U-Udah." tapi nggak ada yang diangkat satupun.

"Yaudah kalo gitu. Hati-hati di jalan ya, jangan ngebut loh!" Peringat Irene.

Jeongwoo mengangguk. "Siap! Yaudah aku berangkat ya, Ma." Anak lelaki itu langsung mencium punggung tangan Ibunya. "Salam buat Haruto ya." Ujar Irene yang disambut balasan 'oke' dari anaknya tersebut.

Jeongwoo sedikit berlari ke garasi. Ia menatap motornya sejenak—lelaki itu pikir sudah berapa lama ia tidak mengendarai motor semenjak pindah ke Australia untuk studinya. "Nice to meet you again." katanya sambil menepuk jok motornya sendiri.

Lelaki itu beralih membuka pintu garasi rumahnya untuk mengeluarkan motor vespanya. Pergerakannya terhenti ketika mendengar suara yang familiar kini bertanya padanya, "Mau kemana?"

"Ke apartemen Haru. Lo ngapain?" tanya Jeongwoo ketika mendapati Jaehyuk baru saja membuka pagar rumahnya.

"Abis dari mini market." balas Jaehyuk. Tidak tahu kenapa lelaki itu terdiam memperhatikan Jeongwoo sebelum akhirnya kembali bersuara, "Gue anter ya?" Tawarnya.

Jeongwoo otomatis menggeleng. "Gak usah, Jae. Gue sendiri aja, lagian kalo gue datengnya sama lo nanti makin ribet urusannya. Dia lagi marah sama gue 'kan soalnya, jadi gapapa gue sendiri aja ya."

"Kayaknya lo perlu ditemenin, Woo. Gue khawatir.." Jaehyuk berucap pada Jeongwoo dengan tatapan khawatir. Kemarin Jeongwoo akhirnya cerita padanya tentang masalahnya dengan Haruto, tidak tahu kenapa hal itu membuatnya jadi khawatir dengan Jeongwoo.

"Tapi ka—"

"Gue nunggu di parkiran deh nanti. Gimana? Gue anter ya, Woo."

Setelah berpikir akhirnya Jeongwoo mengiyakan tawaran Jaehyuk. Berapa kali Jeongwoo menolak juga pasti Jaehyuk akan tetap memaksa untuk menemaninya ke tempat Haruto. Jadi dia pikir tidak masalah setelah Jaehyuk bilang kalau ia akan menunggu di parkiran.

"Gue naro motor dulu ke garasi sekalian ambil mobil. Bentar ya.."

Jeongwoo menutup kembali pintu pagar rumahnya. Sekarang ia beralih ke depan rumah Jaehyuk yang berada persis bersebelahan dengan rumahnya. Beberapa saat berikutnya Jaehyuk mengeluarkan mobilnya yang membuat Jeongwoo menarik dirinya ke samping untuk memberi jalan bagi mobil Jaehyuk.

"Masuk, Woo. Gue nutup pager dulu." Perintah Jaehyuk. Mendengar itu membuat Jeongwoo langsung masuk ke dalam mobilnya, sementara itu Jaehyuk segera menutup pagar.

Setelahnya Jaehyuk sudah kembali masuk ke dalam mobil. Tanpa menunggu lama, ia langsung menjalankan mobil hitamnya meninggalkan komplek mereka.

"Sama kayak apa yang gue bilang kemarin ke lo, pas lo ceritain soal kesalahpahaman Haruto ke lo. Gue masih bingung kok bisa gitu ada orang kayak dia?"

Jeongwoo yang sejak tadi menaruh kepalanya di sisi jendela seraya menatap ke luar jendela otomatis menoleh ke samping. Jaehyuk fokus menyetir, namun dari raut wajahnya terlihat heran. "Maksudnya?"

"Dia bahkan nggak izinin lo jelasin, udah main nuduh nuduh lo yang enggak enggak." Jelas Jaehyuk.

Mendengar ucapan yang keluar dari bibir Jaehyuk membuat Jeongwoo memijat dahinya sendiri. Jaehyuk melirik ke Jeongwoo ketika merasa kalau lelaki yang lebih muda darinya itu tidak membalas ucapannya. Hal itu membuat Jaehyuk menghela nafas sebelum berkata. "Selesaiin masalah lo sama dia, Woo. Everything will be alright. Don't worry,"

Lacuna [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang