Effortlessly, surely, In love.

5.6K 1.5K 241
                                    

she was one of the rare ones,
so effortlessly herself
and the world loved her for it

-A t t i c u s-
.
.
.

Selamat Pagi, siang atau malam di manapun kalian berada. Selamat menjalani hari dengan senyuman.  Ingat, it just a bad day not a bad life. Cut your nails, not your fingers.

A random question but should i insert a wink face in the end of my sentence? Well maybe i should.

*inserting a wink face*

Yep, kalian semua baru aja dapat ucapan selamat menjalani hari yang hangat dari seorang Athalea. Mood gue lagi bagus banget-nget-nget!

Perkenalkan dulu, gue Athalea, 19 tahun dan punya siklus hidup yang berotasi pada tiga hal di bawah ini--atau mungkin empat sekarang :

1. Kuliah

2. Bantuin Ibuk beresin rumah

3. Jeno Adhyaksa Bimantara

4. Maksa temen temen deket Aksara Bhayang buat deketin Bhayang ke gue.

Dan hari ini list nomor empatlah yang bikin gue super ber bunga bunga menjalani hari. Gue bahkan belum mengumpat ke Haidar sama sekali loh hari ini!

Semua karena setelah insiden gandengan bertiga-yang kata Haidar tuh lagi cosplay jadi bocil nyebrang-gue beneran diajak Juna buat ketemu Bhayang.

Sumpah cakep banget aslinya.

And guess which pretty girl got his number last night?

Ya Alea ini lah. Athalea (19), manusia yang di kehidupan sebelumnya nyelamatin presiden; makanya kehidupan gue sekarang bagus banget.

Ini kalo kebanyakan senyum bisa bikin mulut robek kayanya mulut gue udah robek sih.

"Alea. Kok melamun siang siang? Gak baik loh anak gadis sering melamun, pamali."

Gue ngedipin mata beberapa kali sebelum akhirnya bisa fokus ngeliat wajah Jeno. Dia lagi ngeliatin gue di posisi rukuk; buat sejajarin tinggi sama gue yang lagi duduk.

"Eh, Anu Mas, hehe lagi banyak pikiran aja. Mas kenapa? Mau cari Ibuk atau gimana?"

"Enggak, emang Mas lagi cari kamu kok."

"Tumben amat."

Jeno senyum manis sampe matamya melengkung sempurna, "Ini, Mas tadi dikasih stroberi sama temen kampus. Anak anak yang lain pada diluar, Jae dikamar sih tapi dia gak suka stroberi. Jadi Mas bingung mau makan sama siapa. Kamu suka Stroberi gak?"

Jujur, enggak.

Tapi demi Jeno--apa sih yang enggak demi Jeno?

Gue ngangguk dan ngebalas senyuman Jeno semanis mungkin--itu juga kalo keliatan manis. Bisa aja malah keliatan sepet di mata Jeno. Tapi ya udah lah ya, namanya juga usaha.

"so-so sih, tapi boleh deh."

Jeno jalan ke arah kulkas dan ngeluarin satu plastik besar stroberi berwarna merah merona. Visualnya sih memang gak main-main.

Troubling the CupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang