Hanya saja yang selalu mengganjal pikiranku saat ini, mengapa di usianya yang sudah matang dan mapan dia masih saja sendiri.

Sungguh aku canggung berada di situasi saat ini, aku tidak tau mau ngomong apa, tidak seperti biasanya perjalanan kami di selingi oleh ocehanku.

"Hey ... kok bengong? udah sampai tuh," tegurnya yang membuatku terkejut.

"Masih pagi ini udah melamun aja, mikirin apa coba?" ujarnya lagi.

"Nggak kok Om," ucapku gugup.

"Mmm ... Anu, Om ... mm ...--"

"Kenapa Lula? kamu punya masalah di sekolah?" tanyanya.

"Nggak Om, aku tidak punya masalah di sekolah kok."

"Terus???"

"Hatiku yang bermasalah Om," cicitku.

"Maksud kamu? Om gak ngerti deh." tanyanya dengan kening yang sudah terangka sebelah.

"Aku sudah telat Om, nanti saja aku cerita," gumamku membuka pintu mobil.

Baru saja aku ingin keluar dari mobil, lagi-lagi aku di kejutkan olehnya karena tiba-tiba dia menarik tanganku.

"Eitss tunggu dulu."

"Ya???"

"Pulang sekolah Om jemput ya!" ucapnya mengelus puncak kepalaku.

Aku hanya bisa mengangguk, dan segera berlalu meninggalkannya. Bagaimana aku tidak jatuh sedalam-dalamnya jika sikapnya saja seperti ini kepadaku, setiap bersamanya aku selalu di buat baper.

Kulangkahkan kakiku menuju ke ruang kelas dengan pikiran yang berkecamuk, hatiku bergejolak seakan ingin meluahkan segalanya, aku tidak bisa memendamnya lebih lama lagi, sedang aku tidak tau apakah ini hanya perasaan sesaat.

Mungkin lebih baik aku mengutarakannya, meski aku yang harus memulai, aku hanya perlu mempersiapkan mental dan hatiku jika perasaanku nantinya tidak berbalas.

Pandanganku tertuju pada segerombolan siswa-siswi yang berhamburan keluar kelas, artinya jam pelajaran sudah berakhir dan waktunya untuk pulang, ku kumpulkan semua peralatanku dan kumasukkan satu persatu kedalam tasku.

Kubiarkan semua teman sekelasku berhamburan keluar hingga tersisa hanya diriku yang masih duduk di bangku kelas, ku usap wajahku dengan kedua telapak tanganku rasanya aku ingin menangis saja, apakah aku harus membuang rasa maluku hanya untuk mengutarakan perasaanku kepadanya, apakah dia memiliki perasaan yang sama atau sebaliknya.

Oh aku hampir lupa, dia akan menjemputku pulang, mungkin dia penasaran dengan ucapanku pagi tadi, dan mungkin inilah kesempatan aku mengungkapkan semuanya.

Aku beranjak meninggalkan ruang kelasku melangkah keluar melintasi halaman sekolah yang luas, tidak jauh dari tempatku melangkah ku lihat Dia sudah berdiri bersandar di pintu mobilnya menungguku masih dengan seragam dinasnya dan kaca mata hitamnya yang melekat di wajahnya, membuat para siswi memandang takjub kepadanya. Ahh aku cemburu..

Memandang dari jauh pun membuat sesuatu didadaku berdetak tak karuan, semakin ku mendekat rasanya detak jantungku semakin memompa, Oh tuhaaaann inikah yang namanya cinta??

"Kamu kok lama?" tanyanya.

"Maaf, lupa kalau Om mau jemput," kataku menunduk.

"Ya udah, yuk masuk."

Aku segera masuk ke dalam mobil duduk di sampingnya yang sudah melajukan mobilnya meninggalkan area sekolahku.

ALURA ✔Where stories live. Discover now