"Son Taka", "hadir" jawab anak laki-laki yang memegang pedang mainannya.
"Son airin", "hadir" jawab anak perempuan yang memeluk boneka beruang.
"Son Kuma", "hadir" jawab anak laki-laki yang sangat ceria.
"Son Zuma", "ha..hadir" jawab anak laki-laki mirip Kuma, tentu saja mirip mereka kembar indentik hanya saja Zuma tidak seceria Kuma, ia sangat pemalu.
"Son Yuna", "hadir" jawab anak perempuan terahir yang memegang cangkir mainan.
"Kami selalu melakukan yang terbaik" ucap semua anak dengan kompak dan anak tersenyum pada Mina. Mina bertepuk tangan
"ahh cute. Aku Myoi Mina. Senang bertemu kalian" Mina dibuat selalu tersenyum oleh anak-anak ini. Mereka pun bermain monster-monteran dan tentu saja Mina menjadi monsternya, Semua anak menyerang Mina, Mina hanya mengaduh kesakitan namun lama kelamaan mereka menjadi sangat akrab dan tertawa dengan bahagia, Chaeyoung memperhatikan anak-anaknya dengan senyuman diwajahnya. Salah satu alasan ia tetap berkerja keras selama ini.
Penulis POV off
Chaeyoung's POV on
Aku meninggalkan Mina yang asik bermain dengan anak-anak, aku masuk ruang utama untuk mencari seseorang teman yang jadi penanggung disini.
"Chaeng, mencariku" ucap Yeji yang mengagetkan, aku menoleh kearah suara itu. Aku berjalan mengikuti Yeji untuk mengobrol diruangannya.
"semua berjalan lancar?" duduk disalah satu kursi yang ada diruangan milik Yeji.
"berkat kau, semua menjadi lebih baik" memberikan teh hangat padaku. Yeji duduk didepanku.
"thanks. Baguslah, aku ikut senang" aku meminum teh yang diberikan Yeji.
"Chaeng, bulan lalu kau menjatuh ini diruanganku" memberiku sebuah foto yang aku kira hilang ternyata jatuh disini, syukurlah. Aku mengambil dan tersenyum saat melihat kedua senyum difoto itu, foto terakhir bersama sang ayah dan sang kakak. Aku memejamkan mata saat merasakan sakit didadaku. Aku tersenyum pada Yeji dan berpamitan ingin melihat anak-anak, ya itu hanya alasanku saja, sebenarnya aku ingin pergi kedanau dekat sini, tempat terakhir bagi ayah dan kakakku berada dibumi, tempat terakhir mereka mengembangan senyumnnya untukku.
Aku berjalan ditepi danau untuk terus mencari, hanya ada aku disini, tidak ada yang bisa ku lakukan selain berjalan bersama indahnya langit senja, terus berjalan tanpa tahu tujuan dan senja semakin memudar, aku pun berhenti sejenak bukan karena rasa lelah, aku menatap langit senja, indah itu pasti tapi keindahan itu mulai menghilang dan bintang masih belum menunjukan keindahannya, entah kemana bulan pun belum menampakan diri, aku benar-benar sendirian, aku terdiam seraya menggigiti kuku ku, menahan tangis agar tidak menjatuhkan air mata, menyakitkan. Sanggupkah aku terus menahannya. Rasa sakit ini terus berlanjut dan rasa rinduku pada kalian.
Aku kembali berjalan sesekali aku menggigiti kuku, kemudian berhenti dan duduk memeluk lutut. Jika ingat tentang kalian mataku mulai berkaca-kaca. Entah sampai kapan aku terus seperti ini, hancur berhamburan dan kenapa aku harus merasakan rasa sakit ini. Sebelum kalian pergi aku merasa sangat bahagia, hanya saat bersama kalian namun setelah kalian pergi, kebahagian itu pun ikut pergi. Apa kalian bersekongkol untuk meninggalkanku? apa aku berbuat salah pada kalian? Kalian benar – benar meninggalkanku, terima kasih atas kebahagian yang telah kalian ukir dan aku tidak ingin menghilangkannya. Aku baik – baik saja. Aku mulai terbiasa dengan sakit ini.
Chaeyoung's POV off
Penulis POV on
Mina terbangun dari tidur siang bersama anak-anak melihat sekeliling tidak mendapati Chaeyoung, ia bertanya pada seorang yang ada disana.
"permisi, apakah anda melihat Son Chaeyoung?" dengan nada sopan. Pegawai itu menggeleng tanda tidak tahu lalu menudukkan kepala pada Mina. Mina berpamitan dan pergi menuju mobil untuk menunggu Chaeyoung didalam mobil.
1 jam kemudian.
Chaeyoung menghampiri mobil Mina dan masuk kedalam tanpa berkata apapun, Mina memperhatikan Chaeyoung.
Penuli POV off
Mina's POV on
Angin penuh kelembutan, bertiup dari celah jendela mobil menerpa wajah Chaeyoung. Saat Chaeyoung melihat kearahku karena aku memperhatikannya, aku mengerutkan wajah padanya untuk menyembunyikan perasaan aneh ini. Perasaan sedih ketika melihat Son Chaeyoung lebih rapuh dari pada aku. Selama perjalanan pulang kami tidak berbicara, sesekali aku menoleh untuk melihat wajahnya, dia selalu menatap kearah jendela dengan tatapan kosong.
"Sejak kapan lo kaya gini Chaeng? Lo terlihat selalu sendirian walapun sedang berada di keramaian, senyum yang lo ukir itu selalu indah namun mata tidak dapat berbohong bahwa lo nyimpen semua kesedihan lo" Mina berbicara dalam hati dan secara tidak sadar Mina mengusap lembut pipi Chaeyoung. Chaeyoung menghempaskan tangan Mina.
"anter gue ketempat kemaren pas lo mau nabrak gue" ucap Chaeyoung memecah keheningan.
"lo gak mau menangis?" tanyaku singkat dan mula focus kejalan didepannya.
"gak..." menjawab dengan singkat dan padat dengan nada dingin.
"...menangis tidak akan mengubah apapun, kenapa harus menangis jika kita masih sanggup tersenyum atau bahkan masih sanggup tertawa" ia melanjutkan ucapannya dan aku terdiam membisu saat mendengar ucapannya.
Mina's POV off
YOU ARE READING
HANDLE IT (MiChaeng)
FanfictionComplete Feb 04, 2021 / Selamat membaca / I Can't Handle It ©kidrale Bahkan jika memori dikupas seperti stiker, tanda tersebut tetap ada dan terlihat lebih gelap. Jejakmu tetap ada di sana-sini sehingga cahayanya tidak bisa dimatikan, terbakar, terb...
7. MiChaeng (2)
Start from the beginning
