Part 2

1 1 0
                                    

#Cerbunganak
#misteritapakjajo
Judul: Misteri Tapak Jajo
Genre: Petualangan Fantasy
Oleh : Adhe Afrilia

Part: 2

Pengalaman ekstrem sudah membuat apa yang aku sebut dunia normal tak lagi sama. Aku senang berada dalam situasi aman, meskipun sejak saat itu, memejamkan mata untuk lelap tak semudah biasanya, mustahil tanpa khawatir. Kembali ke rumah membawa tumpukkan gambar di kepala tentang hutan, sepaket dengan misterinya. Kenangan buruk itu seperti anjing di sudut pengkolan gang yang siaga saat aku berjalan melaluinya, entah anjing yang waspada, aku yang siaga. Tak tahu lah.

Aku bisa bersyukur dengan makan malam, meskipun mama tetap jarang memasak. Perubahan cara pandang positif aku rasakan, setelah intimidasi pengalaman yang caranya cukup kejam.

"Amazing Grabfood selalu memberi discount!" teriakku sungguh bersyukur. Ayahku tentu saja tergelak, tapi mama memutar bola mata malas.

Flori adikku, berubah menggemaskan. Hei, aku berjanji akan menyayanginya sepenuh hati, bukan berarti aku tidak boleh sedikit iseng. Flori tidak pernah berpura-pura, tak gengsi atau merasa perlu menutupi rasa ingin tahunya, perihal apa yang terjadi selama kami tersesat.

Aku hanya memanfaatkan sedikit dari rasa ingin tahunya yang besar itu. Bukankah itu guna sebuah pengalaman, membuat bahu sedikit lebih tinggi dan dagu sedikit mendongak menunggu dia mengatakan, "Thank you your Majesty!"

Saat membayangkan semua itu, wajah mama melipat senyum terlintas. Orang tuaku memang terlalu khawatir berlebihan karena jarak aku dan Flori memang dekat. Perasaan mama memiliki kadar lebay di atas rata-rata karena aneka buletin ilmiah yang dia baca, tentang intimidasi perasaan anak sulung.  Padahal, sungguh tak seperti yang dia pikirkan.

Mama menganggap aku sedikit berlebihan karena aku menyuruh Flori lebih sering dari biasanya. Selera humor mamaku memang berbeda. Tentu berujung Flori sedikit menangis, tapi toh, dia tetap mencari aku karena sesungguhnya aku adalah kakaknya yang sangat dia cintai.

"Pubi, kau masih punya tangan dan kaki ambil sendiri!" kata mama saat memergoki aku kembali menyuruh Flori mengambilkan air dingin.

Okey, aku memang sedikit berbohong, hanya sedikit ditail yang berubah dari kenyataan yang ada .Aku katakan pada Flori bahwa aku memiliki teman tak kasat mata yang mau menuruti perintahku. Apa pun itu, konyolnya bayi itu percaya! Salahnya, kan? Terlalu percaya karena rasa penasaran yang terlalu besar.

Semua itu bukan suatu kebohongan fatal. Finger cross. Tentu aku menautkan jari di belakang punggung, saat mengatakan kejujuran dengan sedikit perubahan ditail pada Flori. Tapi sejak itu, semua menyenangkan karena adikku akan menuruti semua yang aku suruh.

Tetapi, setiap mengingat Maya sejujurnya aku sendiri memang merasa gundah. Sekuat tenaga aku mencoba menerima fakta dia tak ada, tapi tak bisa.
Ini bukan seperti membicarakan tokoh super Hero di sebuah cerita, lalu saat kau begitu senang, seorang teman berkata apa yang kau ceritakan hanya kisah bohong belaka.

Tapi, ini tentang perasaan menggelitik di kepala, yang kau sendiri ragukan di antara keyakinan, bahwa kau sungguh melihat orang yang pernah kau lihat dengan yakin. Perasaan yang aku yakini bukan milikku saja, tapi juga Duna, Marie, dan Sinta. Pertanyaan yang akhirnya aku simpan hingga membuat aku tak sabar untuk bertemu mereka di sekolah.

Nyaris satu minggu aku harus banyak istirahat, melewati aneka pemeriksaan kedokteran dan semua hal berlebihan, khas mamaku. Terkadang aku sedikit khawatir dengan sifat kekhawatiran mama yang berlebihan itu, tapi  di saat yang sama juga merasa terharu. Terharu karena sadar dikhawatirkan dengan lebay begitu, belum tentu dirasakan semua anak di dunia.

Di sekolah pada jam istirahat pertama, tanpa dikomando siapapun, kami bertemu di dekat laboratorium. Sedikit canggung juga sih, saat kami harus berpelukan bergerombol seperti teletubbies lagi hibernasi begitu. Namun apa boleh buat, memang kejadian itu luar biasa untuk kami semua.

Misteri Tapak JajoWhere stories live. Discover now