Punishment #3

62 20 2
                                    

Wajah Kihyun sudah benar-benar kotor saat dia kembali ke kediaman tuan Kim. Tubuhnya benar-benar lelah, karena dia bekerja sendiri. Bahkan pinggangnya seakan mau lepas, karena apa yang dilakukannya sepanjang hari ini. Dan ketika dia tiba di halaman rumah tuan Kim, Kihyun dibuat kesal mendapati semua orang disana sedang menikmati daging panggang sambil berbagi tawa.

"Apa-apaan mereka? Bagaimana bisa mereka makan dengan bahagia disini. Disaat aku harus menghabiskan waktuku bekerja di kebun." Kihyun menghentakkan kakinya ditanah. Pemuda Yoo itu benar-benar kesal kini.

Netranya mengarah lurus dan tajam pada Hyunwoo kini. Yang tampak menikmati anggur berasnya seraya tertawa.

"Dasar makhluk brengsek! Kenapa orang sepertinya harus ada didunia?" Kihyun menghembuskan nafas kesal, sebelum kemudian beranjak berlalu.

Hatinya terlalu panas untuk berada disana. Karena itu Kihyun memilih berlalu. Tanpa tujuan Kihyun terus melangkah, hingga kemudian dia berhenti dan duduk disebuah kursi yang terdapat dipinggir sungai kecil desa tersebut.

"Aku bahkan belum menyelesaikan separuh pekerjaanku." Keluh Kihyun seraya memijat pelan bahunya yang terasa pegal.

"Jika saja tadi kau menekan emosimu dan sikap keras kepalamu, maka semua pekerjaan itu akan selesai hari ini. Dan sekarang mungkin kau sudah berada diatas ranjang nyaman milikmu." Sebuah suara mengusik kesendirian Kihyun.

Kihyun menoleh, dan mendapati sosok yang ditemuinya siang tadi.

"Kau ini siapa sih? Kenapa selalu muncul dihadapanku?" Melipat tangannya didepan dada, Kihyun menatap kesal namja dihadapannya.

"Kau-lah yang muncul didekatku, bukan aku yang muncul dihadapanmu." Tak mempedulikan tatapan kesal Kihyun, namja itu segera duduk disisi si mungil.

"Apa desa ini diisi oleh orang-orang menyebalkan? Kenapa sejak aku datang tak ada orang yang benar-benar menyenangkan disini?" Tukas Kihyun dengan kalimat sinis.

"Jawabannya ada padamu tuan muda. Jadi jangan tanyakan itu pada orang lain. Tanyakan pertanyaan itu pada dirimu sendiri." Tatapan bingung Kihyun membuat namja disisinya itu mengarahkan tubuh menghadap si mungil.

"Kenapa kau membenci semua orang, disaat kau bahkan belum berusaha mengenalnya? Kenapa kau selalu merutuki keadaan, bahkan sebelum kau mengerti kondisi yang kau alami? Kenapa kau memandang segala hal negatif, disaat ada sisi positif yang tersimpan? Tanyakan semua itu pada dirimu, maka kau akan tahu kenapa tak ada orang-orang yang menyenangkanmu ditempat ini." Lanjut pria itu saat mendapati Kihyub bersiap membalas ucapannya.

"Saat dua orang saling terlibat masalah, itu karena mereka tak memiliki paham yang bisa disatukan. Tapi jika satu orang bermasalah dengan banyak orang, itu karena pemahaman orang itu terhadap orang-orang disekitarnya sangatlah rendah. Jadi sebelum kau bertanya tentang kenapa semua orang disini tidak bisa menyenangkanmu, tanyakan dulu pada dirimu sendiri apa penyebab kau tidak senang dengan apa yang mereka lakukan padamu. Karena jika kau merasa semua orang disini melakukan kesalahan padamu, bisa jadi sebenarnya masalah itu ada padamu sendiri. Kaulah yang tak pernah puas dengan orang-orang disekitarmu. Sehingga selalu menyalahkan orang-orang atas harapan yang tak sesuai dengan pikiranmu." Kihyun dibuat membisu dengan kalimat panjang tersebut.

"Bercermin dan cari letak kesalahannya di dirimu sendiri tuan muda. Maka kau akan mendapatkan jawaban yang kau mau. Bahwa sebenarnya bukan orang-orang yang tak memahami dirimu. Tapi dirimulah yang tak memahami orang-orang. Kau selalu menuntut setiap orang didunia ini sesuai dengan pikiranmu. Sementara tak pernah berupaya bersikap seperti harapan orang-orang." Kihyun mengadahkan pandangan, karena sosok itu sudah nampak bangkit dari duduknya.

"Ini tempat yang nyaman untuk berpikir, jadi berpikir-lah pelan-pelan. Pikirkan apa yang sudah kau lakukan selama ini. Apa yang sudah kau perbuat untuk orang-orang disekitarmu. Sudahkah kau menggargai mereka? Sudahkah kau menganggap kehadiran mereka? Sudahkah kau bersikap baik pada mereka? Jika jawaban dari semua pertanyaan itu adalah belum, kupikir aku tahu kenapa kau merasa tak nyaman berada disini." Mengembangkan senyum tipis, pria itu beranjak begitu saja meninggalkan Kihyun kemudian.

"Apa-apaan dia." Setelah dibuat membisu dengan semua kalimat panjang pria itu, akhirnya Kihyun bersungut kesal seraya memandang punggung sosok misterius tersebut.

"Jika jawaban dari semua pertanyaan itu adalah belum, kupikir aku tahu kenapa kau merasa tak nyaman berada disini." Kalimat terakhir pria itu mengusik Kihyun kini.

"Kenapa jadinya kesalahan seperti ada padaku?" Gumam Kihyun lemah.

Menghela nafas berat, Kihyun membuang pandangannya lurus kini. Memandang gelap seraya memainkan banyak pertanyaan didalam kepalanya. Tak benar-benar mengerti semua yang terbesik dibenaknya, Kihyun berakhir frustasi. Membuat si mungil Yoo mengacak kesal rambutnya sebelum beranjak meninggalkan kursi tersebut.

°•°TBC°•°

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻Haebaragi🌻

Vacation [Book 1]Where stories live. Discover now